Buka konten ini
BATUAJI (BP) – Persoalan pengangkutan sampah di permukiman masih menjadi keluhan utama masyarakat. Banyak warga mengeluhkan keterlambatan pengangkutan sampah yang bisa mencapai seminggu, sehingga menyebabkan penumpukan dan bau busuk di sekitar tempat tinggal mereka. Mereka berharap satuan tugas (Satgas) pengangkut sampah dapat lebih serius menangani permasalahan ini.
Di berbagai perumahan, tong sampah kerap dibiarkan penuh hingga berhari-hari tanpa diangkut. Kondisi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga menimbulkan potensi penyebaran penyakit akibat lalat, belatung, dan mikroorganisme berbahaya lainnya. Warga berharap pengangkutan sampah dapat dilakukan setidaknya tiga kali dalam seminggu agar masalah ini tidak semakin parah.
Salah satu warga Marina, Narti, menyampaikan bahwa penumpukan sampah di pinggir jalan terjadi karena sampah di depan rumah tak kunjung diangkut. Kalau seminggu tak diangkut tentu sudah mengganggu kenyamanan. Warga akhirnya memilih membuang sampah ke luar permukiman, ujarnya.
Keluhan serupa juga datang dari warga di Batuaji dan Sagulung. Mereka berharap pemerintah lebih memperhatikan pengangkutan sampah agar program pengelolaan lingkungan yang dicanangkan Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, bisa terwujud dengan baik.
Menurut warga, jika perhatian hanya diberikan pada penumpukan sampah di pinggir jalan, maka permasalahan ini tidak akan selesai. Sampah serupa akan terus bermunculan karena warga merasa tidak nyaman dengan sampah yang menumpuk di depan rumah mereka.
Aldo, warga Batuaji, menuturkan bahwa seharusnya pemerintah tidak hanya menertibkan warga yang membuang sampah sembarangan, tetapi juga memastikan bahwa pengangkutan sampah berjalan lancar dan rutin. ‘‘Kalau pengangkutan lancar, warga juga tidak akan membuang sampah sembarangan,’’ katanya.
Pemerintah Kota (Pemko) Batam sebenarnya telah menunjukkan perhatian terhadap permasalahan ini.
Belakangan, mereka telah menambah armada pengangkut sampah serta mengadakan sayembara untuk menangkap pelaku pembuangan sampah sembarangan. Namun, upaya ini perlu diimbangi dengan jadwal pengangkutan yang lebih teratur agar permasalahan dapat benar-benar teratasi.
Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, sebelumnya telah menyampaikan komitmennya dalam menangani persoalan sampah di Batam. Namun, realisasi dari kebijakan tersebut masih dinilai belum optimal oleh sebagian masyarakat.
Masyarakat berharap pemerintah dapat menyesuaikan kebijakan dengan kondisi di lapangan. Selain menambah armada pengangkut sampah, perlu adanya evaluasi terhadap sistem pengangkutan agar setiap permukiman mendapatkan layanan yang layak dan tepat waktu.
Amsakar Sidak Sampah: Pagi Bersih, Malam Menumpuk Lagi
Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, melakukan inspeksi mendadak (sidak) terkait kebersihan kota di beberapa titik yang sering dijadikan tempat pembuangan sampah di Batam.
Dalam sidak tersebut, Amsakar menemukan fenomena yang cukup mengkhawatirkan, di mana meski pagi hari sampah terlihat bersih, namun pada malam hari sampah kembali menumpuk di beberapa titik.
Pagi hari titik ini sudah dibersihkan, namun malam harinya kembali penuh dengan sampah. Ini menjadi masalah serius yang harus kita hadapi bersama,’’ ujar Amsakar yang disiarkan Media Center Pemko Batam, Jumat (21/3).
Salah satu penyebabnya, menurut Amsakar, adalah kebiasaan sebagian masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan, terutama di tepi jalan.
Amsakar pun menegaskan bahwa untuk menanggulangi masalah sampah, pihaknya akan mengambil langkah-langkah tegas dengan memperketat pengawasan dan memberikan sanksi kepada para pelaku pembuang sampah sembarangan.
‘‘Kami akan mengimplementasikan Perda yang memiliki keberpihakan untuk menindak tegas para pelaku pembuang sampah sembarangan, dengan sanksi yang jelas hingga Rp2,5 juta untuk pembuang sampah sembarangan,’’ tegas Amsakar.
Pemerintah Kota Batam, menurut Amsakar, juga tengah membentuk tim khusus yang bertugas menjaga titik-titik pembuangan sampah ilegal dan akan melibatkan para camat dalam upaya ini. Peran camat akan sangat penting, kami juga sudah melaksanakan sayembara bagi siapa saja yang bisa memvideokan pembuang sampah, lanjutnya.
Hingga 21 Maret ini sudah 14 video yang masuk ke kami dan nanti bagi video terbaik akan mendapat hadiah. Sayembara ini masih berlaku hingga 15 April 2025,’’ katanya.
Selain itu, Amsakar meminta seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam mengurangi jumlah sampah, terutama sampah rumah tangga. Batam rata-rata memproduksi 800 hingga 1.000 ton sampah setiap harinya.
‘‘Kami perlu kurangi penggunaan kantong plastik dan mulai berpikir lebih bijak tentang pengelolaan sampah di rumah tangga,’’ tambah Amsakar.
Selain pengawasan yang lebih ketat, Amsakar juga meminta agar masyarakat lebih peduli dengan kebersihan di lingkungan sekitar. ”Kami mengharapkan dukungan dari semua pihak, masyarakat, dan pengusaha untuk bekerja sama dalam menangani persoalan sampah ini. Dengan rasa memiliki terhadap daerah ini, kita bisa bersama-sama menjaga kebersihan dan menciptakan Batam yang lebih baik,” kata Amsakar.
Amsakar juga menekankan pentingnya peran teknologi dalam pengelolaan sampah. Misalnya, dengan menggunakan alat berat atau alat pengangkut sampah untuk mengatasi sampah di titik-titik tertentu yang sering bermasalah. Selain itu, dengan menyiapkan bin container yang memadai, masalah sampah dapat dikelola lebih baik.
Dengan langkah-langkah ini, Amsakar berharap kebersihan Kota Batam dapat terjaga dengan baik dan berkelanjutan. Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk lebih bijak dalam membuang sampah dan memperhatikan kebersihan sekitar.
‘‘Mari bersama-sama kurangi sampah dan jaga kebersihan kota kita. Buanglah sampah pada tempatnya,’’ tutup Amsakar. (*)
Reporter : Eusebius Sara
Editor : Ratna Irtatik