Buka konten ini
Harga bahan pokok diprediksi akan mengalami peningkatan saat Ramadan dan menjelang Idulfitri. Meski demikian, pemerintah menyatakan bahwa stok kebutuhan bahan pokok masih aman. Sementara, harga sayuran di Batam masih terus menunjukkan peningkatan.
HARGA sayuran hijau di Kota Batam mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa hari terakhir. Pantauan di Pasar Botania 1, Batam Kota, menunjukkan bahwa harga sayur seperti bayam dan kangkung kini mencapai Rp33 ribu per kilogram (kg), jauh di atas harga sebelumnya yang hanya Rp15 ribu per kg.
Kenaikan ini juga terjadi pada kacang panjang, yang dijual Rp18 ribu per kg dari sebelumnya yang hanya Rp8-12 ribu per kg.
Sobri, pedagang sayur di Pasar Botania 1, mengungkapkan bahwa harga sayur konsisten naik dalam sepekan terakhir akibat menipisnya stok. ”Dulu harga Rp20 ribu saja sudah dianggap mahal, sekarang bayam dan kangkung sudah di atas Rp30 ribu per kilogram,” ujar Sobri, Rabu (19/2).
Tak hanya bayam dan kangkung, sejumlah sayuran lain juga merangkak naik. Sayur oyong kini dijual Rp32 ribu per kg, sementara pare mencapai Rp30 ribu per kg.
Selain sayuran hijau, harga cabai merah juga melonjak. Saat ini, cabai merah dijual Rp90-95 ribu per kg, tergantung kualitasnya. Sementara itu, cabai rawit dan cabai setan bahkan lebih mahal, yakni Rp100 ribu per kg.
Padahal, beberapa waktu lalu, harga cabai merah hanya berkisar Rp35-45 ribu per kg, sedangkan cabai rawit dan cabai setan masih di angka Rp45-50 ribu per kg. Meski demikian, Sobri memastikan bahwa stok cabai dan sayuran lainnya masih cukup aman hingga bulan Ramadan.
”Untuk stok masih tergolong aman hingga bulan puasa,” ujarnya.
Kondisi serupa terjadi di Pasar Botania 2. Harga sawi kini berkisar antara Rp27-29 ribu per kg, sementara timun lokal bertahan di angka Rp15 ribu per kg.
Satu-satunya sayuran dengan harga yang masih terjangkau adalah daun ubi, yang dijual seharga Rp6 ribu per kg berkat pasokan dari petani lokal. Kenaikan harga sayuran ini menjadi perhatian warga Batam, terutama menjelang bulan Ramadan, dimana permintaan terhadap bahan pangan cenderung meningkat. Pedagang berharap pasokan sayur dapat kembali stabil agar harga bisa turun ke level yang lebih terjangkau.
Sementara itu, harga sejumlah kebutuhan pokok di beberapa pasar basah di Batuaji dan Sagulung, merangkak naik. Kenaikan harga bahan pokok ini membuat masyarakat mulai resah.
Beberapa komoditas yang merangkak naik antara lain gula pasir dan minyak goreng. Namun, kenaikan yang paling signifikan terjadi pada santan kelapa dan telur ayam. Harga santan kelapa yang sebelumnya berada di kisaran Rp20 ribuan per liter, kini melonjak hingga Rp44 ribu per liter. Sementara itu, harga telur ayam juga mengalami kenaikan cukup tajam, mencapai Rp62 ribu per papan!
Harga daging sapi beku juga naik. Saat ini, harga daging sapi telah menembus Rp100 ribu per kg, padahal sebelumnya hanya berkisar antara Rp60-80 ribu per kilogram. Kenaikan ini semakin membebani masyarakat yang tengah bersiap menyambut Ramadan.
Kondisi ini membuat banyak ibu rumah tangga khawatir harga kebutuhan pokok akan terus naik seiring mendekatnya bulan Ramadan. “Kalau harga terus naik begini, kami yang belanja harian pasti kesulitan. Semoga pemerintah bisa segera turun tangan,” harap Sumarni, warga Batuaji.
Para pedagang di pasar juga mengakui bahwa kenaikan harga ini sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu. Angga, pedagang di Pasar Fanindo Batuaji, mengungkapkan bahwa kenaikan harga santan kelapa disebabkan oleh perubahan sistem pembelian dari pengepul.
“Dulu kami beli santan berdasarkan jumlah biji kelapa, sekarang sistemnya sudah per kilogram, jadi harga lebih mahal,” ungkapnya.
Aldi, pedagang di Pasar Sagulung, juga mengakui bahwa hampir semua kebutuhan pokok telah naik harga. “Telur ayam dan santan kelapa yang paling terasa kenaikannya. Kondisi ini perlu diperhatikan oleh pemerintah agar masyarakat tidak semakin terbebani,” katanya.
Selain itu, kelangkaan stok juga mulai dirasakan para pedagang. Menurut keterangan beberapa pedagang, stok sembako saat ini masih relatif aman, namun persediaan santan kelapa mulai berkurang dan menjadi langka dalam sepekan terakhir. Hal ini dikhawatirkan dapat semakin mendorong harganya lebih tinggi.
Yanti, warga lainnya, berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengendalikan harga, terutama menjelang Ramadan dan Lebaran. “Kami berharap ada operasi pasar murah agar harga tidak semakin melambung tinggi,” ujarnya.
Masyarakat berharap pemerintah daerah dan instansi terkait dapat segera melakukan pengawasan lebih ketat terhadap harga kebutuhan pokok. Tak hanya itu, masyarakat meminta pemerintah menggelar lebih banyak operasi pasar murah guna menekan lonjakan harga yang berpotensi memberatkan masyarakat menjelang bulan suci Ramadan.
Sementara itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) memastikan ketersediaan stok dan kestabilan harga pangan di pasaran. Sekretaris Disperindag Batam, Ghufron Roni, menyebut stok bahan pangan saat ini masih mencukupi. Pihaknya juga telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi kenaikan harga, salah satunya dengan mengumpulkan distributor bahan pokok dalam waktu dekat.
“Kami telah mengantisipasi kenaikan harga pangan, makanya dalam waktu dekat ini akan kami kumpulkan distributor. Kami juga telah menyiapkan langkah-langkah yang harus dipersiapkan,” katanya, Rabu (19/2).
Disperindag telah berkoordinasi dengan para distributor bahan pokok di Batam. Meski jumlah distributor mencapai puluhan, hanya perwakilan yang dipanggil untuk berdiskusi terkait langkah pengendalian harga dan stok.
Selain itu, pihaknya rutin turun langsung ke pasar guna memantau perkembangan harga. Hingga saat ini, harga bahan pangan masih dalam kategori stabil, meskipun sebelumnya sempat terjadi kenaikan pada beberapa komoditas seperti cabai dan telur.
“Harga cabai merah keriting saat ini Rp68 ribu per kilogram, cabai merah besar Rp65 ribu per kilogram, dan cabai rawit merah Rp72 ribu per kilogram. Ini data Rabu pekan lalu, dan kami terus turun ke lapangan untuk memastikan harga tetap terkendali,” kata Roni.
Selain cabai, harga telur ayam ras tercatat Rp55 ribu per papan, daging ayam ras Rp32 ribu per kg, daging sapi beku Rp90 ribu per kg, dan daging sapi segar Rp150 ribu per kg.
Menanggapi hal ini, anggota DPRD Kota Batam, Fadli, meminta pemerintah agar terus memastikan harga dan ketersediaan pangan tetap stabil. Kenaikan harga bahan pokok merupakan keluhan utama masyarakat menjelang Ramadan.
“Pemerintah harus memastikan bahwa stok dan harga pangan tetap terjaga, khususnya soal harga karena ini yang paling banyak dikeluhkan warga,” kata dia.
Ia mengingatkan agar tidak ada pihak yang bermain dengan harga, terutama dari kalangan distributor. Menurutnya, momen Ramadan harus diisi dengan ibadah, bukan dengan kekhawatiran akibat kenaikan harga pangan.
“Masyarakat harus bisa fokus beribadah di bulan puasa nanti, bukan malah khawatir akan harga pangan yang naik. Jangan sampai ada tren kenaikan harga yang terjadi setiap kali memasuki hari besar keagamaan,” ujarnya.
Senada, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batam, Mardanis, memastikan stok sembako di Kota Batam aman menjelang Ramadan tahun ini. Meskipun ada beberapa bahan pokok yang diprediksi mengalami kenaikan harga, ketersediaan pangan tetap mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
”Sudah kita hitung dan untuk stok kita pastikan aman hingga Lebaran,” ujar Mardanis, Rabu (19/2).
Ia menjelaskan bahwa komoditas seperti beras, minyak goreng, gula, bawang, tomat, dan daging masih berada dalam harga yang wajar. Untuk minyak goreng, harga Minyakita tetap berada di angka Rp16 ribu per liter.
Menurutnya, harga tersebut sudah umum di pasaran setelah kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Distribution Obligation (DDO) tidak lagi diberlakukan. ”Yang berpotensi naik itu menjelang Lebaran seperti cabai, daging ayam, dan telur ayam ras.
Memang setiap menjelang Lebaran, tiga komoditas ini biasanya mengalami kenaikan harga karena tingginya permintaan. Namun, sejauh ini harga di pasar masih stabil,” jelasnya. (***)
Reporter: AZIS MAULANA – Eusebius Sara – Arjuna – Rengga Yuliandra
Editor: RYAN AGUNG