Buka konten ini
BATUAMPAR (BP) – Kepolisian Daerah Kepulauan Riau (Polda Kepri) masih menunggu hasil visum terhadap jenazah perempuan yang ditemukan mengapung di perairan Batuampar. Mayat tersebut ditemukan dalam kondisi tertelungkup dengan mengenakan celana legging. Ada informasi jenazah tersebut adalah warga Sukabumi yang mengalmi kecelakaan kapal di Malaysia, namun hal itu belum terkonfirmasi kebenarannya.
Kasubdit Gakkum Ditpolairud Polda Kepri, AKBP Syaiful Badawi, menyatakan proses identifikasi masih berlangsung. Hingga kini, pihak kepolisian belum menerima laporan orang hilang yang sesuai dengan ciri-ciri korban.
‘‘Kami masih menunggu hasil visum dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri. Jika hasilnya sudah keluar, baru bisa dipastikan identitas korban dan penyebab kematiannya,’’ ujar AKBP Badawi, Selasa (18/3).
Ditpolairud Polda Kepri terus berkoordinasi dengan pihak rumah sakit dan instansi terkait untuk mengungkap identitas korban serta memastikan apakah terdapat tanda-tanda kekerasan yang mengarah pada tindak kriminal.
Hingga kini, penyebab kematian korban belum dapat dipastikan. Pihak kepolisian mengimbau masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga dengan ciri-ciri tersebut agar segera melapor untuk membantu proses identifikasi.
Penyelidikan terus dilakukan guna mengungkap misteri di balik penemuan mayat ini. Polisi juga meminta masyarakat yang memiliki informasi terkait kejadian tersebut agar segera melapor ke pihak berwajib.
Sementara itu, Kepala Seksi Operasional Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Tanjungpinang, Eryk Subiyantoro, menyatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan orang hilang di laut. Karena itu, ia belum dapat memastikan asal-usul jasad perempuan yang ditemukan di Perairan Tanjung Sengkuang, Batuampar.
‘‘Laporan awal yang kami terima adalah penemuan jenazah, bukan laporan orang hilang. Jadi, kami belum mengetahui lokasi pasti serta asal jenazah tersebut,’’ ujarnya, Selasa (18/3).
Beredar informasi bahwa jasad tersebut diduga bernama Mutiara, warga Sukabumi, Jawa Barat. Perempuan itu sebelumnya dilaporkan hilang di perairan Malaysia setelah mengalami kecelakaan kapal.
‘‘Jasad itu bisa saja terbawa arus. Tapi kita harus tahu dulu tanggal kematian korban, karena perbedaan waktu bisa mempengaruhi arah arus laut,’’ kata Eryk. (*)
Reporter : Yofi Yuhendri / Azis Maulana
Editor : RATNA IRTATIK