Buka konten ini
BATUAJI (BP) – Tumpukan sampah yang menjadi masalah kronis di wilayah Batuaji dan Sagulung kini semakin mengkhawatirkan. Hampir di setiap ruas jalan protokol di kedua wilayah ini, sampah menumpuk dan terendam genangan air akibat musim hujan, memicu kekhawatiran masyarakat terhadap ancaman penyakit seperti demam berdarah dan diare.
Sumardi, warga Sagulung, mengungkapkan keresahannya. “Ini sudah menjadi keluhan masyarakat sejak lama. Namun, di musim hujan seperti sekarang, ancaman penyakit semakin besar. Kami berharap ada tindakan tegas untuk mengatasi masalah ini,” katanya.
Pantauan di lapangan menunjukkan tumpukan sampah mendominasi beberapa titik strategis, seperti pinggir jalan menuju Kaveling Baru Sagulung, Jalan Trans Barelang Tembesi, dan jalan menuju Marina City. Selain mencemari lingkungan, sampah-sampah ini terutama wadah bekas, dikhawatirkan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Eegypti, penyebab demam berdarah.
“Tumpukan sampah ini bukan hanya soal estetika lingkungan, tapi juga mengancam kesehatan. Sampah yang tergenang air hujan menciptakan tempat ideal bagi nyamuk berkembang biak,” jelas Camat Sagulung, M. Hafiz Rozie.
Hafiz menyebutkan, pihaknya bersama Satuan Tugas Penanganan Sampah terus berupaya membersihkan tumpukan sampah secara berkala. “Kami mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Letakkan sampah di tempat yang telah disediakan agar mudah diangkut oleh petugas,” tegasnya.
Berbagai upaya pemerintah dalam menanggulangi sampah liar, belum cukup untuk mengatasi masalah ini. Minimnya kesadaran masyarakat menjadi kendala besar. Masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan meski telah diperingatkan.
Selain itu, buruknya sistem drainase memperparah kondisi. Genangan air hujan yang bercampur sampah sulit surut, menyebabkan bau menyengat dan potensi pencemaran air tanah. Situasi ini meningkatkan risiko penyakit seperti diare, infeksi kulit, hingga leptospirosis.
Masalah sampah di Batuaji dan Sagulung bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga soal kesehatan masyarakat. Warga mendesak pemerintah lebih tegas dalam menindak pelanggar aturan terkait pembuangan sampah sembarangan.
“Kalau perlu, buatkan aturan agar setiap rumah dan ruko atau gedung perkantoran, wajib bayar retribusi sampah jadi pasti diangkut petugas. Sehingga, tak ada lagi yang buang sampah sembarangan,” saran Adil, warga Batuaji.
Di sisi lain, sambung Camat Hafiz, edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan perlu digencarkan. Wilayah padat penduduk seperti Batuaji dan Sagulung membutuhkan pendekatan yang lebih intensif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh sampah.
Penanganan cepat untuk membersihkan sampah harus diimbangi dengan solusi jangka panjang. Pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan diperlukan agar masalah ini tidak terus berulang.
“Tantangan besar ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. Tanpa kesadaran bersama, masalah sampah akan terus menjadi ancaman,” tutup Hafiz. (*)
Reporter : Eusebius Sara
Editor : RATNA IRTATIK