Buka konten ini
BRUSSELS (BP) – Syria mendapat janji pendanaan sebesar 5,8 miliar euro (sekitar Rp113,1 triliun) dari negara-negara peserta konferensi donor untuk pemulihan Syria ke-9 di Brussels, Belgia, pada Senin (17/3).
Menurut Komisioner Uni Eropa (EU), Dubravka Suica, EU dan negara-negara anggotanya menjadi donor terbesar hingga 80 persen dari total pendanaan yang dijanjikan.
“Saya merasa terhormat untuk mengumumkan bahwa kami menjanjikan dana 5,8 miliar euro dalam bentuk hibah dan pinjaman (untuk Syria), terdiri dari hibah sebesar 4,2 miliar euro (Rp75,4 triliun) dan pinjaman sebesar 1,6 miliar euro (Rp28,7 triliun),” ucap Suica dilansir Antara.
”Pinjaman 1,6 miliar euro tersebut diberikan sebagai pinjaman konsesi dari institusi keuangan internasional dan para donor,” kata dia.
Komisioner EU tersebut kemudian menyatakan rasa terima kasihnya untuk berbagai upaya memobilisasi sumber daya dan menjajaki cara-cara untuk mendukung Syria dan negara-negara tetangganya.
“Kontribusi anda menegaskan kuat dan teguhnya dukungan komunitas internasional kepada rakyat Suriah,” tutur Suica.
“Dukungan yang setara juga diberikan kepada para pengungsi dari Syria serta negara-negara dan komunitas di kawasan yang menampung mereka di masa perubahan yang kritis di Syria,” kata dia menambahkan.
Suica juga menyoroti kejatuhan rezim Bashar Al-Assad pada Desember 2024 lalu sebagai “peluang bersejarah” untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi rakyat Syria, mendukung proses transisi, dan membantu pemulihan kembali negara tersebut.
Sebelumnya pada hari yang sama, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan bahwa EU akan meningkatkan pendanaan yang dijanjikan untuk Syria hingga 2,5 miliar euro (Rp44,9 triliun) untuk 2025 dan 2026.
Sejak 2017, Uni Eropa menyelenggarakan konferensi donor tahunan untuk mendukung Suriah melalui pendanaan hibah dan bantuan kemanusiaan kepada Suriah maupun negara-negara yang menampung pengungsi Syria.
Konferensi donor tahun ini dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Syria, Asaad Al-Shaibani. (*)
Reporter : JP Group
Editor : andriani susilawati