Buka konten ini
Tren gaya hidup minimalis kian digemari oleh berbagai kalangan, terutama Gen Z. Hal ini dipengaruhi oleh keinginan untuk mengurangi stres akibat berbagai tekanan yang ditimbulkan seiring meningkatnya kebutuhan di era serba digital ini.
Terlebih, fenomena fear of missing out (FOMO) atau rasa takut ketinggalan tren juga kerap mendorong seseorang mengambil keputusan finansial yang kurang bijak, seperti membeli barang mewah yang tidak dibutuhkan, mengikuti pola hidup konsumtif, atau berinvestasi tanpa pemahaman yang memadai.
Hal ini membuat hidup minimalis dipandang sebagai salah satu solusi yang cukup efektif untuk menekan perilaku impulsif dan konsumtif di masa sekarang.
Raditya Dika merupakan salah satu contoh artis yang berhasil menerapkan gaya hidup ini.
Sutradara dan penulis buku itu menyebut bahwa minimalisme merupakan gaya hidup di mana seseorang mampu memberikan nilai pada setiap hal yang dimilikinya menjadi bernilai untuk dirinya sendiri.
Suami Anisa Aziza itu juga menekankan bahwa gaya hidup minimalis bukan hanya soal memiliki barang sesedikit mungkin, tetapi lebih pada seberapa bernilai barang yang kita miliki.
“Buat aku, (gaya hidup minimalis, red) bukan masalah adu sedikit barang, bukan masalah adu sedikit hal yang kita punya. Tapi, boleh punya banyak barang, boleh kita punya banyak sesuatu, asalkan penting buat kita,” ungkap Raditya Dika, seperti dilansir dari kanal YouTube Agatha Chelsea Selasa (7/1).
Berikut rangkuman informasi mengenai cara menerapkan gaya hidup minimalis ala Raditya Dika:
1. Kelola Barang yang Hanya Miliki Nilai Penting
Seorang minimalist biasanya memiliki jumlah barang yang seminimal mungkin. Mereka akan memilah barang-barang yang sudah tidak diperlukan dan hanya menyimpan hal-hal yang memiliki nilai penting.
Hal ini juga diterapkan oleh Raditya Dika. Pasalnya, ia mengaku pernah mengoleksi jam tangan sebelum menjalani hidup minimalis. Di setiap pencapaian yang berhasil ia raih, Radit tidak segan membeli jam tangan untuk mengingat momen tersebut.
“Suatu saat aku mikir kayak tangan gua kan cuma dua ya, gak practical juga, untuk apa ada ini semua? Kasian ini jam hanya ada di ruang koleksi, mendingan dia hidup bersama orang lain, punya cerita yang lain, akhirnya aku jual semua,” bebernya.
Menurut penuturannya, hasil penjualan semua jam tersebut ia gunakan untuk membeli jam tangan baru. Akan tetapi, jam tersebut pada akhirnya dijual kembali lantaran ia merasa tidak lagi membutuhkannya lantaran saat itu tengah pandemi.
2. Melakukan Aktivitas Sederhana untuk Memaksimalkan Waktu
Penganut gaya hidup minimalis biasanya mampu menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan, seperti menulis jurnal, berkebun, membaca buku, atau berolahraga di rumah.
Radit sendiri mengungkapkan ia lebih melakukan hal-hal yang penting untuk dirinya sehingga bisa memaksimalkan waktu yang ada dengan beraktivitas.
“Aku harus maksimalkan resource yang tidak akan pernah bisa tergantikan which is waktu, kita gak bisa beli lagi. Jadi, momen detik apapun yang terjadi itu harus ada sesuatu yang penting buat kita atau emang valuable buat kita,” ujar sang komika papan atas.
3. Atur Finansial
Hidup minimalis juga berarti seseorang harus mampu mengatur finansialnya agar lebih bijak. Perilaku impulsif dengan membeli barang yang hanya berdasarkan keinginan sesaat bukanlah cerminan dari gaya hidup minimalis.
Radit mengungkapkan bahwa ia cenderung menjadi lebih selektif sebelum membeli suatu barang, bahkan ia perlu waktu dua minggu untuk mempertimbangkan apakah barang tersebut benar-benar penting baginya.
Keputusan yang akhirnya membuat Radit membeli suatu barang adalah karena barang tersebut sudah sangat dibutuhkan atau mendesak. Hal ini tanpa sadar membuat ia bisa mengelola keuangannya.
4. Hidup Hemat, Bukan Pelit
Kebanyakan orang seringkali keliru memahami gaya hidup minimalis dengan menyebutnya sebagai pelit. Padahal, dua hal itu memiliki arti yang berbeda.
Menurut Radit, pelit adalah orang yang enggan mengeluarkan uang untuk apapun. Sementara itu, hemat merujuk pada sikap seseorang yang rela mengeluarkan uang untuk hal-hal yang sejalan dengan nilai-nilai yang diyakini. Artinya, uang yang dikeluarkan sepadan dengan nilai dari barang tersebut.
“Aku mendefinisikan diriku hemat karena aku tidak ragu mengeluarkan uang ketika itu nge-heat dial money aku,” ungkap ayah dua anak itu.
Dengan kata lain, seorang minimalis bukan berarti sama sekali tidak mau mengeluarkan sepeser uang, tetapi justru akan bersedia mengalokasikan uangnya untuk hal-hal yang penting dan bernilai.
5. Bedakan Keinginan dan Kebutuhan
Salah satu hal tersulit untuk mewujudkan gaya hidup minimalis adalah manusia seringkali memiliki banyak keinginan yang bertentangan dengan prinsip hidup minimalis. Menurut Radit, cara paling efektif yang bisa dilakukan adalah dengan membedakan antara wants (keinginan) dan needs (kebutuhan).
“Gua mungkin mau, tapi butuh nggak? Karena kan dua hal yang berbeda mau sama butuh. Kalo mau ya hasrat aja, tapi kalo butuh kalo nggak ada itu kayaknya nggak bisa deh,” pungkasnya. (***)
Reporter : JP GROUP
Editor : umy kalsum