Buka konten ini
KABUPATEN MALANG (BP) – Dalam tiga hari pada pekan ini, musibah di laut selatan beruntun terjadi di Jawa Timur. Setelah paman dan keponakan meninggal karena tenggelam di Kabupaten Lumajang (7/4), sehari kemudian seorang ayah tewas setelah menyelamatkan anaknya di Kabupaten Jember (8/4), Rabu (9/4) petaka terjadi di Kabupaten Malang.
Jawa Pos Radar Malang (grup Batam Pos) melaporkan, lima santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Kabupaten Mojokerto, terseret ombak di Pantai Balekambang, Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Rabu (9/4). Dua selamat, tiga lainnya masih dalam pencarian.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 13.00. Ketiga korban yang masih dalam pencarian adalah Lutfi Munawar, Yasir Arafat Inninawa, dan Fahmi Sirilah yang semuanya masih berusia 15 tahun. Sementara yang selamat adalah Andi Khoirul Raffi, 16, dan Kayy Yugo, 15.
“Sebenarnya ada dua temannya lagi, tapi saat kejadian tidak masuk ke dalam air, yaitu Hafiz Syarifidin dan Ridho Akbar. Keduanya berusia 15 tahun,” terang Camat Bantur Bayu Jatmiko.
Tujuh orang santri tersebut diketahui berlibur meninggalkan Pacet pada Selasa (8/4) pagi. Tujuan mereka ke Kota Batu. Baru kemarin pagi mereka bertolak ke Balekambang dari Batu dan tiba di tujuan pukul 12.45.
Semua, kecuali Ridho, ikut berenang. “Mereka berenang pas di palung laut, tapi kemudian yang namanya Hafiz mentas duluan karena mau salat,” imbuh Bayu.
Sampai kemudian pukul 13.00 ombak menyeret lima orang yang tersisa. Dua orang di antaranya, Andi dan Kayy, berhasil berenang menepi.
Bayu menyebutkan, dua wisatawan bernama Rio Candra Hidayat, 17, asal Desa Pesisir, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, dan warga Jerman bernama Helena Lindner, 23, berusaha menolong ketiga orang tersebut. Tapi, mereka gagal.
“Dua wisatawan itu kemudian ditolong nelayan dan dibawa ke Puskesmas Bantur,” ujar dia.
Dua santri yang selamat tidak mengalami luka. Sedangkan dua wisatawan tersebut akhirnya juga mendapat pertolongan karena kelelahan.
Kapolsek Bantur AKP Totok Suprapto menyatakan bahwa pencarian langsung dilakukan. “Sementara ini masih belum terlihat tanda-tanda keberadaan mereka. Kami lanjutkan pencarian besok (hari ini),” katanya ketika dihubungi kemarin sekitar pukul 17.00. Basarnas Surabaya juga sudah dihubungi. Tapi, sambil menanti kedatangan mereka, tim SAR lokal, BPBD, dan TNI-Polri yang bertugas duluan.
Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara Yayasan Ponpes Amanatul Ummah Affan mengaku masih melakukan koordinasi. “Sebentar ya, masih proses koordinasi,” jawabnya singkat melalui layanan pesan kepada Jawa Pos Radar Mojokerto (grup Batam Pos). (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO