Buka konten ini
TINGKAT pengangguran di Kota Batam masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota (Pemko) Batam. Meski menunjukkan tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir, angkanya masih berada di kisaran 8 persen.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam, Rudi Sakyakirti, menyampaikan bahwa sebagian besar pengangguran di Batam berasal dari pendatang yang baru tiba dari luar daerah. Jumlahnya diperkirakan mencapai sekitar 50 ribu orang.
“Pengangguran masih cukup tinggi, walaupun dari tahun ke tahun menurun dari 11 persen hingga kini tinggal sekitar 8 persen,” kata Rudi, Jumat (25/4).
Ia menambahkan, angka pengangguran cenderung meningkat usai Lebaran. Fenomena tersebut menjadi pola tahunan akibat tingginya mobilitas penduduk dan perubahan kondisi kerja, terutama di sektor informal.
Namun, Rudi mengakui bahwa pendataan terhadap warga yang benar-benar menganggur masih menjadi tantangan. Salah satu kendalanya adalah lemahnya sistem pendataan tenaga kerja secara real time di tingkat kota.
“Kalau kita mau mengecek mana yang menganggur dan mana yang tidak, itu cukup sulit,” ujarnya.
Tantangan lain yang semakin nyata adalah meningkatnya penggunaan teknologi otomasi di sektor industri. Beberapa perusahaan di Batam telah menerapkan sistem tersebut, yang secara langsung mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia.
“Ada beberapa perusahaan yang sudah menerapkan otomasi. Itu menjadi tantangan bagi para pekerja. Kalau mau bekerja di situ, harus punya kompetensi,” jelasnya.
Rudi menuturkan, operator mesin otomatis kini wajib menjalani pelatihan khusus yang disediakan perusahaan agar dapat beradaptasi dengan sistem baru tersebut.
Ia mencontohkan, di fasilitas industri seluas satu hektare, kini hanya dibutuhkan sekitar 100 pekerja karena efisiensi dari sistem otomasi. Hal ini memunculkan kekhawatiran terhadap daya serap industri terhadap angkatan kerja lokal.
“Pasti ada kekhawatiran terhadap keterserapan tenaga kerja karena penggunaan otomasi terus meningkat,” kata Rudi.
Disnaker pun mendorong peningkatan kompetensi tenaga kerja agar tetap relevan di tengah perubahan lanskap industri yang semakin digital dan efisien.
Dua Hari, Seribu Lebih Pendaftar
Program pelatihan berbasis kompetensi yang digelar Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam, disambut antusias masyarakat. Hingga hari kedua pendaftaran, Jumat (25/4), tercatat lebih dari seribu warga telah mendaftar. Padahal, kuota yang tersedia hanya 125 orang untuk tiga jenis pelatihan.
Ketiga pelatihan tersebut meliputi pelatihan forklif untuk 20 peserta, welding inspector basic untuk 15 peserta, dan tata rias pengantin untuk 90 peserta.
“Kalau ditotal hingga siang ini sudah seribuan. Paling banyak peminatnya pelatihan forklif. Sampai semalam saja sudah ada 300 pendaftar khusus forklif,” ujar salah seorang petugas di lokasi pendaftaran.
Kepala Disnaker Kota Batam, Rudi Sakyakirti, menjelaskan bahwa setelah proses pendaftaran, seluruh peserta akan mengikuti tes tertulis dan wawancara di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang telah ditunjuk. Para peserta akan dihubungi langsung oleh panitia.
“Jadwal tes tertulis dan wawancara nanti akan disampaikan kepada masing-masing peserta,” kata Rudi.
Ia menambahkan, program pelatihan ini merupakan bagian dari rencana perubahan kedua penjabaran APBD Tahun Anggaran 2025. Anggaran kegiatan diperoleh dari efisiensi sejumlah agenda seremonial dan perjalanan dinas.
Salah satu pendaftar, Yudi, warga Sagulung, berharap bisa lolos seleksi pelatihan forklif. Lulusan SMK ini mengaku belum memiliki pengalaman kerja.
Tingginya animo masyarakat menunjukkan bahwa kebutuhan pelatihan dan peningkatan keterampilan kerja sangat tinggi. Pendaftaran dibuka selama dua hari, yakni Kamis dan Jumat, 24–25 April 2025, mulai pukul 09.30 hingga 16.00 WIB. (***)
Reporter : ARJUNA – RENGGA YULIANDRA
Editor : RATNA IRTATIK