Buka konten ini
SAGULUNG (BP) – Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan aksi tak patut seorang remaja yang menantang ayahnya berkelahi setelah permintaannya untuk dibelikan sepeda motor ditolak. Dalam video itu, remaja tersebut bahkan sempat mendorong ayahnya yang telah lanjut usia. Kejadian ini diketahui terjadi di Dapur 12, Kecamatan Sagulung.
Kapolsek Sagulung, Iptu Rohandi Tambunan, membenarkan peristiwa tersebut. Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari orangtua remaja itu dan segera mengambil langkah pembinaan.
“Iya, itu benar. Kami sudah melakukan edukasi dan pembinaan terhadap anak tersebut,” ujar Kapolsek saat dikonfirmasi, Selasa (15/4).
Rohandi menambahkan, orangtua remaja itu datang ke Polsek bukan untuk membuat laporan hukum, melainkan memohon bantuan agar anaknya dibina secara psikologis dan moral. “Mereka mengadu agar anaknya dibimbing. Kami tanggapi dengan pendekatan humanis,” ucapnya.
Pembinaan dilakukan secara edukatif dengan harapan sang anak memahami kesalahannya dan memperbaiki hubungan dengan orangtuanya.
Kini, remaja tersebut telah kembali ke rumah dan berada dalam pengawasan pihak keluarga serta kepolisian.
Dalam video klarifikasi yang juga beredar di media sosial, ibu dari remaja itu mengungkapkan rasa terima kasih kepada pihak kepolisian. “Kami berterima kasih kepada Pak Kapolsek. Anak kami sekarang sudah berubah, tidak bandel lagi, dan Alhamdulillah sudah mulai salat lagi,” ujarnya dengan nada haru.
Kasus ini menyita perhatian publik. Banyak warganet berharap peristiwa serupa tidak terulang. Pembinaan dari keluarga serta dukungan lingkungan dan aparat keamanan dinilai penting dalam membentuk karakter anak di masa remaja.
Terpengaruh Lingkungan dan Teman Sebaya
Remaja berinisial Ib, 17, yang kini putus sekolah, disebut bertindak kasar akibat pengaruh lingkungan dan tekanan sosial di sekitarnya.
Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Batam, Erry Syahrial, menyayangkan peristiwa tersebut. Ia menilai, tindakan remaja itu tidak lepas dari pengaruh teman sebaya dan tren di media sosial.
“Biasanya, di lingkungan seperti itu sedang tren naik motor, jadi anak-anak gampang ikut-ikutan,” kata Erry.
Ia menjelaskan bahwa remaja pada usia ini sedang dalam proses pencarian jati diri dan sangat rentan terpengaruh. Media sosial, lanjutnya, juga memberi pengaruh kuat karena banyak memperlihatkan gaya hidup menyenangkan.
Erry menekankan pentingnya edukasi dari orangtua. Menurutnya, kemungkinan besar orangtua Ib memiliki pertimbangan kuat untuk tidak membelikan sepeda motor.
“Orangtua pasti punya alasan, entah karena faktor keamanan atau keuangan. Tapi yang penting anak diberikan pemahaman, terutama tentang risiko berkendara,” ujarnya.
Erry juga menyarankan agar orangtua memeriksakan kondisi psikologis anak dan bila perlu, melibatkan kepolisian dalam proses pembinaan. “Kalau tidak bisa sendiri, minta bantuan polisi untuk menasihati,” imbuhnya.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Sagulung, Iptu Anwar Aris, membenarkan kejadian tersebut terjadi dua hari lalu di Jalan Dapur 12 Blok A2, Sagulung.
“Orangtuanya memang tidak membuat laporan. Mereka hanya meminta kami untuk menasihati anaknya,” jelasnya.
Ia memastikan bahwa pembinaan telah dilakukan dan remaja tersebut kini menunjukkan perubahan perilaku. “Anaknya sudah lebih baik sekarang, dan sudah mulai salat juga,” tutup Aris. (*)
Reporter : Eusebius Sara – Yofi Yuhendri
Editor : RATNA IRTATIK