Buka konten ini
Istanbul (BP) – Otoritas Korea Selatan telah menyelesaikan operasi pencarian dan pemulihan serta penyelidikan atas jatuhnya pesawat Jeju Air pada 29 Desember 2024 yang menewaskan 179 orang.
Harian Korea JoongAng pada Minggu (26/1) melaporkan bahwa keluarga korban setuju untuk mengakhiri penyelidikan setelah pihak berwenang mengungkapkan rincian tentang serangan burung yang terkait dengan kecelakaan tersebut.
Asosiasi yang mewakili keluarga korban itu mengumumkan bahwa keputusan mereka untuk menghentikan pencarian potongan tubuh atau sisa-sisa jenazah.
Pengumuman ini menyusul pertemuan kedua yang diadakan di Bandara Internasional Muan, yang akan tetap ditutup hingga 18 April. Sedangkan sisa-sisa jenazah dan harta benda korban kecelakaan yang tidak teridentifikasi telah diserahkan ke Layanan Forensik Nasional untuk diidentifikasi.
Pihak berwenang mengatakan bahwa hasil penyelidikan menunjukkan bulu dan noda darah burung teal Baikal yang bermigrasi ditemukan di kedua mesin pesawat.
”Kami sedang melakukan sinkronisasi dan menganalisis kotak hitam serta rekaman komunikasi kontrol berdasarkan zona waktu untuk memeriksa kondisi pengoperasian pesawat, pengaruh eksternal, dan segala kelainan pada pesawat atau mesin,” kata seorang pejabat, seraya menambahkan bahwa diperlukan analisis lebih rinci.
Dilansir dari Antara, Pesawat Boeing 737-800 Jeju Air yang membawa 181 penumpang, termasuk enam awak, jatuh saat mendarat di Kabupaten Muan, 288 kilometer (179 mil) barat daya Seoul.
Kecelakaan yang dilaporkan terjadi pada pukul 9.07 pagi waktu setempat (07.07WIB) itu menewaskan 179 orang, dan hanya dua pramugari yang selamat.
Kecelakaan itu menandai kecelakaan penerbangan paling mematikan di Korea Selatan yang melibatkan maskapai domestik sejak pesawat Korean Air jatuh di Guam pada tahun 1997, yang menewaskan 225 orang.
Laporan mengungkapkan bahwa ketiga roda pendaratan tidak berfungsi dengan baik. Pilot memberi tahu menara pengawas tentang tabrakan dengan burung sebelum kecelakaan itu.
Seorang pejabat Kementerian Perhubungan kemudian mengonfirmasi hal ini. Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) mengatakan rekaman pada perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit pesawat berhenti sekitar empat menit sebelum pesawat menabrak struktur penentu lokasi. (*)
Reporter : JP Group
Editor : Iman Wachyudi