Buka konten ini
BEIJING (BP) – Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, mengatakan media massa di Tiongkok tertarik dengan Badan Pengelola Investasi Danantara yang baru diluncurkan pemerintah Indonesia.
”Bagaimana Tiongkok bisa ikut berkontribusi dalam pembangunan di Indonesia melalui Sovereign Wealth Fund tersebut. Saya jelaskan, badan baru ini siap berinvestasi di sektor-sektor prioritas di Indonesia,” kata Djauhari dilansir Antara.
Dia mengatakan hal itu dalam acara ”Media Gathering 2025 Updates from Indonesia” di Kedutaan Besar RI di Beijing pada Kamis, yang dihadiri sekitar 50 jurnalis setempat.
Djauhari menambahkan bahwa selain Danantara, Indonesia juga sedang menjalankan berbagai program nasional penting seperti Cek Kesehatan Gratis dan Makan Bergizi Gratis.
Mengenai hubungan ekonomi Indonesia-Tiongkok, dia mengatakan bahwa Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Indonesia dan sumber investasi asing terbesar ketiga.
Data dari Bea Cukai Tiongkok menunjukkan bahwa nilai perdagangan kedua negara mencapai 147,78 miliar dolar AS pada 2024, atau meningkat 6,1 persen dari tahun sebelumnya. Ekspor Indonesia ke Tiongkok mencapai 71,09 miliar dolar AS, sedangkan impor dari Tiongkok sebesar 76,69 miliar dolar AS.
Menurut Djauhari, Indonesia juga melakukan diversifikasi portofolio ekspor dengan memasok lebih banyak produk perikanan dan pertanian ke pasar Tiongkok melalui penguatan konektivitas rantai pasokan industri.
”Tiongkok diperkirakan akan tetap menjadi salah satu dari tiga sumber investasi asing teratas di Indonesia di masa mendatang,” kata dia. Investasi Tiongkok di Indonesia mencapai 8,1 miliar dolar AS pada 2024, meningkat 9,4 persen dari 2023. Djauhari menambahkan bahwa Indonesia juga menawarkan banyak peluang bagi para investor Tiongkok di berbagai proyek besar, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara, ekosistem kendaraan listrik (EV), dan ketahanan pangan.
”Untuk mendukung investasi di bidang-bidang ini, Indonesia menyediakan berbagai insentif yang komprehensif, termasuk keringanan pajak dan pendirian kawasan industri khusus. Tiongkok tentunya bisa ikut berkontribusi, berinvestasi di sektor-sektor tersebut,” kata dia. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : ANDRIANI SUSILAWATI