Jumat, 18 April 2025

Silakan berlangganan untuk bisa membaca keseluruhan berita di Harian Batam Pos.

Baca Juga

Menyulam Kata dan Merangkai Cerita Inspiratif melalui Tutur Lisan

Mengenal Juru Kisah, Profesi Klasik yang Kekal Bertahan

Di tengah derasnya arus modernisasi, masih terdapat profesi klasik yang kini cukup langka. Meskipun kini jarang ditemui, profesi juru kisah, masih tetap bertahan di tengah gemuruh perubahan zaman. Juru kisah tetap setia merangkai kata demi kata, kemudian menyampaikannya melalui tutur lisan.

Juru kisah merupakan profesi klasik sebagai penjaga cerita, pewarta masa lalu dan pengikat ingatan kolektif yang disampaikan dari mulut ke mulut. Melalui kata-kata, intonasi, dan ekspresi.

Profesi juru kisah menghadirkan banyak manfaat. Selain melestarikan budaya, juru kisah juga melatih daya dengar, imajinasi, hingga empati para pendengarnya.
Dalam dunia pendidikan, kisah-kisah yang disampaikan juru kisah, dapat membantu pendengar terutama anak-anak, agar memahami nilai moral dan sejarah dari cerita dengan cara yang menyenangkan.

Di balik kata dan suara yang merdu, para juru kisah memainkan peranan penting dalam melestarikan tradisi tutur lisan serta sejarah yang tak tertulis. Juru kisah tidak hanya pencerita, melainkan penjaga warisan budaya bercerita yang telah ada sejak lama.
Meskipun saat ini, zaman telah berubah dan semakin berkembang, peran juru kisah tetap relevan sebagai media penyampaian identitas, budaya dan karakter masyarakat serta kisah-kisah inspiratif lainnya.

Di berbagai daerah di Indonesia, juru kisah dikenal dengan sebutan yang bervariasi, seperti pendo-ngeng, pengisah, atau tukang cerita. Profesi ini telah ada dari generasi ke generasi dan kerap menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini.

Melalui cerita-cerita rakyat, legenda dan kisah sejarah serta kisah inspiratif islami, juru kisah mengajak pendengarnya untuk merenungi nilai-nilai kehidupan, keberanian, serta kearifan lokal.

Para juru kisah terbiasa menggabungkan seni retorika, ekspresi wajah, dan gestur tubuh yang dinamis. Menggunakan teknik verbal sehingga cerita yang disampaikan menjadi lebih hidup dan bermakna. Setiap intonasi dan jeda berbicara, merupakan hasil latihan tutur lisan yang mendalam.

Selain itu, keharmonisan dan kekuatan cerita yang disampaikan, menjadi magnet tersendiri yang mampu membawa pendengar terhanyut dalam kisah-kisah yang penuh inspirasi.
Meskipun mempunyai peran penting, profesi juru kisah kini menghadapi tantangan di era digital dan modernisasi. Minat masyarakat yang kini tergoda oleh hiburan modern seperti film, serial televisi, dan media sosial, membuat tradisi tutur lisan, harus bersaing dengan gaya hidup masa kini.

Para juru kisah pun mendapatkan tantangan tersendiri dan mendapati bahwa perannya, harus bertransformasi dan mengikuti perkembangan zaman, agar profesi yang dijalani, tetap bertahan dan menarik bagi generasi muda.

Beberapa juru kisah kini mulai mengadopsi teknologi dalam menyampaikan kisah. Juru kisah masa kini, memanfaatkan media digital atau media sosial untuk merekam cerita, menghadiri workshop literasi digital dan bahkan mengadakan pertunjukan virtual.

Bercerita Membangkitkan Imajinasi Pendengar
Salah seorang juru kisah di Tanjungpinang yakni Amrie Poerbha Yogya Sayektie, 41, mengatakan bahwa juru kisah, pendongeng atau pencerita, merupakan salah satu profesi yang saat ini cukup langka dan kini jarang ditemui.

Juru kisah bukan hanya sekadar bercerita dan menyampaikan narasi. Tetapi soal bagaimana membangkitkan imajinasi pendengar terutama anak-anak, terkait cerita yang disampaikan dengan cara yang hangat dan menarik.

Menurut juru kisah yang akrab disapa Kak Aam ini, bercerita sambil berdakwah, juga dapat memotivasi anak-anak menjadi lebih baik dan islami. Belajar sambil bermain, apalagi belajar sambil mendengarkan cerita inspirasi, merupakan sebuah motivasi bagi anak-anak atau siapapun.

Kak Aam yang juga berprofesi sebagai pendakwah ini mengaku, berkisah atau bercerita menjadi sarana dakwah yang menyenangkan. Bercerita dapat menyampaikan ajaran agama atau nilai-nilai kebaikan kepada anak-anak.

”Anak-anak atau orang dewasa sekalipun dapat mencerna pesan-pesan yang positif dari sebuah cerita atau dongeng yang dikisahkan oleh juru kisah,” katanya kepada Batam Pos, Selasa (15/4).

Menurut pendapat Kak Aam, juru kisah juga mampu membentuk anak yang berakhlak dan berkarakter. Melalui sajian kisah islami seperti kisah nabi, kisah di Al-qur’an serta cerita fiksi islami, dapat memotivasi anak-anak sehingga dapat membentuk karakter yang baik.

Menurutnya, kisah islami juga meningkatkan keimanan anak-anak. Sehingga bercerita juga menjadi sarana komunikasi yang positif bagi orang tua untuk menyampaikan pesan moral kepada anak-anak. Menjadi motivasi untuk menyiapkan masa depan anak-anak.
”Bahkan anak-anak dapat mencontoh serta mengubah perilakunya secara positif dalam keseharian,” ujar Kak Aam.

Meskipun dihadapkan pada tantangan zaman, profesi juru kisah tetap berdiri teguh sebagai pilar penyampaian informasi yang positif. Dengan mengedepankan keaslian, kreativitas, dan inovasi, juru kisah membuktikan bahwa cerita tidak hanya hidup di buku sejarah, melainkan juga dalam hati setiap pendengarnya.

Sehingga, Menurut Kak Aam, keberadaan juru kisah merupakan bukti nyata bahwa di balik kemajuan teknologi, nilai-nilai tradisional akan terus menyinari menuju masa depan yang penuh makna.

“Kami percaya, selama masih ada yang ingin mendengar cerita, profesi ini akan tetap hidup,” kata Kak Aam.
Kak Aam menegaskan, untuk menjaga keberlangsungan profesi juru kisah, ia akan terus berusaha memperkenalkan profesi ini kepada semua kalangan di Tanjungpinang. Caranya berkeliling dari satu sekolah ke sekolah lain, masjid, perumahan hingga pondok pesantren (ponpes).

”Kegiatan bercerita ini mendapat respons yang baik di tengah masyarakat. Anak-anak pun berekspresi menerimanya dengan senang hati,” terang lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.

Tak hanya itu, untuk memperkenalkan profesi langka ini kepada generasi muda, Kak Aam juga aktif memberi pelatihan bagi siapapun yang ingin menjadi juru kisah dan motivator dan pembawa acara.

”Kami juga menggelar kajian parenting. Memberi pelatihan berkisah di Sabarmen Training Centre Tanjungpinang. Bagi yang ingin belajar menjadi juru kisah, silahkan datang,” ajak anggota komunitas Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia ini. (***)

Penulis : YUSNADI NAZAR
Editor : ANDRIANI SUSILAWATI