Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Kekalahan ganda putra Fajar Alfian/Rian Ardianto dari duo Denmark William Kryger Boe/Christian Faust Kjaer (13-21, 12-21) di babak semifinal Thailand Open menuai reaksi. Ada yang menyarankan untuk dipisah, hingga berkarir di jalur professional dengan keluar dari Pelatnas PBSI Cipayung.
Pengamat badminton Broto Happy menyatakan, opsi untuk dipisah dan keluar dari pelatnas dianggapnya bukan pilihan terbaik. “Kalau dipisah itu kan susah, partnernya siapa nanti. Mau dipasang pemain muda itu siapa yang levelnya menyamai diantara Fajar dan Rian? Kan belum ada,” ujarnya saat dihubungi Minggu (18/5).
Dia menyebutkan, stok pemain yang ada di Pelatnas dengan level permainan di atas saat ini tidaklah banyak. Di Pelatnas tinggal menyisakan Bagas Maulana/Leo Rolly Carnando dan M Shohibul Fikri/Daniel Marthin.
Itu pun, sambung Broto, Bagas/Leo dan Fikri/Daniel sebelumnya juga sudah dirombak. Selain itu, Broto menilai duet baru Bagas/Leo dan Fikri/Daniel memiliki ambisi masing-masing. “Contohnya Leo sama Bagas ingin semakin solid dan nyatu. Fikri dan Daniel juga mereka punya chemistry yang mulai bagus. Kalau dipecah lagi kan mulai 0 lagi,” jelasnya.
Menurutnya, situasinya berbeda jika Indonesia memiliki stok pemain yang lebih banyak. Sehingga bisa diputar sesuai kemampuan yang hampir sama. “Kalau itu bisa mudah. Sekarang kan kita hanya tiga pasangan. Jadi opsi untuk misah Fajar/Rian mungkin menurut saya sih bukan sebuah opsi,” ucapnya.
Broto mencontohkan Seo Seung Jae yang kerap kali berganti rekan duet di ganda putra dan ganda campuran Korea Selatan. Menurutnya, Seo memiliki keistimewaan lain dengan kualitas individu di atas rata-rata.
“Karena kualitas individunya dia itu istimewa. Dia bisa juara dunia dua kali 2023 (di ganda putra dan ganda campuran). Itu kan luar biasa. Seo individu bagus, jadi mau dipartner siapa saja sesuai kebutuhan Korea selesai. Kita kan nggak,” sebutnya.
Atas dasar itu, Broto menyebutkan opsi memecah Fajar/Rian itu ditinggalkan saja. “Yang lebih baik gimana caranya Fajar/Rian lebih nyaman ketika latihan dan bertanding. Itu dulu,” ujarnya.
Sebab, berdasar pantauannya ketika bermain di babak awal hingga semifinal, FajRi kelihatan kurang nyaman dan tidak bisa mengeluarkan performa terbaiknya.
“Itu harusnya PBSI mencari kenapa sih ? Ada apa gitu loh. Gimana caranya melakukan pendekatan ke Fajar dan Rian dan berbicara terbuka blak-blakan. Supaya bisa dapat solusi dan dongkrak performa keduanya,” katanya
Sebelumnya, Antonius Budi Ariantho selaku pelatih ganda putra menyebutkan, jika memang ada kans perombakan bakal dilakukan pada 2025. Dia tidak ingin di 2026 dan setelahnya memisah partner.
Karena waktu yang mepet lantaran persiapan mengejar poin menuju Olimpiade Los Angeles 2028. Selain itu, ranking FajRi yang berada di peringkat 4 BWF juga menjadi pertimbangan tersendiri. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG