Buka konten ini

Kebakaran lahan melanda kawasan Bukit Cinta, Pantai Cipta Land, Kecamatan Sekupang, Senin (10/2) siang. Api dengan cepat membesar akibat kondisi cuaca yang panas serta tiupan angin kencang. Belasan titik api muncul di berbagai lokasi, sehingga petugas kewalahan dalam proses pemadaman.
Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Batam telah mengerahkan lima unit mobil pemadam ke lokasi. Selain itu, petugas Manggala Agni, anggota Polsek Sekupang, dan warga sekitar turut membantu upaya pemadaman.
”Api cepat membesar karena angin kencang dan kondisi lahan yang kering akibat cuaca panas. Ditambah dengan titik api yang tersebar, hal ini menyulitkan tim pemadam dalam mengatasi kebakaran,” ujar Kapolsek Sekupang, Kompol Benhur Gultom.
Kapolsek menambahkan bahwa pihaknya belum dapat memastikan penyebab kebakaran. ”Dugaan sementara adalah kebakaran ini disebabkan oleh pembakaran lahan atau puntung rokok yang dibuang sembarangan, namun penyelidikan lebih lanjut masih diperlukan,” ujarnya.
Kapolsek juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati, terutama pada musim kemarau, untuk tidak melakukan pembakaran lahan atau membuang puntung rokok sembarangan yang dapat memicu kebakaran.
”Kami mengingatkan agar masyarakat menghindari aktivitas yang berpotensi menimbulkan kebakaran, seperti membakar sampah atau membuang puntung rokok sembarangan. Dengan kondisi lahan yang kering dan angin kencang, api dapat dengan cepat menyebar dan sulit dikendalikan,” tegasnya.
Pantauan di lapangan menunjukkan asap tebal membumbung tinggi sehingga menghalangi jarak pandang di beberapa titik. Petugas dan relawan berjibaku memadamkan api menggunakan selang serta peralatan seadanya, sementara beberapa warga turut membantu dengan peralatan yang tersedia.
Kebakaran ini juga mengganggu akses jalan menuju kawasan Pantai Cipta Land. Beberapa pengendara mengaku kesulitan melintas akibat asap pekat yang menghalangi pandangan.
Salah satu warga, Dedi (45), mengungkapkan bahwa dia melihat ada asap kecil di salah satu lahan kosong. ”Namun, tidak lama kemudian api lang-sung membesar karena angin kencang. Kami segera melapor ke petugas,” katanya.
Kebakaran akibat Pembakaran Sampah
Sampah yang menumpuk di pinggir jalan menjadi masalah serius di berbagai titik di Kota Batam. Selain mengancam kesehatan masyarakat dan merusak pemandangan, sampah juga memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Salah satu bahaya yang sering terjadi adalah kebakaran akibat pembakaran sampah yang tidak terkendali.
Kejadian terbaru terjadi di pinggir jalan Marina City yang menuju permukiman warga. Sebuah lahan kosong di dekat Perumahan Graha Mas Marina mengalami kebakaran hebat, Senin (10/2) siang. Kebakaran ini diduga bermula dari penumpukan sampah di pinggir jalan yang sengaja dibakar oleh seseorang.
Menurut keterangan warga sekitar, ada kemungkinan seseorang merasa risih dengan tumpukan sampah sehingga memutuskan untuk membakarnya. Namun, akibat tiupan angin kencang, api dengan cepat merambat ke semak belukar di sekitar lokasi dan membakar lahan yang lebih luas. ”Ada yang membakar sampah tadi, rupanya angin kencang membuat api merambat,” ujar Sujono, salah satu warga setempat.
Tim pemadam yang menerima laporan segera turun ke lokasi untuk memadamkan api. Namun, kondisi lahan yang kering membuat api sulit dikendalikan. Setelah beberapa jam, api akhirnya berhasil dipadamkan sebelum mencapai permukiman warga.
Terkait permasalahan sampah yang menumpuk di pinggir jalan utama, Lurah Tanjungriau, Syamsuddin, menyatakan bahwa upaya penanganan telah dilakukan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah mengerahkan armada pengangkut sampah, namun banyaknya sampah yang dibuang sembarangan menyulitkan proses pengangkutan.
”Beberapa malam terakhir, kami melakukan pemantauan bersama RT/RW dalam bentuk razia kecil, mengingat perilaku buang sampah sembarangan. Bagi yang ketahuan, tindakan tegas akan diambil,” tegas Syam-suddin.
Pihak kepolisian juga terus memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak membakar sampah sembarangan. Selain mencemari lingkungan dan udara, pembakaran sampah yang tidak terkendali berisiko menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang lebih besar.
Kapolsek Bulang, Iptu Syofyan, rutin menyampaikan sosialisasi mengenai bahaya karhutla dengan slogan, ”Stop Karhutla” kepada masyarakat. Menurutnya, kesadaran warga untuk tidak membakar sampah sembarangan sangat penting guna mencegah terjadinya insiden serupa di kemudian hari.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kapolsek Sagulung, Iptu Rohandi Tambunan. Melalui Bhabinkamtibmas di masing-masing kelurahan, ia terus mengingatkan warga untuk menghindari kebiasaan membakar sampah dan lahan yang dapat berujung pada kebakaran besar. Kasus kebakaran akibat pembakaran sampah ini menjadi peringatan bagi semua pihak.
Selain pentingnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang dan membakar sampah sembarangan, peran pemerintah dan aparat dalam penegakan aturan harus di-perketat agar kejadian serupa tidak terulang.
Kapolresta: Jangan Membakar Sampah Sembarangan
Kapolresta Barelang, Kombes Heribertus Ompusunggu, mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran sampah sembarangan. Selain mencemari lingkungan, tindakan ini juga dapat memicu kebakaran lahan, terutama di musim pancaroba saat ini.
”Sekarang sedang musim pancaroba, kadang panas, kadang hujan. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak membakar sampah,” ujarnya.
Menurut Heribertus, api dari pembakaran sampah yang tidak terkendali dapat dengan mudah merambat dan menimbulkan kebakaran yang lebih besar.
”Ini harus menjadi perhatian bersama,” tegasnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan masyarakat yang meninggalkan rumah untuk memastikan aliran listrik dalam kondisi mati guna mencegah risiko korsleting listrik yang dapat memicu kebakaran. ”Tolong periksa dan matikan listrik sebelum meninggalkan rumah, terutama perangkat elektronik seperti televisi dan AC,” katanya.
Heribertus juga menyarankan agar setiap rumah atau tempat usaha memiliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Menurutnya, APAR lebih efektif dalam menangani kebakaran awal dibandingkan dengan air. ”Air belum tentu bisa langsung memadamkan api. Dengan APAR, kebakaran bisa lebih cepat diantisipasi,” tutupnya. (***)
Reporter : Rengga Yuliandra, Eusebius Sara, Yofi Yuhendri
Editor : RATNA IRTATIK