Buka konten ini
Kreativitas lini tengah akan jadi sorotan dalam final Liga Champions antara Paris Saint-Germain (PSG) dan Inter Milan di Allianz Arena, Munchen, dini hari nanti WIB Jadwal tayangan (siaran langsung SCTV/beIN Sports 1/beIN Sports Connect/Vidio/Vision+ pukul 02.00 WIB).
Musim ini, Vitinha, Ruben Neves dan Fabian Ruiz, trio gelandang PSG, bisa dibilang kombinasi terbaik di ajang antarklub paling bergengsi di Eropa tersebut.
Neves dan Vitinha menjadi penjelajah lapangan terjauh, masing-masing mencatat 184,3 dan 180,2 kilometer. Vitinha merupakan pengoper umpan terbanyak di Liga Champions.
Saking mematikannya trio itu, mereka mendapat julukan ”Segitiga Bermuda”. Trio gelandang tersebut akan berhadapan langsung de ngan trio yang memiliki pengalaman tampil di final Liga Champions.
Ya, trio centrocampista Inter — Hakan Calhanoglu, Henrikh Mkhitaryan dan Ni colo Barella — telah bermain dalam final Liga Champions 2023 melawan Manchester City. Ketika itu, Inter takluk 0-1.
Pengalaman bermain di final Liga Champions itulah yang belum dimiliki satu pun dari tiga pemain dalam ”Segitiga Bermuda” PSG. ’’Ini akan jadi tantangan yang menarik,’’ sebut Vitinha ketika diwawancarai surat kabar Italia La Gazzetta dello Sport.
Vitinha mengakui, para gelandang Inter lebih komplet. ’’Bukan hanya Mkhitar yan atau Barella, atau juga Calhanoglu, Inter juga pu nya pemain seperti (Davide) Frattesi. Mere-ka mampu menjadi pem beda,’’ pujinya.
Kepada Sky Sport Italia, Calhanoglu menyebut, pengalaman bakal menjadi faktor pembeda dalam duel lini tengah dengan ”Segitiga Bermuda”. ’’Sekarang, kami sudah lebih kuat diban dingkan saat di Istanbul (pada fi nal 2023). Kami akan membuktikannya saat di la pangan,’’ ujarnya.
Tetapi jika final Liga Champions dini hari nanti (1/6) ditentukan dalam adu penalti, di situlah Gianluca Spinelli bisa melihat hasil jerih payahnya. Sebab Spinelli telah memahami dua penjaga gawang yang akan bertugas dalam final nanti. Gianluigi Donnarumma (Paris Saint-Germain) dan Yann Sommer (Inter Milan).
Dua kiper itu sama-sama pernah merasakan sentuhan tangan dingin Spinelli. Sudah dua musim terakhir Spinelli mengasah kemampuan Sommer di Inter.
Sebelum ke Inter, Spinelli lima tahun di PSG (2018–2023). Dia menemani tiga entraineur berbeda, Thomas Tuchel, Mauricio Pochettino, dan Christophe Galtier. Dua musim terakhir sebelum pergi, dia mengasah Gigio–sapaan akrab Donnarumma.
Sosok Spinelli pula yang mengasah kemampuan Gigio di timnas Italia. ’’Aku tidak sabar bertemu dengan Spinelli lagi,’’ kata Gigio dalam wawancaranya dengan La Gazzetta dello Sport. Berkat teknik latihan dengan memakai tiga bola berbeda, yaitu bola basket, bola tenis lapangan dan bola sepakbola, skill Gigio jadi terasah.
“Spinelli pelatih kiper terbaik di dunia. Sosok yang membawaku ke level lebih tinggi,” jelas Gigio. Bersama Spinelli, Gigio lebih jitu saat menjalani adu penalti. Termasuk saat Italia memenangi adu penalti final Euro 2020 melawan Inggris.
Namun, Spinelli saat ini ada di pihak Sommer. Seperti dilansir Blick, Sommer menyebut detail-detail kecil yang diberikan di bawah mistar bisa jadi penentu hasil final dini hari nanti.
“Dia (Spinelli) berada di PSG selama bertahun-tahun. Dia pun banyak memberikan informasi tentang taktis klub tersebut,” kata Sommer.
Sementara, di usia yang menapak 36 tahun telah membuat gelandang Inter Milan Henrikh Mkhitaryan berpikir gantung sepatu. Mikhi –sapaan karib Henrikh Mkhitaryan– berniat pensiun akhir musim ini. Maksimal akhir musim depan.
Karena itu, sebelum mengakhiri karier profesional, Mikhi berharap mampu mencatatkan sejarah bagus dalam persepakbolaan Eropa. Yaitu dengan memenangi final Liga Champions di Allianz Arena, Munchen, dini hari nanti (1/6).
Dengan mengoleksi Si Ku-ping Besar, dia bisa bersanding dengan bek kiri West Ham United Emerson Palmieri. Saat ini, hanya Emerson pemain yang mampu memenangi semua trofi ajang Eropa.
Emerson memenangi Liga Europa bersama Chelsea pada 2018—2019. Bersama Chelsea pula, Emerson meraih juara Liga Champions 2020—2021. Bek Italia kelahiran Brasil itu melengkapinya dengan kampiun Liga Konferensi Europa 2022–2023 bersama West Ham.
Ketika Emerson mengangkat trofi juara Liga Konferensi Europa, pada musim itu pula Mikhi memainkan final Liga Champions di Ataturk Olimpiyat Stadyumu, Istanbul. Tapi, Mikhi gagal juara setelah Inter kalah 0-1 oleh Manchester City.
“Setelah apa yang terjadi di Istanbul, aku tidak ingin gagal lagi,” ucap Mikhi dalam wawancara dengan TNT Sports. Koleksi gelar Eropa Mikhi saat ini adalah Liga Europa 2016–2017 bersama Manchester United dan Liga Konferensi Europa 2021–2022 sebagai pemain AS Roma.
Menurut gelandang berkebangsaan Armenia tersebut, pengalaman tampil di final membuatnya lebih konfiden saat menghadapi final dini hari nanti. “Kami lebih lapar merebut gelar juara musim ini,” tegas Mikhi.
Di lain pihak, Lilian Thuram selalu memenangi gelar di semua klub yang dibelanya semasa pemain. Dari AS Monaco, Parma Calcio, Juventus, hingga FC Barcelona. Semua gelar ada, kecuali Liga Champions. Kepingan yang kurang dari bek timnas Prancis peraih juara Piala Dunia, Euro, dan Piala Konfederasi periode 1994 sampai 2008 tersebut.
Trofi juara Liga Champions itulah yang kini bisa dicapai oleh putra Lilian sekaligus striker Inter Milan Marcus Thuram. “Aku berharap aku bisa memberi tahu ayahku bagaimana caranya untuk memenangi Liga Champions,” canda Marcus kepada Sky Sport Italia. (***)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG