Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Proses negosiasi dagang dengan Amerika Serikat (AS) segera dimulai. Perwakilan dari Indonesia akan bertemu dengan tim ekonomi pemerintah AS selama sepekan. Mulai besok (16/4) sampai 23 April.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, delegasi Indonesia menjadi negara pertama yang diundang Presiden AS Donald Trump untuk membahas kebijakan tarif resiprokal. ”Indonesia adalah salah satu negara yang mendapat kesempatan pertama untuk diundang ke Washington. Jadi, ini tentu berdasarkan apa yang sudah disampaikan oleh pemerintah Indonesia,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (14/4).
Selain Airlangga, delegasi Indonesia yang akan bertandang ke AS adalah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu, dan beberapa wakil menteri. Menkeu Sri Mulyani Indrawati beserta Wamenkeu Thomas Djiwandono juga akan menghadiri Spring Meeting IMF-World Bank di Washington DC.
Delegasi tersebut akan melakukan pertemuan penting dengan berbagai pejabat tinggi AS, termasuk perwakilan dari United States Trade Representative (USTR), Kementerian Perdagangan (Secretary of Commerce), Kementerian Luar Negeri (Secretary of State), dan Kementerian Keuangan AS (Secretary of Treasury). Airlangga menambahkan, pemerintah Indonesia sebelumnya juga telah menyampaikan surat secara resmi kepada Secretary of Commerce, USTR, dan Secretary of Treasury.
”Kami sudah mempersiapkan non-paper yang relatif lengkap, baik itu yang terkait dengan tarif, non-trade measures atau non-tariff barrier, dan juga terkait dengan investasi dan secara resiprokal apa yang Indonesia minta di dalam kerja sama,” tutur Airlangga.
Dia menyebutkan, rencana Indonesia untuk mengompensasikan delta ekspor dan impor terhadap AS dengan membeli sejumlah produk AS juga akan dibahas. Seperti diketahui, pemerintah berencana menambah nilai impor dari AS senilai 18-19 miliar dolar AS (USD). Nantinya, lanjut dia, akan ada perusahaan RI yang berinvestasi di AS. Hal itu sebagai bentuk negosiasi dari Indonesia terkait dampak tarif resiprokal 32 persen yang akan dibebankan kepada Indonesia.
Namun, Airlangga belum bisa memerinci investasi maupun perusahaan yang akan berinvestasi di AS. Sebab, hal tersebut bergantung pada negosiasi dengan AS.
Menurut Airlangga, setelah melakukan kesepakatan dengan AS, pemerintah akan langsung mengumumkan rencana investasi Indonesia di AS. ”Sehingga seluruhnya tentu tergantung pembicaraan nanti. Nah itu (komoditas dan perusahaan) nanti diumumkannya di sana (AS),” katanya.
Qatar Investasi Rp33 Triliun lewat Danantara
Presiden Prabowo Subianto menyebut Qatar siap melak-sanakan kerja sama investasi dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia). Dana yang akan ditanamkan sebesar 2 miliar dolar AS (USD) atau sekitar Rp33,5 triliun.
Hal itu disampaikan Prabowo setelah bertemu dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani di Istana Amiri Diwan Minggu (13/4) malam waktu setempat. Pertemuan itu dalam rangka mempererat hubungan bilateral melalui penandatanganan sejumlah kerja sama strategis.
”Saya kira pertemuan sangat baik, produktif, kita sepakat untuk segera tingkatkan kerja sama. Beliau (Emir Qatar) akan inves dengan Danantara. Satu dana bersama, beliau komitmen USD2 miliar tadi,” kata Prabowo.
Prabowo didampingi Chief Executive Officer (CEO)/Kepala BPI Danantara Rosan Roeslani dan Menteri Perumahan dan Permukiman Rakyat Maruarar Sirait. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG