Buka konten ini
SEKUPANG (BP) – Jumlah pemohon kartu pencari kerja (AK1) di Kota Batam setelah libur Lebaran tahun ini terpantau masih rendah. Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam, Rudi Sakyakirti, mengatakan, sejak Rabu (9/4) hingga Kamis (11/4), tercatat baru 51 orang yang mengurus AK1.
“Dari jumlah tersebut, sebanyak 48 orang tercatat hingga kemarin (10/4), dan hari ini (kemarin) ada tambahan tiga orang. Semuanya ber-KTP luar Batam,” ujar Rudi, Jumat (11/4).
Menurutnya, sebagian pencari kerja dari luar daerah sudah datang dengan membawa AK1 dari daerah asal, sehingga tidak terdata di Batam. Namun, ia menegaskan bahwa ke depannya, pihaknya akan memperketat pelayanan terhadap pencari kerja yang bukan penduduk Batam.
“Nanti, setelah Perwako turun dari provinsi, kami tidak akan memberikan layanan AK1 bagi pencari kerja yang ber-KTP luar Batam. Untuk perpanjangan masih bisa, sesuai Perda,” jelasnya.
Dalam Perda disebutkan bahwa pelayanan hanya diberikan kepada pencari kerja yang telah berdomisili minimal satu tahun di Batam, dibuktikan dengan surat keterangan dari RT dan RW. “Aturan ini sudah mulai berlaku tahun ini dan akan kami sampaikan ke kelurahan-kelurahan,” tambahnya.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah pemohon AK1 pada pekan pertama pascalebaran juga mengalami penurunan. Tahun lalu tercatat ada 76 pencari kerja, sedangkan tahun ini hanya 51 orang. Rudi menduga hal ini terjadi karena belum semua perantau kembali ke Batam setelah mudik.
Meski jumlah pencari kerja menurun, Rudi memastikan bahwa lowongan kerja di Batam masih tersedia. Sejumlah perusahaan bahkan sudah mulai membuka rekrutmen sejak 2 April lalu, terutama di kawasan industri seperti Batamindo, Mukakuning, Seibeduk.
“Hingga saat ini, sudah ada sekitar 26 lowongan kerja yang masuk ke kami. Namun itu hanya yang dilaporkan ke Disnaker, karena ada juga perusahaan yang membuka lowongan secara mandiri tanpa melapor,” katanya.
Ia menyebutkan bahwa kebutuhan tenaga kerja tidak hanya terbatas pada posisi operator, tetapi juga mencakup jabatan manajerial seperti akuntansi dan teknis lainnya. “Untuk operator, hingga kini belum ada pembukaan lowongan baru,” ujarnya.
Ketika ditanya soal dampak kebijakan kenaikan pajak ekspor ke Amerika terhadap pasar tenaga kerja di Batam, Rudi menyebut belum ada penumpukan pencari kerja. Namun, ia mengakui adanya tren penurunan jumlah tenaga kerja asing (TKA) yang masuk ke Batam.
“Tahun lalu hingga 10 April, ada sekitar 50 TKA yang mengurus perpanjangan. Namun, tahun ini hanya empat orang. Untuk TKA baru juga menurun, baru 25 orang. Tahun lalu totalnya bisa mencapai 100 orang, baik perpanjangan maupun TKA baru,” katanya.
Penurunan ini diduga terjadi karena beberapa proyek konstruksi telah selesai. “Kalau sektor manufaktur seharusnya tidak terdampak karena bukan sektor yang berkaitan langsung,” ujarnya.
Rudi menambahkan, rekrutmen besar di Batam biasanya terjadi pada bulan Juni, seiring dengan berakhirnya masa kontrak pekerja di bulan Mei.
“Saat ini belum ada informasi pembukaan lowongan besar. Namun perusahaan di Mukakuning dikabarkan akan membuka 1.700 lowongan kerja pada Juni. Tidak hanya untuk operator, tetapi juga posisi manajerial, akuntansi, dan administrasi,” pungkasnya. (*)
Reporter : Rengga Yuliandra
Editor : RATNA IRTATIK