Buka konten ini
GUNUNGKIDUL (BP) – Jenazah Rifqy Yuda Pratama, 13, siswa SMPN 7 Mojokerto yang terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, akhirnya ditemukan kemarin (29/1).
Koordinator Pos Basarnas Gunungkidul Sulis Haryanto mengatakan, jasad korban berada sekitar 100 meter dari lokasi terseret ombak. Namun, jenazahnya tidak mengapung. Tim penyelam menemukan jenazah di kedalaman sekitar 15 meter.
”Kami pastikan jasad itu merupakan Rifqy Yuda Pratama, korban hilang di Pantai Drini,” ujar Kapolres Gunungkidul AKBP Ary Murtini seperti dilansir Jawa Pos Radar Jogja (grup Batam Po), Rabu (29/1).
Setelah dievakuasi tim SAR, jasad korban dibawa ke RSUD Saptosari untuk diperiksa tim Polres Gunungkidul. Kemudian, jenazah Rifqy disalati warga, kepolisian, dan keluarga korban. Jasad kemudian dimasukkan ke peti putih, lalu dibawa ambulans menuju kampung halamannya di Mojokerto.
”Tadi Pj wali kota Mojokerto dijadwalkan ke sini (RSUD Saptosari). Akan tetapi, waktu tidak memungkinkan karena beliau menjenguk dua siswa yang sedang dirawat di RS Sardjito Jogjakarta,” jelasnya.
Sebagaimana diberitakan, tragedi berawal saat rombongan SMPN 7 Mojokerto mengadakan outing class ke Jogjakarta. Rombongan terdiri atas 257 siswa dan 16 guru pendamping. Mereka tiba di Pantai Drini sekitar pukul 04.00 WIB. Selanjutnya, sekitar pukul 06.00, rombongan bermain di pantai. Lalu, pada pukul 06.30, tim SAR menerima laporan ada 13 siswa yang terseret ombak sampai ke tengah.
Sembilan orang berhasil diselamatkan. Mereka adalah Firmanda Ramadhani, Bintang Kenzie, Petra Agustino, Ravana Bagas, M. Zaky, Arizona Rena, Ahmad Muzaki, Ainoa, dan Raditya Rangga. Sementara empat lainnya meninggal. Yakni, Alfyan Aditya Pratama, Malven Yusuf, Bayhaqy Fatyanah, dan Rifqy Yuda Pratama. Semua siswa itu berusia 13 tahun.
Lokasi penemuan jasad Rifqy sering disebut dengan istilah rip current. ”Rip current merupakan arus balik yang mengalir dari pantai ke laut. Area ini biasanya merupakan cekungan terendah di dataran pantai yang dapat bervariasi, tergantung jenis dasar pantai,” ujar Koordinator Satlinmas SAR Istimewa Wilayah Operasi I, Marjono.
Di pantai berpasir seperti Pantai Baron, kata Marjono, arus rip current dapat berpindah-pindah. Sementara di pantai berbatu, arus tersebut cenderung tetap seperti yang ada di Pantai Drini. Dari cekungan tersebut, air dari pantai mengarah ke tengah laut dengan arus balik yang lebih kencang dibandingkan arus menuju pantai.
Marjono menambahkan, kedalaman rip current bisa mencapai 3 meter saat pasang dan menyusut menjadi 50–60 cm saat surut. Arus ini memiliki fungsi penting sebagai jalur pendaratan kapal. ”Sebagian besar pantai yang memiliki rip current dapat digunakan untuk mendaratkan kapal jukung,” katanya.
Dua Siswa Masih Dirawat di RS Jogja
Empat siswa SMPN 7 Mojokerto yang terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, masih menjalani perawatan di rumah sakit. Dua siswa dirawat di ICU RSUP dr Sardjito, Jogjakarta. Dua lainnya di RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo, Mojokerto.
Rabu (29/1) Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro bertolak ke Jogjakarta. Dia menengok dua siswa yang menjadi peserta outing class SMPN 7 Mojokerto. Dua siswa itu adalah Ainoah dan Ahmad Muzaki. ”Ainoah sudah pulih dan bisa diajak komunikasi,” katanya dilansir dari Jawa Pos Radar Mojokerto (grup Batam Pos).
Namun, kondisi berbeda dialami Ahmad Muzaki. Kondisi remaja 13 tahun tersebut terbilang parah. Sebab, sistem pernapasan dan pencernaannya bermasalah. Mas Pj – sapaan Ali Kuncoro– menerangkan bahwa Muzaki terpaksa dibius karena hasil diagnosis menyatakan paru-parunya terisi cairan. ”Mungkin karena lama tenggelam, paru-parunya terisi cairan dan harus dikeluarkan. Juga, yang diserang pertama adalah saluran pencernaan,” jelasnya. ”Jadi, saat ini proses recovery untuk memfungsikan kembali paru-paru dan pencernaannya,” lanjut dia.
Kepala Dikbud Kota Mojokerto Ruby Hartoyo menambahkan, kondisi Muzaki sebenarnya sudah stabil. Namun, dia memang harus menjalani perawatan intensif agar kondisi tubuhnya benar-benar pulih. ”Semuanya dituntaskan di sini (Jogjakarta) dulu agar benar-benar kembali ke Mojokerto dalam keadaan sehat,” ungkapnya.
Menurut dia, dua siswa itu bisa dipulangkan sekitar dua hari lagi. Yang jelas, jika sudah pindah dari ICU, keduanya akan langsung dirujuk ke RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo di Kota Mojokerto. ”Alhamdulillah, keduanya tidak ada bagian tubuh yang luka,” paparnya.
Sementara itu, dua korban lain yang dirawat di RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo adalah Firmanda Ramadani dan Bintang Kenzie. Mereka sebelumnya dirawat di RSUD Saptosari, Gunungkidul. Mereka lantas dirujuk ke RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo. Dua remaja itu tiba pada Rabu (29/1) pukul 00.58. ”Sekarang keduanya masih dirawat di PICU dengan diagnosis pneumonia aspirasi,” tandasnya.
Pemakaman Rifky
Jenazah Rifky kemarin sore dimakamkan di Desa Kraton, Kecamatan Krian, Sidoarjo. Siswa SMPN 7 Mojokerto yang tinggal di Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, itu dikebumikan dekat makam ibu dan dua adiknya.
Sebelum dibawa ke Krian, jenazah Rifky disemayamkan di Perumahan The Suam Residence. Di rumah nomor 6 blok N itulah, remaja 13 tahun tersebut tinggal bersama neneknya, Sarminah.
Jasad mendiang tiba sekitar pukul 15.00 setelah lima jam perjalanan dari rumah sakit di Jogjakarta. Di rumah duka itu, jasad korban disalati puluhan orang dewasa serta teman-teman sebayanya. Proses persemayaman hanya berlangsung sekitar 15 menit. Peti jenazah Rifky lantas dibawa menggunakan ambulans PMI Kota Mojokerto menuju peristirahatan terakhir di Desa Kraton, Krian.
”Ibu kandung dan adik-adiknya yang sudah meninggal itu di Krian, jadi dimakamkan di sana,’’ kata ketua RT 2, RW 3, Perumahan The Suam Residence Vivi Yuliana kepada Jawa Pos Radar Mojokerto.
Di sisi lain, sejak mendengar kabar cucunya terseret ombak di Pantai Drini Selasa (28/1) pagi, Sarminah tak berhenti menangis. (***)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO