Buka konten ini
BATUAJI (BP) – Warga di sekitar Jalan Brigjen Katamso, Tanjunguncang, mengeluhkan penumpukan sampah yang semakin parah. Pemerintah meminta masyarakat membuang sampah pada tempatnya, tetapi armada pengangkut justru lamban dalam menjalankan tugasnya mengangkut sampah yang dikumpulkan masyarakat. Akibatnya, banyak yang jengkel dan membuang sampah di tepi jalan.
Belasan titik penumpukan sampah terlihat di sepanjang jalan menuju galangan kapal. Salah satu yang paling parah berada di pinggir jalan sebelum kawasan galangan PT ASL. Sampah meluber hingga ke badan jalan, mengganggu pengguna jalan dan menyebarkan bau busuk.
‘‘Kami disuruh tertib, tapi sampah di permukiman sering tidak diangkut tepat waktu. Akhirnya, orang cari cara lain buat buang sampah, termasuk ke pinggir jalan ini,’’ ujar Aldi, warga Perumahan Putera Jaya, Tanjunguncang, kemarin.
Menurut warga, keterlambatan armada sampah menjadi penyebab utama masalah ini. Sampah yang seharusnya diangkut rutin justru dibiarkan menumpuk hingga berminggu-minggu. Akibatnya, warga tak punya pilihan lain selain membuang ke tempat terbuka.
‘‘Kalau diangkut tepat waktu, warga pasti buang di TPS. Tapi kalau dibiarkan numpuk, ya akhirnya ada yang buang sembarangan,’’ kata Sumarno, pekerja galangan kapal yang setiap hari melewati jalur tersebut.
Selain mengganggu estetika, sampah yang menumpuk juga menimbulkan bau menyengat, menjadi sarang lalat, dan berpotensi menyebarkan penyakit. Warga berharap pemerintah segera mencari solusi, termasuk memperbanyak armada pengangkut sampah dan menindak pembuang sampah liar.
‘‘Jangan cuma menyalahkan warga. Kalau pengelolaan sampahnya baik, masalah ini tidak akan terjadi,’’ tambah Aldi.
Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam telah menambah 16 unit armada baru, terdiri dari 14 unit truk armrol dan 2 unit dump truck, untuk menggantikan kendaraan pengangkut yang sudah tua dan tidak optimal.
Kepala DLH Kota Batam, Herman Rozie, mengatakan bahwa peremajaan armada ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengangkutan sampah di Batam.
”Sebagian armada lama sering rusak, sehingga menghambat pengangkutan di beberapa titik. Dengan tambahan 16 unit baru ini, kami berharap layanan kebersihan lebih optimal,” ujarnya, Selasa (4/3). (*)
Reporter : Eusebius Sara
Editor : Ratna Irtatik