Buka konten ini
MUNCHEN (BP) – Performa “wide attacker” Spanyol Lamine Yamal saat melawan Portugal di final Nations League, Senin (9/6), terlihat antiklimaks ketimbang saat mengalahkan Prancis pada semifinal (6/6). Yamal masih bisa mencetak dua gol dari lima kali tembakannya saat melawan Prancis. Kemarin, pemain 17 tahun milik FC Barcelona itu gagal menyumbang gol bagi La Furia Roja, julukan Spanyol.
Jumlah sentuhan Yamal yang mencapai 84 kali di semifinal juga turun menjadi 52 kali sentuhan di Allianz Arena, Munchen, kemarin. Operan kunci juga turun dari tiga kali menjadi hanya sekali. Penampilan anjlok Yamal tersebut tak lepas dari ketatnya pengawalan bek kiri Portugal Nuno Mendes.
Bek kiri yang sembilan hari lalu memenangi Liga Champions bersama Paris Saint-Germain juga di Allianz Arena itu sukses mematikan pergerakan Yamal. Dalam sesi wawancara dengan kanal televisi Portugal Sport TV, Mendes mengungkapkan resep untuk melimitasi aksi Yamal.
“Aku hanya bermain dengan penuh konsentrasi. Terlebih, pada laga seperti ini. Aku selalu waspada dengan lawan di hadapanku,” ucap Mendes.
“Mereka (pemain Spanyol) merupakan pemain papan atas yang dapat membuat perbedaan kapan pun. Jadi, aku harus melakukan tugasku: “Bertahan dengan sebaik mungkin, lalu menyerang dengan berkualitas,” sambung bek berusia 22 tahun itu.
Mendes bukan hanya sukses mematikan Yamal. Dia juga mencetak gol penyama kedudukan 1-1 pada menit ke-26 atau lima menit setelah gol gelandang Spanyol Martin Zubimendi. Di akhir laga, Mendes dinobatkan sebagai player of the match dalam final sekaligus dianugerahi pemain terbaik turnamen. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG