Buka konten ini
Anambas (BP) – Kapal kargo KM Sejahtera 20 karam di dermaga Matak Base milik perusahaan Medco Energi di Anambas, Jumat (30/5) pagi. Kapal asal Tanjung Priok, Jakarta, itu tenggelam ketika tengah memuat belasan ISO tank.
Sinyal bahaya sebenarnya telah terlihat sejak 20 jam sebelum insiden. Kapal mulai miring perlahan ke arah kanan saat sedang bersandar dan melakukan proses pemuatan barang.
“Awalnya hanya miring sedikit, tapi terus memburuk,” kata Sekretaris BPBD Anambas, Iswira, saat dikonfirmasi Batam Pos (Jawa Pos Group).
Upaya untuk menyeimbangkan posisi kapal pun sempat dilakukan. Awak kapal memindahkan muatan air bersih dari buritan kiri ke kanan sekitar pukul 00.30 WIB. Namun, kondisi kapal tak kunjung membaik. Ketika air pasang datang menjelang pagi, kapal makin miring hingga mencapai sudut hampir 10 derajat. “Sudah tidak bisa diseimbangkan lagi. Semua ABK langsung dievakuasi,” ujar Iswira.
Tepat pukul 09.00 WIB, kapal dengan bobot angkut puluhan ton itu akhirnya tenggelam sepenuhnya. Kapal tersebut membawa 13 unit ISO tank, yang merupakan bagian dari logistik pengeboran minyak untuk kegiatan operasional Medco Energi.
Beruntung, seluruh awak kapal yang berjumlah 12 orang, termasuk nakhoda bernama Aditya, berhasil menyelamatkan diri.
Penyebab pasti insiden ini masih dalam penyelidikan. Pihak kepolisian dan Syahbandar telah turun ke lokasi untuk menggelar investigasi awal.
Sementara itu, pihak Medco Energi belum bisa memberikan keterangan lengkap. Humas Medco, Heri Ruslan, mengatakan dirinya sedang cuti dan belum mendapatkan laporan detail.
“Saya akan koordinasi dengan rekan yang sedang bertugas,” ujarnya singkat saat dihubungi.
Nelayan Cemat, Takut Laut Tercemar
Tenggelamnya KM Sejahtera di Dermaga Medco Anambas, menyisakan kecemasan bagi nelayan di sekitar Matak.
“Kami tahunya kapal itu sedang memuat ISO tank. Tapi tak tahu isinya apa. Apakah minyak, oli, atau cairan lain,” ujar Hasbi, seorang nelayan lokal.
Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan. Bila benar kapal memuat bahan cair seperti minyak atau oli, potensi pencemaran laut di wilayah perairan kaya biota itu menjadi nyata. Apalagi, Matak dikenal sebagai salah satu kantong hidup masyarakat nelayan Anambas.
“Kami minta perusahaan bertindak cepat. Jangan sampai laut kami tercemar dan ekosistem rusak,” kata Hasbi.
Menanggapi kekhawatiran warga, pihak Medco Energi, selaku pengelola Matak Base, menyatakan bahwa seluruh proses penanganan insiden telah dilakukan sesuai protokol keamanan lingkungan. Termasuk pemasangan oil boom, alat pelindung untuk melokalisir tumpahan minyak agar tidak menyebar ke area yang lebih luas.
“Evakuasi sudah kami lakukan sesuai prosedur,” ujar Leony Lervyn, Senior Manager Communication Medco Energi. Terkait muatan kapal, itu berada di bawah tanggung jawab perusahaan lain, bukan Medco.
Sementara itu, pihak kepolisian dan Syahbandar telah diterjunkan ke lokasi untuk menyelidiki penyebab pasti insiden. Publik kini menunggu hasil investigasi dan kepastian apakah tumpahan cairan dari kapal akan berdampak pada laut Anambasyang selama ini menjadi urat nadi kehidupan masyarakat pesisir. (*)
Reporter : Ihsan Imaduddin
Editor : GALIH ADI SAPUTRO