Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Pemerintah kembali memberikan janji manis untuk para karyawan PT Sritex Group yang baru terkena PHK. Dalam dua pekan mendatang, mereka bakal dipekerjakan kembali setelah ada investor baru yang akan masuk.
Dalam rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, Senin (3/3), PT Sritex dan pemerintah mengaku telah menemukan jalan keluar terhadap nasib ribuan karyawan perusahaan tekstil itu. Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengatakan, dari paparan kurator PT Sritex Group, sudah ada rencana untuk mempekerjakan lagi para karyawan.
”Tadi sudah disampaikan bahwa dalam dua minggu ke depan para pekerja akan dipekerjakan kembali,” ujarnya.
Dia berharap rencana tersebut menjadi kabar baik bagi para pekerja. Yassierli menambahkan, para pekerja juga akan tetap mendapatkan haknya atas kompensasi PHK. Antara lain jaminan hari tua (JHT) dan jaminan kehilangan pekerjaan (JKP).
”Diharapkan JHT dan JKP tersebut bisa segera dimanfaatkan oleh para pekerja,” imbuhnya. Terkait skema baru itu, Yassierli menyebut tim kurator PT Sritex sudah mempersiapkan teknisnya.
Perwakilan tim kurator PT Sritex Nurma Sedikin menjelaskan, opsi bisnis yang saat ini diambil adalah menyewakan alat berat kepada investor baru. Cara itu sekaligus untuk menjaga nilai aset yang dimiliki perusahaan. Saat ini, lanjut dia, sudah ada beberapa investor yang berminat menyewa untuk industri tekstil serupa.
Kini tim kurator tengah menggodok sebelum menetapkan siapa yang akan mendapat hak sewa. ”Dalam dua minggu ini kurator akan memutuskan siapa investor yang menyewa,” ujarnya.
Jika investor sudah ditetapkan, sumber daya manusia yang digunakan adalah para mantan karyawan yang di-PHK. Namun, Nurma mengakui, sistem sewa aset ini hanya sementara.
Sebab, dalam jangka panjang aset akan dilelang. Karena itu, skema untuk para pekerja kemungkinan bersifat sementara selama alat dalam penyewaan. Kepastian dalam jangka panjang bergantung pada investor baru yang permanen.
”Saat ini sih hanya sementara untuk investor ini ya. Karena kita kan gak tahu nanti pemenang lelangnya siapa. Mungkin nanti bisa dilanjutkannya,” tuturnya.
Koordinator Serikat Pekerja Sritex Slamet Kaswanto menyampaikan terima kasih atas perhatian banyak kalangan. Rencana akan dipekerjakannya kembali karyawan menjadi kabar baik sesuai harapan serikat pekerja.
”Sudah kami sampaikan harapan, yaitu agar kembali dibuka pabrik Sritex untuk menampung buruh yang ter-PHK,” ujarnya.
Saat ini pihaknya akan menunggu pembukaan kembali operasional. Dia berharap janji agar para buruh yang terkena PHK bisa bekerja lagi ditepati. ”Beberapa teman serikat pekerja akan kami informasikan terkait kabar baik ini,” kata dia.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi berharap pekerja yang kembali dipekerjakan tidak hanya sebagian, melainkan keseluruhan. Terkait apakah investor baru itu ada yang berasal dari BUMN atau tidak, Prasetyo mengaku tidak mengetahui.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menambahkan, nasib Sritex ke depan tetap menjadi domain kurator. Posisi pemerintah sebatas membantu mencarikan jalan keluar. ”Kita mengawal dan memberi masukan. Tapi (keputusan) kan semuanya tergantung kurator,” ungkapnya.
Selain Sritex, PT Danbi International di Garut juga tengah menghadapi status pailit. Status ini ditetapkan Pengadilan Niaga (PN) Jakarta pada 10 Februari 2025.
Terkait hal itu, Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan meminta kurator PT Danbi International memperjelas status para buruh yang bekerja di sana. Sebab, setelah dinyatakan pailit, belum ada pernyataan kurator soal nasib 2.079 buruh di pabrik yang memproduksi bulu mata palsu itu.
”Kalau memang sudah terjadi PHK, kurator harus memperjelas. Sebab, kejelasan itulah yang menjadi dasar hukum untuk meminta hak pesangon dan jaminan hari tua kepada BPJS Ketenagakerjaan,” tegasnya saat berdialog langsung dengan karyawan di depan pabrik PT Danbi di Garut, Jawa Barat, Senin (3/3).
Dalam kesempatan tersebut, para buruh turut mengadu kepada Wamenaker tentang gaji yang macet. Bukan hanya itu, sejak enam bulan terakhir, gaji buruh yang hanya Rp2.186.000 per bulan dipotong 35 persen.
”Pokoknya kita akan bersama-sama memperjuangkan nasib kalian. Kami akan merekomendasikan agar saudara-saudara diprioritaskan untuk diterima di pabrik yang baru diresmikan di Garut, yaitu PT Ultimate Noble Indonesia,” ungkapnya.
Sementara, BPJS Ketenagakerjaan telah menyiapkan dana sekitar Rp 129 miliar untuk pembayaran jaminan hari tua (JHT) para eks pekerja PT Sritex. Pelayanan pembayaran akan dilakukan secara kolektif mulai Rabu (5/3).
”Pelayanan akan dilakukan secara kolektif dan terpusat di PT Sritex sesuai permintaan Satgas dan Serikat Pekerja Sritex,” ujar Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Surakarta Teguh Wiyono saat ditemui Jawa Pos Radar Solo (grup Batam Pos) di kompleks PT Sritex, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (3/3).
Dalam pengaturan pengajuan klaim JHT, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan melayani hingga 1.000 pekerja per hari. BPJS akan memberikan layanan ini selama 10 hari dengan total peserta yang akan dilayani mencapai 8.371 orang.
Selain JHT, para eks pekerja juga terdaftar dalam program JKK (jaminan kecelakaan kerja), JKM (jaminan kematian), program pensiun, serta JKN (jaminan kesehatan nasional). Bahkan, mereka yang belum mencapai usia 54 tahun juga bisa mengajukan klaim jaminan kehilangan pekerjaan (JKP).
Tak tertutup kemungkinan dana yang disediakan untuk pembayaran bakal bertambah. ”Jumlah ini bisa lebih besar karena perhitungan pengembangan dana di bulan Februari belum dimasukkan. Secara rata-rata, setiap pekerja akan menerima sekitar Rp15 juta, namun jumlah pastinya bergantung pada masa kerja dan upah masing-masing,” jelas Teguh.
Sri Saptono Basuki, salah satu eks karyawan Sritex yang ikut mengurus dokumen BPJS Ketenagakerjaan, menyebut bahwa sejak Sabtu (1/3) ada sekitar 1.600 orang yang mengajukan administrasi langsung di pabrik. ”Hari ini (kemarin) banyak yang datang untuk konfirmasi relaksasi iuran hingga empat bulan ke depan. Selanjutnya, mereka akan beralih menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) atau mandiri,” ujarnya.
Di tengah kondisi sulit, Sri Saptono Basuki berharap Ramadan bisa menjadi titik balik bagi para mantan buruh Sritex. ”Insya Allah, Ramadan ini bisa menjadi awal perubahan yang lebih baik bagi teman-teman,” katanya. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor: RYAN AGUNG