Buka konten ini
BATAM (BP) – Kesadaran masyarakat untuk melaporkan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Batam terus meningkat. Sepanjang Januari hingga Februari 2025, Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Batam mencatat 57 laporan kasus kekerasan.
Kepala UPTD PPA Kota Batam, Dedy Suryadi, mengungkapkan bahwa peningkatan jumlah laporan bukan semata-mata karena kasus kekerasan bertambah, tetapi lebih disebabkan oleh meningkatnya kesadaran masyarakat serta semakin banyaknya yang mengetahui layanan UPTD PPA.
”Kesadaran masyarakat untuk melapor semakin tinggi. Banyak korban yang sebelumnya tidak tahu harus mengadu ke mana, kini lebih berani speak up dan mencari perlindungan,” ujar Dedy, Jumat (28/2).
Dibanding tahun-tahun sebelumnya, laporan kasus kekerasan di Batam mengalami peningkatan signifikan. Pada periode yang sama di 2023, tercatat 38 kasus, sementara pada 2024 naik menjadi 53 kasus.
Kasus yang dilaporkan mencakup berbagai bentuk kekerasan, mulai dari kekerasan fisik, kekerasan seksual, sengketa hak asuh anak, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), hingga indikasi Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Dedy menilai peningkatan laporan ini juga didorong oleh koordinasi yang lebih baik antara UPTD PPA dan pihak kepolisian.
”Sinergi dengan kepolisian semakin kuat. Jalur pelaporan lebih jelas, sehingga koordinasi antara Polsek dan UPTD PPA makin efektif,” tambahnya.
Untuk memastikan korban mendapatkan perlindungan maksimal, UPTD PPA Kota Batam terus meningkatkan layanan. Upaya yang dilakukan antara lain pendampingan psikologis, bantuan hukum, serta mediasi bagi korban kekerasan.
”Kami terus berupaya memberikan layanan terbaik. Dengan semakin banyak korban yang berani melapor, kami bisa lebih optimal dalam memberikan perlindungan bagi kelompok rentan,” kata Dedy.
Ia juga berharap dengan semakin banyaknya kasus yang terlapor, tindakan pencegahan bisa lebih efektif dilakukan. Kesadaran masyarakat dan kerja sama dengan berbagai pihak menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi perempuan dan anak di Batam. (*)