Buka konten ini
BATAMKOTA (BP) – Muhammad Abdullah, seorang penjual tisu yang dikenal dengan aksi akrobatnya bermain kungfu di Simpang Jalan Layang (Flyover) Laluan Madani, Batam Center, diduga mengalami penganiayaan oleh petugas gabungan. Insiden yang terjadi pada Rabu (26/3) sore itu menjadi sorotan publik setelah videonya viral di media sosial.
Dalam rekaman yang beredar, terlihat beberapa orang berusaha mengamankan Abdullah di tepi jalan, memicu pertanyaan masyarakat mengenai tindakan yang dilakukan petugas di lapangan.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Batam, Leo Putra, membantah adanya kekerasan dalam proses penertiban. Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menggunakan kekerasan dalam menjalankan tugas sosial.
”Selama tujuh hingga delapan tahun saya di Dinsos, kami tidak pernah melakukan penertiban dengan pemukulan. Dalam praktik kesejahteraan sosial, kami tidak menggunakan kekerasan,” ujarnya, Kamis (27/3).
Leo menjelaskan, penertiban dilakukan untuk menegakkan Peraturan Daerah (Perda) yang melarang aktivitas berjualan di jalan. Abdullah, kata dia, telah berulang kali diingatkan agar tidak berjualan di persimpangan jalan, namun tetap bersikeras melanjutkan aktivitasnya.
”Kami sudah mengingatkan berkali-kali agar tidak berjualan di jalan, tapi dia tetap berkeras. Saat petugas melakukan penertiban sesuai surat perintah tugas (SPT), terjadi interaksi yang akhirnya menjadi viral,” jelasnya.
Menurut Leo, kejadian bermula ketika Abdullah menghentikan mobil ambulans milik Dinsos yang sedang melakukan razia. Abdullah disebut mengetuk pintu ambulans dan memulai konfrontasi dengan petugas.
”Dia datang menggunakan motor, lalu mengetuk pintu ambulans Dinsos. Saat ditanya alasannya, dia justru memancing-mancing petugas agar terpancing emosi,” katanya.
Leo juga membantah klaim bahwa petugas melakukan pengeroyokan. Ia menegaskan bahwa dalam video yang beredar, tidak ada tindakan pemukulan dari pihaknya meskipun terjadi tarik-menarik dan dorongan.
”Dia berusaha memancing petugas, bahkan mengajak duel, tapi tidak ada satu pun anggota saya yang terpancing. Kami menjalankan tugas sesuai prosedur,” tegasnya.
Lebih lanjut, Leo menyebut bahwa Abdullah sempat melakukan aksi dramatis di tengah jalan hingga menyebabkan kemacetan.
”Di video yang direkam staf saya, terlihat dia berguling-guling di jalan sampai menghentikan mobil yang melintas. Bajunya robek, lalu entah bagaimana, kepalanya berdarah-darah dan kemudian pergi ke rumah sakit,” ungkapnya.
Leo juga menilai Abdullah berupaya membangun narasi sebagai korban dengan memanfaatkan media. Ia mempertanyakan bukti keterlibatan petugas dalam dugaan tindak kekerasan tersebut.
”Sekarang dia bermain sebagai korban di media. Kalau benar dikeroyok, tunjuk siapa petugas Dinsos yang melakukannya. Saya jamin, tidak ada satu pun yang memukul,” katanya. (*)
Reporter : YOFI YUHENDRI
Editor : RATNA IRTATIK