Buka konten ini
SINGAPURA (BP) – Mengawali pertemuan The 15th Indonesia-Singapore Six Bilateral Economic Working Groups Ministerial Meeting, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menemui Deputy Prime Minister (DPM) and Minister for Trade and Industry Singapura Gan Kim Yong. Pertemuan keduanya mencakup berbagai sektor strategis. Antara lain penguatan ekonomi kawasan, kerja sama ekonomi Six Working Group (6WG), dan partisipasi kedua negara dalam kerja sama global.
Mereka juga membahas inisiatif ekonomi baru. Seperti kerja sama pembiayaan energi bersih, pengembangan pusat data, serta integrasi logistik berbasis digital yang mendukung efisiensi perdagangan kedua negara. “ASEAN perlu mengambil langkah strategis mencakup harmonisasi standar perdagangan, integrasi keuangan, dan peningkatan konektivitas regional,” ujar Airlangga di Jakarta, kemarin (17/6).
Indonesia dan Singapura memastikan mendukung penguatan sentralitas ASEAN sebagai organisasi kawasan yang memiliki nilai tawar. Mampu mengambil peran di tengah ketidakpastian ekonomi dunia. Tentunya agar visi ekonomi ASEAN 2045 dapat tercapai.
Kolaborasi dalam 6WG, khususnya pada sektor pertanian, energi, dan investasi intens dibahas. Mengingat, peran strategis ketahanan pangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Perlu kolaborasi kedua negara dalam memanfaatkan sumber daya teknologi Singa-pura dan produksi yang dimiliki Indonesia.
“Kerja sama teknologi pangan dan program young farmer dapat menjadi instrumen penguatan ketahanan pangan Indonesia dan Singa-pura,” ucap politisi Golkar itu.
Di sektor investasi, Singapura berperan sebagai mitra utama dalam mendukung pembangunan kawasan industri dan infrastruktur di Indonesia. “Sebagai bagian dari kerja sama strategis, Singapura diharapkan dapat meningkatkan investasinya hingga USD30-40 miliar,” kata Airlangga.
Dalam kesempatan itu, Menteri Gan mendukung Indonesia untuk bergabung dalam kerja sama Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP) dan Organization of Economic Co-operation and Development (OECD). “Karena memiliki modalitas kuat untuk berkontribusi dalam perekonomian global,” tuturnya. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG