Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Biaya haji 2025 sudah ditetapkan. Rata-rata biaya tanggungan jemaah Rp55,43 juta per orang. Kementerian Agama (Kemenag) diminta mulai sosialisasi pelunasan. Hal itu penting untuk mengantisipasi calon jemaah haji (CJH) yang tidak bisa melunasi karena terkendala masalah finansial.
Pesan tersebut disampaikan Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan. Dia mengatakan, saat ini CJH sudah mengetahui perkiraan biaya haji. Termasuk jadwal pemberangkatan.
”Mungkin kurang empat atau lima bulan lagi (berangkat haji),” katanya, Kamis (9/1).
Nah, sambil menunggu dibukanya masa pelunasan biaya haji secara resmi, Amirsyah meminta Kemenag segera sosialisasi. Bahkan, Kemenag seharusnya sudah bisa membuka akses kepada CJH untuk mulai melunasi biaya haji secara bertahap. Sambil menunggu masa pelunasan secara resmi dibuka.
Menurut Amirsyah, upaya tersebut bisa meringankan CJH. Sebab, dengan dibukanya pelunasan secara bertahap, mereka tidak harus menyerah-kan uang dalam jumlah besar. Apalagi, sebentar lagi masuk bulan puasa, kemudian Lebaran.
Dikhawatirkan uang masya-rakat terpakai untuk keperluan lain. Amirsyah mengatakan, pelunasan bertahap bisa dibuka untuk CJH yang berangkatnya masih beberapa tahun lagi.
Menurut dia, salah satu syarat ibadah haji adalah istitaah atau mampu. Termasuk mampu dalam hal finansial. Dia menyinggung potensi CJH yang berutang untuk melunasi biaya haji.
”Kita lihat dulu, berutangnya itu dia akan sanggup membayar atau tidak,” katanya. Jika tidak ada jaminan sanggup melunasi, kewajiban hajinya gugur.
CJH yang bersangkutan bisa mengajukan penundaan pemberangkatan untuk tahun berikutnya. Atau dengan alasan khusus dan mendesak, CJH bisa saja menarik setoran awal ongkos haji sekaligus membatalkan porsi hajinya. Untuk kasus seperti ini, dia meminta Kemenag dengan cermat melihat alasannya.
Terkait dengan masa pelunasan biaya haji, Dirjen Penye-lenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief mengatakan sampai saat ini belum dibuka. Setelah pengesahan biaya haji, akan disusul pengesahan keputusan presiden (keppres) soal biaya haji.
Keppres itu akan mencantumkan biaya haji untuk masing-masing embarkasi. ”(Pelunasan) sesegera mung-kin setelah keppres keluar,” katanya.
Sementara itu, Kemenag secara resmi sudah mengeluarkan rencana perjalanan haji (RPH) 2025. Seperti biasa, jemaah masuk asrama haji mulai 1 Mei. Sehari berikutnya, jemaah mulai diterbangkan ke Arab Saudi. Untuk gelombang pertama, rutenya dari Indonesia menuju Madinah. Lalu, gelombang kedua mengambil rute Indonesia–Jeddah.
Proses pemberangkatan haji berakhir pada 31 Mei. Pertimbangannya, pemerintah Saudi memberlakukan closing date bandara Jeddah pada 31 Mei pukul 24.00 waktu setempat. Puncak ibadah haji, yaitu wukuf di Arafah, dilaksanakan pada 5 Juni. Berikutnya, jemaah mulai berada di Mina untuk mabit dan melontar jumrah hingga 9 Juni.
Pemulangan jemaah menuju tanah air dimulai pada 11 Juni dari Jeddah untuk gelombang pertama. Pemulangan gelombang kedua dari Madinah dilaksanakan mulai 26 Juni. Proses pemulangan jemaah berlangsung sampai 11 Juli.
Menag Nasaruddin Umar mengatakan, persiapan haji sudah berjalan sejak beberapa waktu lalu. Termasuk negosiasi akomodasi di Makkah maupun Madinah. Imam besar Masjid Istiqlal itu berjanji berusaha sebaik mungkin untuk melayani jemaah haji tahun ini.
Dia menyatakan akan terus bernegosiasi dengan pihak syarikah. Mereka adalah perusahaan swasta di Saudi yang menjadi pihak ketiga dalam melayani jemaah haji. Negosiasi itu dilakukan agar para syirkah mampu memberikan yang terbaik bagi jemaah.
”Kita akan berusaha sebaik mungkin untuk melobi para syirkah agar melayani jemaah sebaik-baiknya,” kata Nasaruddin. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG