Buka konten ini
BATAM (BP) – Pemerintah pusat mulai menaruh perhatian serius terhadap peran strategis Batam dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari dua kali pemanggilan jajaran pimpinan BP Batam oleh Presiden Prabowo Subianto sejak Maret 2025 lalu.
Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, Fary Djemy Francis, mengungkapkan bahwa dalam dua pertemuan tersebut, Presiden secara langsung menginstruksikan agar BP Batam menggenjot sektor-sektor unggulan, terutama kawasan industri dan galangan kapal.
”Presiden memberi kami target yang jelas: pertumbuhan ekonomi Batam harus lebih tinggi dari rata-rata nasional. Untuk itu, kawasan industri harus menjadi tulang punggungnya,” ujar Fary saat kunjungan kerja ke Panbil Industrial Estate dan Kawasan Industri Terpadu Kabil, Rabu (28/5).
Kunjungan kerja tersebut dilakukan dalam rangka belanja masalah, yaitu menyerap langsung keluhan dan aspirasi dari para pengelola kawasan serta pimpinan perusahaan yang beroperasi di kawasan industri. Menurut Fary, penguatan relasi dengan investor menjadi kunci dalam menciptakan iklim usaha yang sehat dan kompetitif.
”Kami ingin menjalin hubungan dengan investor seperti teman atau sahabat. Komunikasi harus cair dan solutif,” tambahnya.
Salah satu persoalan utama yang mencuat dalam dialog dengan pelaku industri adalah kenaikan harga gas bumi, yang dinilai membebani biaya produksi dan mengancam daya saing manufaktur lokal.
BP Batam tidak tinggal diam. Otorita itu berkomitmen menjadi jembatan antara dunia usaha dan para pemangku kepentingan, baik di tingkat daerah maupun nasional, guna mencari solusi bersama atas berbagai hambatan investasi.
”Kami tidak ingin masalah ini berlarut-larut. Dalam waktu dekat kami akan menggelar pertemuan lintas sektor untuk membahas keluhan ini secara lebih mendalam,” kata Fary.
Ia menambahkan, saat ini BP Batam sedang melakukan konsolidasi internal untuk menyelaraskan program kerja dengan visi pembangunan nasional, khususnya dalam konteks penguatan sektor industri, maritim, dan logistik.
”Batam harus menjadi pusat pertumbuhan industri yang efisien dan modern. Ini bukan sekadar soal capaian angka, tapi bagaimana membangun kepercayaan investor terhadap arah kebijakan pemerintah,” pungkasnya. (*)
Reporter : ARJUNA
Editor : RYAN AGUNG