Buka konten ini
Jumbo menjadi film terlaris dalam 61 hari penayangan di bioskop, menggeser KKN di Desa Penari yang mencatatnya lebih dari 90 hari. Diharapkan bisa turut mendorong pertumbuhan genre animasi yang selama ini kurang mendapat perhatian.
LIMA tahun lamanya Ryan Adriandhy dan tim mempersiapkan Jumbo. Masa yang tidak pendek. Dan, tentunya ada, untuk mengutip soundtrack film animasi dengan sederet bintang sebagai pengisi suara tersebut, ”angin yang bikin goyah”.
Tapi, hidup memang ingin Jumbo jadi lebih kuat. Jumbo memecahkan rekor dan mencatat sejarah. Film yang mengisahkan anak yatim piatu berusia 10 tahun bernama Don yang kerap diremehkan karena ukuran tubuhnya itu kini resmi menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Terhitung hingga 1 Juni 2025, Jumbo tercatat telah ditonton 10.073.332 orang di bioskop. Capaian itu didapat setelah film tersebut berlayar di bioskop tanah air selama 61 hari.
Jumbo menggeser KKN di Desa Penari (2022) yang sebelumnya menjadi film terlaris Indonesia sepanjang masa. Film yang disutradarai Awi Suryadi itu ditonton 10.061.033 penonton dengan total penayangan lebih dari 90 hari.
Tak cuma itu, Jumbo juga tercatat menjadi film animasi terlaris di Asia Tenggara. Bulan ini, film dengan Prince Poetiray sebagai pengisi suara Don serta Ariel Noah dan Bunga Citra Lestari sebagai ayah dan ibu Don itu juga bakal tayang di 17 negara.
”Ini berkat doa, kerja keras, dan keyakinan bukan hanya dari kreator. Namun, juga para penonton dan keluarga yang ikut menonton Jumbo,” ucap Ryan dalam keterangan resmi, Senin (2/6).
Libatkan 400 Kreator
Ryan yang juga komika itu mengaku sangat bersyukur atas tingginya apresiasi publik terhadap karyanya. Apalagi, Jumbo hasil karya anak bangsa dengan melibatkan lebih dari 400 kreator.
”Senang rasanya menciptakan sejarah bersama banyak orang yang merasa memiliki karyanya. Semoga Jumbo akan hidup lebih lama di hati kalian,” tutur Ryan yang juga bertindak sebagai penulis skenario.
CEO Visinema Studios Herry B. Salim menambahkan, keberhasilan Jumbo bukti dari perkembangan industri film tanah air. Khususnya di genre animasi yang selama ini kurang mendapat perhatian. Baik dari publik maupun para investor dan produser.
”Kesempatan akan terbuka lebar bagi para kreator, juga investor dan produser untuk mau memberikan keyakinan lebih pada karya animasi,” papar Herry.
Sama seperti Ryan, dia juga menyebut prestasi ini merupakan bayaran yang setimpal dari kerja keras timnya selama lima tahun. ”Kami selalu percaya bahwa karya yang baik akan mendapatkan tempat yang baik,” jelas dia.
Dia pun berharap keberadaan Jumbo bisa memberikan dampak baik yang tidak hanya untuk industri perfilman lokal. ”Semoga apa yang kami berikan bisa menjadi impact positif sekaligus core memory di masa mendatang bagi anak-anak. Sekaligus menggerakkan industri animasi Indonesia untuk bisa lebih bertumbuh,” harap Herry.
Jumbo juga akan melintasi benua, tayang di 17 negara bulan ini. Di antaranya Singapura, Belarus, Kazakhstan, Lithuania, Azerbaijan, Ukraina, dan Rusia. Anak-anak di negara-negara itu bakal mendapat kesempatan seperti anak-anak di tanah air untuk belajar dari Don bahwa perundungan, masa-masa yang sulit, tak membuatnya jatuh. (***)
Laporan: SHAFA NADIA
Editor: RYAN AGUNG