Buka konten ini
Hadirnya akal imitasi (AI) pada generasi ketiga Meccabot, platform digital inovasi ITS, didasarkan pada pengalaman pengguna generasi sebelumnya. Jemaah bisa tanya berbagai hal terkait ibadah, mulai panduan manasik, doa untuk keluarga, sampai penunjuk agar tak bingung di Masjidilharam.
KEPADA Meccabot AI, jemaah haji atau umrah dapat menanyakan apa pun selama masih relevan dengan ibadah. Misalnya doa, tata cara pelaksanaan, sampai hal teknis lain.
”Misal, doa untuk keluarga, batas maksimal barang bawaan, hingga barang-barang yang boleh dibawa,” ujar Ketua Tim Pengembang Meccabot AI Achmad Holil Noor Ali di Surabaya, Rabu (7/5) lalu.
Holil menambahkan, kehadiran AI pada aplikasi generasi ketiga itu memang didasarkan pengalaman jemaah pengguna generasi sebelumnya. Mereka ingin aplikasi yang diinisiasi sejak 2023 itu lebih intuitif dan responsif.
Pengembangan fitur itu memakan waktu beberapa bulan sejak generasi kedua dan diluncurkan tepat saat momen haji 2025. Juga lantaran banyak pengguna yang acap kali mengirimkan pertanyaan terbuka.
”Dulu penginnya menjadi fitur berbayar karena buatnya tidak gampang. Tapi, demi mempermudah jemaah, ya sudah digratiskan saja,” tutur Holil.
Meskipun semakin berkembang, salah satu yang tak berubah adalah Meccabot AI tetap mengutamakan adab saat menjawab pertanyaan pengguna. Di antaranya me-ngucapkan salam hingga memohon maaf.
Namun, kecerdasan buatan itu masih berfokus pada jemaah secara individu, belum kelompok.
”Mungkin pengembangan berikutnya ada fitur yang bisa digunakan kelompok. Roadmap pengembangan generasi ketiga masih sebatas itu,” ungkapnya.
Kaprodi Inovasi Digital ITS itu mengungkapkan, juga ada fitur lain yang bermanfaat bagi jemaah. Misalnya, fitur navigasi cerdas agar pengguna tak tersesat cukup dengan menandai dan memfoto lokasi awal. Contoh paling mudah jemaah acap kali bingung saat di Masjidilharam lantaran pintu yang terlihat sama.
Aplikasi itu memang dirancang untuk menjadi teman ibadah jemaah selama di Tanah Suci. Generasi pertama masih berbasis chat WhatsApp. Penyempurnaan jawaban AI di generasi ketiga terus berlangsung bertahap. Sebab, masih ada beberapa fitur yang belum secanggih AI di luar sana.
”Yang belum bisa seperti membuat gambar, kami prioritaskan yang paling utama membantu jemaah,” katanya.
Fitur-fitur dasar yang dibutuhkan pengguna pun tersedia lengkap. Misalnya, persiapan berangkat, panduan manasik haji, amalan di Tanah Suci, hingga informasi seputar Masjidilharam di Makkah.
”Ada juga destinasi wisata, toko oleh-oleh, hingga napak tilas Rasulullah SAW,” sebutnya.
Saat Jawa Pos (grup Batam Pos) menjajal Meccabot, interface aplikasi itu terbilang mudah dipahami. Hanya, kerap harus memuat ulang apabila masuk ke setiap menu. Fitur AI yang ditonjolkan pun tak responsif, harus memuat ulang agar jawaban muncul setiap kali bertanya.
Holil menambahkan, pihaknya mulai menyosialisasikan aplikasi itu kepada para jemaah di Asrama Haji Embarkasi Surabaya. Dia tak menampik masih banyak jemaah yang belum mengetahui Meccabot, terutama jemaah lanjut usia. Sosialisasi tersebut dibantu oleh suatu instansi perbankan.
”Ada booth di lobi asrama haji, petugas menawarkan kepada jemaah untuk menjajal Meccabot,” sebutnya.
Holil mengungkapkan, tim perancang Meccabot terdiri atas empat dosen dan 20 mahasiswa yang memiliki tugas masing-masing. Ide perintisan Meccabot bermula dari tugas akhir skripsi seorang mahasiswa pada 2023.
Membagi waktu menjadi tantangan selama proses pembuatan. ”Harus bagi waktu antara kuliah dan ujian, sosialisasi ke publik juga menjadi tantangan. Kalau teknologi enggak terlalu jadi masalah,” jelas alumnus ITS strata satu teknik komputer angkatan pertama itu
Saat ini, Meccabot tersedia di Google Playstore dan dapat diunduh secara gratis. Jumlah unduhan sudah mencapai tujuh ribu orang dan mendapatkan ulasan 4,9 bintang. Misalnya, seorang pengunduh dengan username Andono Putro yang menyebutkan a-plikasi itu sangat membantu.
”Alhamdulillah, sangat membantu kami sebagai praktisi umrah haji,” ujarnya. (***)
Laporan: RAMADHONI CAHYA
Editor: RYAN AGUNG