Buka konten ini
SURABAYA (BP) – Penukaran uang baru untuk kebutuhan Lebaran tahun ini diwarnai ketidakpuasan masyarakat. Sistem digital yang diterapkan Bank Indonesia (BI) ternyata tidak bisa memenuhi kebutuhan, sebab aplikasi yang sering eror. Pada sisi lain, ba-nyak beredar video di media sosial beberapa pihak menampilkan timbunan uang baru dan menawarkan penukaran dengan ada biaya.
Pengamat ekonomi Universitas Airlangga Wisnu Wibowo mengatakan, banyak persoalan terkait penukaran uang emisi baru yang muncul tahun ini. “Persoalan-persoalan yang muncul masih dipenuhi spekulasi. Belum ada bukti kuat. Karena itu, masyarakat juga harus berhati-hati dalam bersikap,” ungkapnya kepada Jawa Pos (grup Batam Pos) Senin (24/3).
Namun, dia mengatakan bahwa masalah tersebut juga harus segera ditangani. Menurut Wisnu, penyaluran emisi baru menjelang Lebaran bukan hanya berbicara soal ekonomi namun juga tradisi. Efek terhadap ekonomi pun sangat besar. Penukaran uang baru otomatis akan mendorong perputaran uang baik di kota maupun di desa. “Di tengah banyak ketidakpastian, perlu ada upaya untuk menjaga optimisme masyarakat. Peran bank sentral menjadi penting dalam hal ini,” tegasnya.
Harapannya, BI bisa memberikan fleksibilitas melihat kondisi yang ada. Entah menambah jadwal penukaran. Atau, menyalurkan lewat skema konvensional seperti biasa. Baik mobil penukaran uang atau melalui koordinasi perbankan. “Semangat dari aplikasi Pintar memang baik untuk mengawasi penukaran uang. Namun, kalau ada masalah teknis, BI tak perlu malu untuk kembali ke cara lama. Jika tidak ada ditangani, masyarakat justru bakal beralih ke penukaran yang tak resmi,” paparnya.
Permintaan tanggapan dari Jawa Pos (grup Batam Pos) kepada BI masih belum dijawab oleh Kantor Perwakilan BI Jatim hingga berita ini dicetak. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO