Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Harga emas Antam sedikit melandai ke Rp1,96 juta per gram, Jumat (18/4) meski, sempat menyentuh angka Rp2,04 juta di pagi hari. Salah satu dugaan penyebab harga emas yang terus menanjak adalah ketidakpastian tinggi dalam ekonomi global dan meningkatnya risiko resesi, terutama di Amerika Serikat (AS).
Selain itu, konflik perdagangan antara AS dan Tiongkok juga membuat investor memilih untuk membeli emas. Di tengah ketidakpastian dan risiko global, emas dianggap menjadi aset yang paling dicari.
Ekonom Insitute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, emas menjadi aset safe haven andalan yang dipilih investor di tengah ketidakpastian global. Alasannya, akses yang lebih mudah dan familiar dibandingkan safe haven lain seperti mata uang asing.
Dia menambahkan bahwa investor ritel dalam kategori masyarakat kelas menengah pun lebih mudah untuk mengakses instrumen emas apabila mereka memiliki tabungan “dingin”. ”Emas memang dari dulu sudah menjadi safe haven dan salah satu yang istilahnya memang mudah dicerna dalam konteks investasi dibandingkan antarmata uang yang lebih sophisticated,” ujar Eko.
Di tengah perang dagang yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump, Eko mencatat adanya pergeseran investor global yang mulai beralih tidak hanya pada instrumen emas sebagai safe haven tetapi juga mata uang di dolar AS, euro, franc Swiss, dan yen Jepang.
Sementara itu, Analis Mata Uang Doo Financial Futures Lukman Leong merekomendasikan masyarakat untuk mengalokasikan investasi ke aset safe haven dengan porsi sebesar 30 persen dari total portofolionya, di tengah terus berlangsungnya tensi ekonomi dan geopolitik global. “Diversifikasi dengan menaikkan porsi safe haven paling tidak 30 persen, kurangi aset beresiko dan naikkan juga cash atau setara,” ujarnya. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO