Buka konten ini

Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, menegaskan akan berkoordinasi dengan Komando Armada I (Koarmada I) dalam upaya mengusir kapal ikan asing (KIA) asal Vietnam yang marak beroperasi di perairan Natuna dan Anambas.
Hal ini disampaikan Ansar setelah menerima laporan dari nelayan di Tarempa pada Minggu, 23 Maret.
“Saya sudah mengetahui informasi ini melalui media. Selain itu, saya juga telah menerima laporan dari nelayan mengenai kapal ikan asing yang memasuki wilayah kita,” ujar Ansar Ahmad.
Menurut Ansar, kondisi ini seharusnya tidak terjadi jika seluruh pemangku kepentingan dapat bekerja sama dalam meningkatkan patroli di perairan perbatasan.
“Saya akan segera kembali ke Tanjungpinang untuk mengadakan rapat koordinasi dengan Koarmada I, Badan Keamanan Laut (Bakamla), dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) guna meningkatkan pengawasan di perbatasan,” tegas Ansar.
Ansar menilai bahwa puluhan KIA beroperasi di wilayah Anambas dan Natuna untuk menangkap ikan berukuran kecil atau benih. Hal ini diduga karena negara asal mereka sedang gencar melakukan budidaya hasil perikanan dari Indonesia, terutama benih lobster, gurita, dan rajungan.
“Kita harus mencegah hal ini. Mereka mencuri di perairan kita, lalu membudidayakannya. Setelah panen, mereka menjualnya dengan harga tinggi. Ini sangat merugikan kita,” ujar Ansar.
Sebelumnya, nelayan tradisional di Anambas mengeluhkan maraknya kapal ikan asing asal Vietnam yang mencari ikan di perairan Anambas.
Berdasarkan laporan yang diterima Batam Pos, aktivitas ini telah berlangsung sejak awal Maret. Bahkan, jumlah kapal asing yang ditemukan oleh nelayan diperkirakan mencapai hampir 50 unit.
Selain itu, nelayan lokal juga mengalami kehilangan alat tangkap jenis bubu. Diduga alat tangkap tersebut diambil oleh nelayan asing. (***)
Reporter : Ihsan Imaduddin
Editor : ANDRIANI SUSILAWATI