Buka konten ini
KABUPATEN BOGOR (BP) – Hanya berjarak sekitar 15 kilometer dari Istana Bogor, persisnya di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sebuah pabrik narkoba berdiri. Tak main-main, di tempat tersebut polisi menemukan barang bukti seberat lebih dari 1 ton.
”Benar, alhamdulillah tim Satresnarkoba Polres Bogor bersama Direktorat Narkoba Polda Jawa Barat mengungkap keberadaan laboratorium terselubung atau clandestine laboratory di wilayah Sentul,” kata Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro, Selasa (4/2).
Menurut dia, barang bukti (barbuk) yang ditemukan narkotika golongan 1 jenis tembakau sintetis dengan jumlah banyak saat pengungkapan. ”Jumlahnya kurang lebih 1 ton,” jelasnya.
Tapi, Rio menyebut informasi lainnya belum bisa disampaikan. Misalnya terkait lokasi persisnya serta berapa orang yang diamankan dari lokasi.
”Mohon waktu, masih pengembangan. Mohon doanya,” katanya. Kabarnya, rilis kasus tersebut akan dilangsungkan di Mapolres Bogor hari ini. Ini adalah pengungkapan kasus narkotika terbesar di Jawa Barat.
Pada November tahun lalu, dikutip dari menpan.go.id, Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri mengungkap jaringan produksi narkoba terbesar di Indonesia yang berbasis di Bali. Laboratorium klandestin serupa dengan yang di Sentul ditemukan di sebuah vila di Jimbaran, Bali, dengan barang bukti mencapai nilai Rp1,5 triliun.
”Ini pengungkapan pertama laboratorium hashish di Indonesia. Polri akan terus berupaya memerangi narkoba untuk melindungi generasi bangsa,” kata Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada ketika itu (19/11/2024).
Barang bukti yang diamankan mencakup 18 kg hashish (kemasan silver), 12,9 kg hashish (kemasan emas), 35 ribu butir pil happy five, dan bahan baku yang cukup untuk memproduksi lebih dari 2 juta pil dan ribuan batang hashish. Menurut Wahyu, laboratorium tersebut diketahui berpindah-pindah untuk menghindari deteksi. Sebagian besar bahan baku diimpor dari luar negeri.
Wahyu menambahkan, jaringan tersebut menggunakan pods system yang biasanya digunakan untuk vaping, tetapi dimodifikasi untuk konsumsi hashish cair. ”Modus ini menyasar generasi muda dengan memanfaatkan tren teknologi. Kami mengimbau orang tua untuk lebih waspada terhadap perangkat seperti ini,” ujar dia. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG