Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi di Indonesia pada Kuartal I 2025 mencapai Rp465,2 triliun. Angka ini tumbuh sebesar 15,9 persen secara tahunan (yoy) dan 2,7 persen secara Quarter-to-Quarter (QoQ).
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan realisasi investasi Kuartal I 2025 ini setara dengan 24,4 persen dari target yang ditetapkan pada tahun 2024 sebesar Rp1.905,6 triliun. Rosan membeberkan bahwa dari total investasi yang sudah masuk ke tanah air, sudah menyerap tenaga kerja sebanyak 594.104 pekerja. Angka tersebut meningkat 8,5 persen, atau tumbuh 8,5 persen secara tahunan atau Year-on-Year (YoY).
”Dan yang paling penting peningkatannya ini 15,9 persen secara YoY. Paling penting lagi karena tujuan kita adalah penciptaan lapangan kerja dan penciptaan lapangan kerjanya sebanyak 594.104 orang dari investasi yang dihasilkan,” kata Rosan dalam konferensi pers pencapaian kinerja investasi di Jakarta, Selasa (29/4).
Sementara itu, dari sebaran investasi, ada lima daerah yang tercatat menjadi lokasi realisasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Paling tinggi realisasi investasi terjadi di Jakarta mencapai Rp69,8 triliun atau tumbuh 15 persen.
Kemudian, disusul oleh Jawa Barat yang mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp68,5 triliun. Lalu, Jawa Timur Rp 36 triliun, Sulawesi Tengah Rp32,7 triliun dan Banten sebesar Rp31,1 triliun.
Dari sisi Penanaman Modal Asing (PMA), tercatat realisasi investasi sebesar Rp230,4 triliun atau 12,7 persen. Sedangkan untuk PMDN tercatat tumbuh sebesar 19,1 persen atau mencapai Rp234,8 triliun.
Rosan menyebut, lonjakan investasi PMDN ini disebabkan oleh faktor peningkatan dari segi infrastruktur terutama pembuatan jalan tol, seperti di daerah Sumatra dan Riau.
”Kemudian ada peningkatan di bidang real estate dan properti. Jadi itu yang membuat PMDN kita meningkat lebih tajam,” jelasnya.
Dilihat dari asal negaranya, Singapura menjadi investor asing terbesar dengan nilai USD 4,6 miliar. Disusul Hong Kong di posisi kedua dengan nilai USD 2,2 miliar.
Lalu, mengekor di belakangnya, ada Tiongkok dengan nilai investasi USD 1,8 miliar. Kemudian Malaysia USD 1 miliar dan Jepang dengan nilai USD 1 miliar.
Rosan menyebut selama 10-11 tahun terakhir memang Singapura ini selalu menjadi negara nomor satu yang melakukan investasi ke tanah air. ”Adapun Malaysia saat ini masuk karena adanya joint venture dari perusahaan Indonesia dan Malaysia yang kemudian mereka berinvestasi ke Indonesia. Ini yang menyebabkan Malaysia masuk ke nomor 4 realisasi terbesar di Indonesia,” tutupnya.(*)
Reporter : JP Group
Editor : gustia benny