Buka konten ini
DULU tak lebih dari pulau kecil tak berpenghuni seluas 20 hektare, kini Pulau Nirup menjelma menjadi destinasi wisata berkelas dunia. Investasi pengembangan pulau ini tak main-main, hampir Rp1 triliun, tepatnya Rp900 miliar, menjadikannya salah satu proyek wisata terbesar di Kepri. Terletak di Sekanakraya, Belakangpadang, pulau ini kini berdiri megah dengan hadirnya The Westin Nirup Island Resort and Spa, hotel premium jaringan Marriott International.
Peresmian resor dilakukan Selasa (3/6), ditandai dengan pemotongan pita dan penandatanganan prasasti oleh Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Surya-nagara dan Wali Kota Batam Amsakar Achmad.
Dari atas Marina, Hartono—pengusaha pengembang Pulau Nirup—dan istrinya, Elfa Susanti, menyambut tamu yang datang dengan kapal cepat.
”Selamat datang di Pulau Nirup. Terima kasih atas dukungan dan pemberitaannya selama ini,” ujar Hartono, yang tampil mengenakan batik hitam bermotif burung.
Hartono menyebutkan, salah satu alasan dipilihnya Westin hadir di Nirup, karena namanya yang sudah besar sebagai salah satu hotel dan resort berjaringan terbaik di dunia.
”Westin itu besar. Jaringannya kuat, terbaik di dunia dengan 200 juta member secara global,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, menghadirkan Westin di Nirup bukanlah hal yang mudah. Tapi akhirnya bisa.
”Setelah Jakarta dan Bali, kini Westin hadir di Kepri, di sini, di Pulau Nirup,” ujar Hartono.
Mimpi Panjang Seorang Anak Kampung
Pembangunan Westin Nirup bukan sekadar proyek bisnis bagi Hartono. Pria kelahiran Belakangpadang 67 tahun lalu itu menyebut ini sebagai mimpi panjang yang akhirnya terwujud. Masa kecilnya yang penuh perjuangan di Batam tahun 1980-an menjadi fondasi semangatnya kini.
”Usia 22 saya mulai buka gudang di Seraya. Lalu menikah di usia 28 dan memulai usaha bersama istri. Sekarang, kami mempekerjakan lebih dari 2.000 orang lewat Citra Buana Prakarsa Group,” tutur
Hartono. Melalui anak perusahaannya, PT Tritunas Sinar Benua, Hartono mengembangkan Pulau Nirup menjadi ikon wisata baru. Ia menegaskan, proyek ini juga menjadi misi sosialmemberdayakan warga tempatan.
”Sebanyak 70 persen dari sekitar 200 pekerja di Nirup berasal dari pulau-pulau sekitar. Keahlian tinggi tak jadi syarat, yang penting mau belajar,” ujarnya.
Ikhtiar Bangun Daerah
Komisaris PT Tritunas Sinar Benua, Jimmi Ho, menambahkan bahwa pemberdayaan masyarakat lokal bukan hanya dari sisi tenaga kerja. Kolaborasi dengan pengusaha dan investor juga diarahkan untuk membangun pulau-pulau di sekitar Nirup, serta melibatkan UMKM dalam ekosistem pariwisata.
”Bukan sekadar bisnis. Ini warisan untuk generasi mendatang,” ujar Jimmi, yang juga merupakan putra Hartono.
Ia menyebut pembangunan Westin Nirup sebagai wujud nyata dari mimpi ayahnya. ”Di saat orang melihat keterbatasan, beliau melihat kemungkinan. Nirup dibangun bukan hanya dengan baja, tapi juga dengan hati,” katanya.
Wajah Baru Pariwisata Batam
Wali Kota Batam Amsakar Achmad menyebut hadirnya Westin Nirup sebagai wajah baru pariwisata Batam. Lokasinya strategis—hanya 20 menit dari Singapura dan 40 menit dari Pelabuhan Harbour Bay Batam—membuatnya jadi magnet baru bagi wisatawan mancanegara dan domestik.
”Pada 2024, jumlah wisatawan mancanegara ke Batam mencapai 1,4 juta orang, sementara wisatawan nusantara 3 juta. Hadirnya Nirup diharapkan meningkatkan jumlah kunjungan, memperpanjang masa tinggal, dan menaikkan devisa,” ujarnya.
Contoh Transmigrasi Modern
Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah menyebut Westin Nirup sebagai contoh pembangunan berkelanjutan di wilayah perbatasan. Mobilisasi pekerja dari Batam ke Pulau Nirup menurutnya merupakan bentuk transmigrasi modern yang bernilai ekonomi tinggi.
”Ini etalase negeri. Westin Nirup memberi multiplier effect bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu menegaskan bahwa proyek seperti Nirup sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
”Nirup masuk dalam target pertumbuhan ekonomi delapan persen. Batam menyumbang 65 persen realisasi investasi nasional. Dan sektor pariwisata seperti Nirup jadi bukti nyatanya,” kata Todotua.
Ia juga menyoroti pentingnya dukungan pemerintah pusat terhadap investasi jangka panjang dan berkelanjutan, khususnya di wilayah kepulauan seperti Kepri.
”Indonesia tertinggal dari Vietnam dalam pertumbuhan sektor pariwisata. Tapi dengan potensi Kepri, saya yakin kita bisa mengejar,” tambahnya.
Resor Mewah di Tengah Laut
Westin Nirup menjadi resor kelima jaringan Westin di Indonesia setelah Jawa dan Bali. Hadir dengan 94 kamar dan 52 vila pribadi, resor ini mengusung konsep ”fully getaway” dari hiruk-pikuk kota. Sentuhan alam dan kenyamanan premium menyatu dalam balutan kemewahan khas kepulauan.
Wakil Presiden Marriott International Regional Indonesia dan Malaysia, Ramesh Jackson, menyebut resor ini mengusung pilar utama kesejahteraan: Sleep Well, Eat Well, Move Well.
”Kami ingin seluruh tamu mencapai keseimbangan tubuh dan pikiran. Ini untuk Batam, Indonesia, dan komunitas,” ujarnya.
Akses Mudah dan Strategis
Pulau Nirup berada di wilayah Sekanakraya, hanya 13 kilometer dari Pulau Sentosa. Dapat diakses dalam 20 menit dari HarbourFront Singapura atau 40 menit dari Pelabuhan Harbour Bay, Batam.
Peresmian Westin Nirup juga dihadiri Wakil Wali Kota Batam Li Claudia Chandra, perwakilan Konsulat Singapura Bynes Liau, mantan Menpan RB Asman Abnur, Kepala Dinas Pariwisata Kepri Hasan, Kepala Dinas Pariwisata Batam Ardiwinata, Legislator Kepri Asmin Patros, serta sejumlah pejabat, investor, dan undangan lainnya. (***)
Reporter : CHAHAYA SIMANJUNTAK
Editor : RYAN AGUNG