Buka konten ini

Cuaca buruk yang melanda pe-rairan Batam beberapa hari terakhir menyebabkan gangguan signifikan pada aktivitas pelayaran di Pelabuhan Feri Internasional Batam Center, Minggu (12/1). Sebanyak empat kapal harus tertunda jadwal keberangkatannya karena kondisi angin kencang dan ombak tinggi yang membahayakan pelayaran.
Selain itu, sejumlah kawasan dilaporkan terdampak banjir akibat tingginya curah hujan. beberapa kawasan itu di antaranya adalah Permata laguna, Tiban Kampung, Bengkong, Batuaji, dan Simpang Dam.
Tak hanya itu, kapal yang hendak bersandar, baik di kedatangan maupun keberangkatan, juga terganggu. Sejumlah petugas harus turun tangan menarik kapal agar dapat bersandar di tempat yang sesuai.
Syahbandar Pelabuhan Feri Internasional Batam Center, Erik Mario Sihotang, me-ngatakan bahwa selama tiga hari terakhir cuaca di Batam cukup ekstrem. Namun, pada Minggu (12/1), kondisi cuaca lebih buruk hingga menyebabkan empat kapal tertunda keberangkatannya.
“Ada empat kapal mengalami keterlambatan akibat cuaca. Hanya hari Minggu (12/1) saja, pada Jumat (10/1) maupun Sabtu (11/1), meskipun hujan, tidak ada keterlambatan,” ujar Erik, Minggu (12/1).
Durasi keterlambatan dari jadwal berkisar antara 10–15 menit. Namun, menurut Erik, hal itu cukup mengganggu karena selama ini kapal selalu berangkat tepat waktu.
“Karena jarak keberangkatan antarkapal tidak terlalu lama. Jadi, kalau terlambat satu, akan berpengaruh terhadap yang lain,” imbuhnya.
Erik menjelaskan, gelombang laut saat ini bisa mencapai lebih dari dua meter. Kondisi tersebut cukup menyulitkan bagi kapal berukuran kecil, terutama tujuan Malaysia atau dari Malaysia.
“Ada penumpang yang muntah karena gelombang kuat. Dua meter itu tinggi untuk kapal berukuran kecil,” ujarnya.
Selain menyebabkan keterlambatan keberangkatan, cuaca juga membuat kapal sulit bersandar, baik kapal yang baru tiba maupun yang antre untuk berangkat. “Kondisi angin dan gelombang yang tinggi membuat kapal kesulitan melakukan manuver sandar. Kami tetap memprioritaskan keselamatan penumpang dan kru,” ujar Erik.
Meski ada gangguan pelayaran, jumlah penumpang di pelabuhan relatif sepi dibandingkan akhir pekan sebelumnya. Erik memprediksi lonjakan jumlah penumpang baru akan terjadi menjelang perayaan Imlek.
“Selama Natal dan tahun baru, arus penumpang tidak terlalu ramai. Namun, kami memperkirakan akan ada peningkatan menjelang Imlek,” jelas Erik.
Ia juga mengimbau calon penumpang untuk selalu memeriksa jadwal keberangkatan kapal sebelum datang ke pelabuhan. “Kami meminta penumpang untuk tetap bersabar karena keselamatan adalah prioritas utama kami,” tambahnya.
Sementara itu, intensitas hujan di wilayah Kepulauan Riau (Kepri) diperkirakan masih akan tinggi hingga 14 Januari mendatang. Meski tidak seekstrem hujan lebat yang terjadi pada Jumat hingga Minggu (10–12/1), curah hujan pada Senin dan Selasa (13–14/1) tetap masuk kategori intens, disertai angin kencang.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam, Ramlan, mengatakan, kondisi cuaca di Kepri beberapa hari ke depan masih didominasi hujan. Intensitasnya memang tidak setinggi beberapa hari terakhir, tetapi tetap tergolong tinggi. “Perkiraan kondisi seperti ini (didominasi hujan) masih akan berlangsung hingga 14 Januari,” ujar Ramlan, Minggu (12/1).
Ia menjelaskan, kondisi cuaca seperti ini membawa dampak signifikan, mulai dari meningkatnya gelombang laut hingga genangan air dan banjir di sejumlah wilayah, termasuk mengganggu aktivitas masyarakat di laut hingga transportasi umum.
“Gelombang di laut cukup tinggi. Masyarakat yang beraktivitas di laut, termasuk transportasi umum, diharapkan lebih waspada. Kami juga menyarankan masyarakat menghindari kawasan pesisir, terutama saat pasang air laut meningkat,” ujar Ramlan.
Banjir rob atau banjir akibat naiknya air laut juga dilaporkan terjadi di beberapa wilayah pesisir, seperti kawasan Nongsa, Batam. Ramlan menjelaskan, banjir rob ini dipe-ngaruhi oleh tingginya pasang air laut yang bersamaan dengan hujan deras dan angin kencang.
“Beberapa permukiman di daerah pesisir diinformasikan mengalami banjir karena pasang air laut naik,” imbuhnya.
Ia juga menyarankan masya-rakat menunda aktivitas liburan di kawasan pantai demi menghindari risiko cuaca buruk. “Jika tidak mendesak, lebih baik menunda perjalanan atau liburan di kawasan pantai. Kombinasi hujan deras, angin kencang, dan pasang air laut berisiko tinggi,” tambahnya.
Dengan potensi cuaca ekstrem yang masih berlangsung, masyarakat diharapkan selalu mengikuti informasi terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta mempersiapkan langkah antisipasi, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rawan banjir atau pesisir.
“Kami terus memantau kondisi ini dan akan memberi peringatan dini kepada masyarakat jika ada potensi cuaca ekstrem. Diharapkan semua pihak tetap waspada dan mematuhi arahan dari otoritas terkait,” pungkasnya.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Tanjungpinang, Fazzli, juga mengimbau masyarakat Kepri untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang kerap terjadi belakangan ini. Fazzli mengingatkan masya-rakat untuk lebih bijak dalam beraktivitas selama cuaca buruk berlangsung.
”Kami mengimbau masya-rakat agar meminimalkan aktivitas di luar ruangan ketika hujan deras atau angin kencang. Keselamatan adalah yang utama,” tegasnya, Minggu (12/1).
Ia juga memberikan beberapa langkah antisipasi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Di antaranya, kurangi aktivitas luar ruangan. Masyarakat diminta untuk menghindari bepergian saat hujan deras disertai angin kencang dan petir.
”Bagi pengendara sepeda motor yang terjebak hujan, disarankan segera mencari tempat aman untuk berteduh, hindari tiang listrik dan pohon besar yang rawan tumbang,” tambahnya.
Nelayan dan pengguna transportasi laut diingatkan untuk melengkapi peralatan keselamatan, seperti life jacket, life buoy, liferaft, dan alat navigasi lainnya. Pemilik kapal juga diwajibkan untuk menye-diakan alat pemadam api ringan (APAR) dan memperhatikan kelayakan kapal sebelum berlayar.
Selain itu, masyarakat diminta untuk secara rutin memperbarui informasi prakiraan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). ”Informasi ini penting sebagai panduan untuk merencanakan aktivitas, baik di darat, laut, maupun udara, ” tuturnya.
Fazzli juga mengimbau para orangtua agar melarang anak-anak bermain di sekitar aliran listrik atau tiang listrik, terutama saat kondisi hujan atau banjir, guna mencegah risiko tersengat listrik.
”Kewaspadaan dan kepatuhan masyarakat terhadap imbauan ini sangat penting untuk meminimalkan potensi kecelakaan. Dengan langkah antisipasi yang tepat, kita bisa bersama-sama menjaga keselamatan,” tambahnya.
Imbauan ini juga ditujukan kepada para pemilik sarana transportasi laut agar me-ngutamakan keselamatan penumpang dengan meleng-kapi alat keselamatan seperti life jacket dan alat navigasi. Kondisi cuaca ekstrem yang tidak menentu belakangan ini menjadi perhatian serius. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari pihak terkait demi keselamatan bersama. (***)
Reporter : Yashinta, Rengga Yuliandra
Editor : RYAN AGUNG