Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Bank Indonesia (BI) memastikan cadangan devisa (cadev) terjaga di tengah ketidakpastian ekonomi dunia. Bahkan, cadev mengalami kenaikan di akhir 2024. Faktor eksternal masih akan meme-ngaruhi nilai tukar rupiah ke depan.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Edi Susianto menjelaskan, perkembangan nilai tukar mata uang dunia saat ini sangat dipengaruhi oleh sejumlah sentimen global. Beberapa faktor utama antara lain, resiliensi ekonomi Amerika Serikat (AS). Dimana menurunkan agresivitas pemangkasan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) di 2025. Edi menilai kebijakan proteksionis yang kemungkinan diambil oleh Presiden AS terpilih Donald Trump dapat semakin memperburuk perdagangan internasional. Di sisi lain, perekonomian Eropa dan Tiongkok yang mengalami pelambatan turut memberikan dampak signifikan pada fluktuasi nilai tukar.
“Faktor-faktor tersebut mendorong indeks USD (DXY) cenderung menguat terhadap hampir seluruh mata uang dunia, termasuk terhadap rupiah,” terang Edi kepada Jawa Pos (grup Batam Pos) tadi malam.
Sementara itu, Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan bahwa posisi cadangan devisa Indonesia per akhir Desember 2024 sebesar USD 155,7 miliar. Jumlah itu meningkat dibandingkan posisi November 2024 yang tercatat USD 150,2 miliar. Kenaikan cadev disebabkan penerimaan pajak dan jasa, penarikan pinjaman luar negeri (LN) pemerintah, serta penerimaan devisa minyak dan gas (migas).
Jumlah cadev itu setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. “Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ujar Ramdan.
BI memandang cadangan devisa mampu mendukung ketaha-nan sektor eksternal. Sejalan dengan prospek ekspor tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan tetap mencatatkan surplus. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO