Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya mempercepat penyerapan gabah dalam menjaga stabilitas harga pangan dan mendukung kesejahteraan petani.
Dalam pernyataannya di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, Amran menyampaikan bahwa Presiden telah memanggilnya untuk membahas isu produksi beras dan penyerapan gabah dalam upaya mengatasi surplus produksi.
”Badan Pusat Statistik kemarin mengumumkan bahwa produksi beras Januari, Februari, Maret itu naik 50 persen dibanding tahun lalu, dengan total produksi mencapai 8 juta ton,” katanya.
Bahkan, BPS memperkirakan produksi hingga bulan April mencapai 13 hingga 14 juta ton, yang berarti terdapat surplus sekitar 4 juta ton dalam periode Januari-April, kata Amran.
Menurut Mentan, surplus gabah tersebut harus segera diserap oleh Bulog untuk mencegah dampak negatif terhadap petani.
”Ke depan, kami diperintahkan oleh Bapak Presiden untuk mempercepat penyerapan gabah. Karena ini adalah momentum yang paling baik,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Amran mengatakan bahwa rata-rata harga gabah di seluruh Indonesia saat ini berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP), yakni Rp6.500 per Kg.
”Tetapi kalau kita bedah per provinsi, di 70 persen provinsi itu harga gabah di bawah HPP. Kemudian kurang lebih 30 persen di atas HPP,” katanya.
Untuk itu, Kementan bersama Bulog dan Kementerian BUMN akan melakukan pemantauan intensif untuk memastikan penyerapan gabah berjalan efektif.
”Insya Allah, kami akan maraton memantau bersama pihak terkait untuk menyelesaikan persoalan ini,” ujarnya. (*)
Reporter : JP Group
Editor : gustia benny