Buka konten ini
YERUSALEM (BP) – Israel mengklaim telah membunuh salah satu petinggi Hamas, Muhammad Sinwar. Klaim itu disampaikan setelah a-danya penemuan jenazah yang diindikasikan kuat merupakan Sinwar di reruntuhan kompleks sebuah terowongan di Khan Younis.
Laporan kanal televisi Arab Saudi Al-Hadath menyebut bahwa penemuan jenazah itu terjadi lima hari setelah pengeboman yang dilakukan oleh militer Israel (IDF). ”Belum ada konfirmasi resmi, tetapi dari semua indikasi memang benar bahwa Muhammad Sinwar telah dieliminasi,” kata Menteri Pertahanan I-srael Israel Katz seperti dilansir dari Times of Israel.
Selain Sinwar, ditemukan pula sepuluh jenazah lainnya yang disebut menjadi ajudannya. Termasuk Muhammed Shabaneh yang merupakan komandan Brigade Rafah.
Serangan militer Israel me-nargetkan rute terowongan yang ada di Rumah Sakit Eropa di Khan Younis. Manuver IDF dengan menghancurkan infrastruktur bawah tanah diyakini akan secara signifikan menurunkan kemampuan komandi dan kendali Hamas.
Tentara Zionis masih terus menjalankan operasi lebih intensif di sejumlah titik. Hal itu dilakukan seiring dengan belum adanya terobosan dalam proses negosiasi.
Awalnya, IDF tidak yakin bahwa Sinwar ada di kompleks bawah tanah selama serangan berlangsung. Tetapi, setelah meyakini bahwa tidak ada sandera di lokasi, IDF diberi lampu hijau oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Katz untuk melumpuhkan sisten kekuatan Hamas di terowongan.
Selama beberapa hari berikutnya, keyakinan IDF bahwa Sinwar berada di wilayah itu dan telah terbunuh semakin meningkat. IDF berkeyakinan bahwa tewasnya Sinwar dakan meningkatkan kemungkinan Hamas akan menyetujui gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.
Sementara itu, seperti dilansir Ynet, Israel berencana untuk membagi Jalur Gaza menjadi tiga zona. Langkah itu merupakan bagian dari serangan militer yang semakin diperluas jika gencatan senjata dan negosiasi pembebasan sandera di Qatar tidak membuahkan hasil.
Sunday Times merilis pene-muan sebuah peta pembagian tiga zona itu. Peta tersebut diduga dibocorkan oleh di-plomat yang tengah diberi pengarahan terkait rencana tersebut.
Dalam peta itu, warga sipil terkonsentrasi di antara wilayah yang dijajah Israel di Gaza utara, tengah, dan selatan. Dalam laporan itu disebutkan bahwa nantinya warga sipil akan dilarang bergerak di antara zona tanpa izin. Pergerakan barang juga hanya dii-zinkan jika telah melalui pemeriksaan keamanan. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG