Buka konten ini
SAGULUNG (BP) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Batam kembali melaksanakan panen hasil pertanian sebagai bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan. Kali ini, panen dilakukan di sektor pertanian dengan hasil puluhan kilogram kangkung yang dikelola melalui kegiatan kerja (Giatja).
Kegiatan panen ini berlangsung pada Selasa (4/2) di area brenggeng Lapas Kelas IIA Batam. Program pembinaan kemandirian di bidang pertanian ini merupakan salah satu langkah Lapas Batam dalam membekali warga binaan dengan keterampilan yang bermanfaat setelah mereka bebas nanti.
Dalam panen tersebut, Kepala Lapas Batam, Heri Kusrita, bersama Kasi Kegiatan Kerja, Heri Aguswanto dan Kasubsi Bimbingan Kerja, Hasja Putra Balkis Alkarim, serta staf dan warga binaan turut serta. Mereka berhasil memanen sebanyak 20 kilogram kangkung, yang merupakan hasil dari program pertanian yang dikembangkan di dalam lapas.
Sayuran kangkung dipilih karena mudah dibudidayakan dan memiliki masa panen yang relatif singkat. Hal ini menjadikannya komoditas yang tepat untuk mendukung ketahanan pangan di lingkungan lapas. Dengan metode tanam yang sederhana dan perawatan yang tidak rumit, panen kangkung dapat dilakukan secara berkala untuk memenuhi kebutuhan konsumsi warga binaan maupun pihak luar.
Kalapas Batam, Heri Kusrita, menekankan pentingnya program pembinaan kemandirian ini, terutama di sektor pertanian yang berperan besar dalam mendukung ketahanan pangan.
“Kangkung sangat cocok untuk dibudidayakan di sini karena siklus panennya cepat dan bisa dilakukan secara berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Kasi Kegiatan Kerja, Heri Aguswanto, menambahkan bahwa hasil panen kangkung tersebut akan disalurkan ke dapur Lapas Batam untuk diolah menjadi makanan bagi warga binaan. Selain itu, sebagian hasil panen juga akan dipasarkan ke pihak luar sebagai bagian dari kegiatan ekonomi produktif yang dikelola oleh lapas.
Lapas Batam memiliki berbagai program pembinaan yang berfokus pada peningkatan kemandirian warga binaan. Selain pertanian, terdapat juga pelatihan menjahit, pertukangan, budidaya perikanan, dan berbagai keterampilan lainnya.
“Program-program ini diharapkan dapat membantu warga binaan lebih siap menjalani kehidupan setelah bebas nanti,” kata Kalapas Batam.
Ke depan, Lapas Batam berencana untuk terus meningkatkan kualitas pelatihan dan produksi di berbagai sektor keterampilan. Dengan dukungan berbagai pihak, diharapkan warga binaan lebih termotivasi untuk belajar dan mengembangkan keterampilan mereka.
Program ini menjadi bukti bahwa sistem pemasyarakatan di Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai tempat menjalani hukuman, tetapi juga sebagai sarana rehabilitasi yang membantu narapidana kembali menjadi bagian dari masyarakat yang produktif dan mandiri. (*)
Reporter : Eusebius Sara
Editor : RATNA IRTATIK