Buka konten ini
Cuaca buruk dan ombak kuat di laut Kepri menyebabkan pelayaran speedboat dialihkan. Ribuan penumpang juga tertahan di Bintan, Pinang dan Anambas juga tertahan karena kapal tertunda pelayarannya. Pelayaran kapal Roro juga dibatasi.
Alur pelayaran speedboat dari Pelabuhan Bulang Linggi, Tanjunguban, Bintan menuju Pelabuhan Telagapunggur, Batam dialihkan sementara akibat cuaca buruk, Minggu (12/1).
Kepala Pos Syahbandar Pelabuhan Bulang Linggi, Tanjunguban, Rahmat, mengatakan, pengalihan alur pelayaran penumpang speedboat sudah dilakukan dalam beberapa hari terakhir.
Pelayaran penumpang speedboat yang semula melalui alur pelayaran luar atau depan Perairan Kabil, Batam, dialihkan sementara ke alur pelayaran dalam Perairan Ngenang, Batam.
”Sudah beberapa hari dialihkan karena ombak kuat, jadi speedboat lewat dalam (Pulau Ngenang). Kalau sudah normal, kembali melewati alur biasa,” jelas Rahmat.
Cuaca buruk, kata Rahmat, memengaruhi keberangkatan speedboat dan jumlah penumpang. Pasalnya, sebagian besar penumpang akan menunda berangkat karena alasan hujan.
”Seperti Sabtu kemarin, beberapa speedboat mati jam karena tak cukup penumpang akhirnya yang biasanya setengah jam berangkat, kemarin Sabtu satu jam sekali speedboat baru berangkat,” ujarnya.
Cuaca buruk juga, katanya, membuat trip keberangkatan speedboat berkurang dari biasanya 23 trip per hari.
”Hari Sabtu semalam, cuman 19 trip,” katanya.
Terkait cuaca yang kurang bersahabat dalam beberapa hari ini, Rahmat meminta pihak kapal mengutamakan keselamatan pelayaran.
Dia juga mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan cuaca. Rahmat pun tidak bosan-bosannya mengingatkan nakhoda kapal untuk selalu waspada terhadap cuaca ekstrem.
Aktivitas pelayaran di Kabupaten Anambas terhenti akibat cuaca buruk yang terjadi sejak Senin, (6/1) lalu.
Tidak adanya aktivitas pelayaran, membuat daerah perbatasan ini terisolir. Hal ini membuat warga Anambas yang berada di Tanjungpinang maupun Batam tidak bisa kembali ke daerah asalnya pascalibur Nataru.
”Sudah satu minggu tak bisa balek ke Tarempa. Cuaca buruk, kapal tak berani jalan bang,” ujar seorang warga Anambas, Fahmi, Minggu, (12/1).
Fahmi menerangkan ia bersama keluarga sengaja pergi ke Tanjungpinang untuk menghabiskan malam tahun. Ia sudah merencanakan bakal kembali ke Tarempa pada Jumat, (10/1) lalu dengan menggunakan MV Seven Star Island.
”Rencana kita kalah dengan rencana Allah SWT. Rupanya, cuaca buruk kapal tak jalan terpaksa kita bertahan di sini,” kata Fahmi.
Bukan hanya kapal MV Seven Star Island yang menunda pelayaran, kapal penumpang berukuran besar yaitu KM Bukit Raya tidak berani berlayar.
Seharusnya, pada Sabtu, (11/1) lalu, KM Bukit Raya berangkat dari Kijang menuju Anambas terpaksa dibatalkan karena peringatan dari BMKG yang menyatakan gelombang di perairan tersebut mencapai 6 meter. ”Pelayaran Bukit Raya kita tunda. Dijadwal ulang pada Senin, (13/1) pukul 20.00 WIB. Saat ini kapal sudah tiba di Kijang dari Belinyu,” ucap Kepala Pelni Tanjungpinang, Putra Kencana.
Putra mengungkap untuk penumpang tujuan Anambas jumlahnya hampir mencapai 800 orang. Tidak menutup kemungkinan bakal bertambah, karena Pelni menyiapkan kapal tambahan KM Sabuk Nusantara 110 untuk antisipasi arus balik nataru.
Di tempat terpisah, Staf Bandara Letung, Raja Herma, meng-ungkapkan kondisi penerba-ngan tidak mengalami kendala meskipun Anambas sedang mengalami cuaca buruk.
”Alhamdulillah tidak ada kendala. Pesawat tetap berangkat,” ujar Raja Herma.
Meski pesawat tetap berangkat, penumpang mengalami penurunan. Hal ini disebabkan tidak adanya transportasi laut yang mengangkut penumpang dari Tarempa menuju Letung (lokasi bandara).
”Ya begitu, kalaupun penumpang pesawat dari Batam atau Tanjungpinang ada. Mereka tidak bisa menyeberang ke Tarempa karena tak ada kapal,” kata Raja Herma.
Kondisi ini kerap terjadi di Anambas setiap mengakhiri tahun dan memasuki tahun baru. Untuk itu, masyarakat dihimbau sebelum berpergian dapat memantau prakiraan cuaca dari BMKG.
Pelayaran Roro Dibatasi
Akibat cuaca buruk melanda perairan Bintan, pelayaran penyeberangan kapal RoRo dari Pelabuhan ASDP Tanjunguban, Bintan menuju Pelabuhan ASDP Telagapunggur, Batam atau sebaliknya dibatasi.
Supervisi Pelabuhan ASDP Tanjunguban, Sukma Nugraha, membenarkan operasional pelayaran penyeberangan kapal RoRo dari Pelabuhan ASDP Tanjunguban menuju ke Pelabuhan ASDP Telagapunggur dibatasi hingga sekitar pukul 17.00 WIB.
Bila kondisi normal, kata dia, pelayaran penyeberangan kapal roro dari Pelabuhan ASDP Tanjunguban khusus hari Minggu dilayani hingga pukul 20.00 WIB.
”Cuaca buruk, opersional pelayaran penyeberangan kapal roro dibatasi hingga sekitar pukul 17.00 WIB,” ungkap Sukma.
Dia mengatakan, satu kapal roro sempat tersorong arus kuat saat melewati perairan Tanjunguban, sementara kapal roro lain baru tiba di Pelabuhan ASDP Tanjunguban setelah 3,5 jam pelayaran.
Bahkan, katanya, arus kuat saat kapal roro melewati perairan dalam Pulau Ngenang, Batam. ”Lewat dalam, arusnya kuat juga,” katanya.
Karena itu, dia mengatakan, beberapa kapal roro tidak melakukan pelayaran penyebera-ngan dari Pelabuhan ASDP Tanjunguban menuju Batam.
”Kemungkinan besok pagi, kapal RoRo baru berlayar kembali,” kata Sukma.
Disinggung bagaimana dengan calon pengguna jasa yang sudah membeli tiket secara online?
”Ada tadi beberapa orang wisatawan tidak bisa menyeberang, kita prioritaskan mereka besok berangkat pagi,” ujar Sukma.
Pembatasan operasional pelayaran penyeberangan dilakukan untuk keselamatan pelayaran dan pengguna jasa mengingat ketinggian gelombang mencapai 2,5 hingga 4 meter di perairan Bintan. (*)
Reporter : Slamet Nofasusanto
Editor : ANDRIANI SUSILAWATI