Buka konten ini
ANAMBAS (BP) – Sudah enam tahun lamanya Nurdin Basirun tak menjejakkan kaki di Anambas. Saat kembali akhir pekan kemarin, mantan Gubernur Kepulauan Riau itu disambut bukan hanya oleh debur ombak Laut Natuna, tapi juga kerinduan akan tanah yang pernah ia pimpin.
”Saya hadir di Anambas karena rindu masyarakatnya. Terakhir ke sini sekitar 2018,” ujar Nurdin kepada Batam Pos (Jawa Pos Group), Minggu (25/5).
Kini berstatus sebagai Staf Khusus Gubernur Kepri, Nurdin menyempatkan diri menyapa warga serta mendampingi Bupati Anambas, Hasnidar, akrab disapa Aneng, dalam pelantikan 1.899 Aparatur Sipil Negara (ASN) di kabupaten kepulauan itu.
Ia mencatat sejumlah perubahan di Anambas. Infrastruktur, katanya, mulai menunjukkan geliat. “Dulu cuma ada Jembatan Selayang Pandang satu, sekarang sudah dua. Jaringan telekomunikasi juga jauh lebih merata,” ujarnya.
Namun, Nurdin tak sekadar bernostalgia. Di sela kunjungannya, ia mendorong Aneng untuk agresif mencari investor. ”Saya yakin Anambas bisa berkembang pesat. Minimal dengan masuknya investasi, ekonomi masyarakat bisa berangsur pulih,” ucapnya.
Ketika ditanya apakah kunjungannya bermuatan safari politik, Nurdin tak menampik. ”Sah-sah saja orang beranggapan begitu,” kata mantan Bupati Karimun dua periode itu, yang kini telah bergabung dengan Partai Demokrat.
Pria kelahiran Moro itu bahkan menyatakan kesiapan maju kembali dalam kontestasi Pemilihan Gubernur Kepulauan Riau 2030. Saat itu, ia sudah tak lagi terikat dengan pembatasan hukum, termasuk pencabutan hak politik yang berakhir tahun ini.
”Saya dari sekarang sudah siap. Tapi tentu semua tergantung kondisi, terutama kesehatan. Kata orang Melayu, jangan gegabah. Pelan-pelan saja,” tuturnya.
Setelah menjalani masa hukuman dan bebas dari penjara, Nurdin mengaku bersyukur masih bisa memberi manfaat bagi masyarakat. ”Alhamdulillah Pak Gubernur (Ansar Ahmad) masih mempercayakan saya sebagai Staf Khusus. Yang penting, saya ingin hidup saya tetap berguna,” kata suami Noorlizah itu menutup percakapan. (***)
Reporter : IHSAN IMADUDDIN
Editor : GALIH ADI SAPUTRO