Buka konten ini
KABUPATEN PEKALONGAN (BP) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menegaskan, pihaknya akan mencari semua korban hilang akibat longsor di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, sampai ditemukan. Meski, kata dia, berdasar prosedur operasional standar, pencarian korban hanya sampai tujuh hari.
”Tapi, kami sepakat, apabila dalam tujuh hari ini tidak ketemu dan ahli waris berharap para korban ditemukan, akan kami tambah masa pencarian,” ucapnya sebagaimana dilansir Jawa Pos Radar Semarang (grup Batam Pos), Rabu (22/1).
Suharyanto menambahkan, tim juga akan memberlakukan operasi modifikasi cuaca mulai hari ini (23/1). Itu dilakukan agar wilayah Kabupaten Pekalongan, terutama Petungkriyono, tak diguyur hujan ekstrem. ”Agar proses pencarian korban tidak terganggu cuaca dan harapannya juga tak ada bencana susulan,” ujarnya.
Dalam pencarian, Rabu (22/1), petugas menemukan tiga korban tewas akibat longsor yang terjadi di Desa Kasimpar, Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, tersebut. Hingga kemarin siang, total ada 20 korban tewas yang sudah ditemukan. Sementara itu, korban hilang delapan orang.
Tiga korban tewas yang ditemukan kemarin salah satunya Abiyan, bayi 5 bulan yang sejak kejadian dilaporkan hilang. Ibu dan kakaknya yang juga tewas ditemukan lebih dulu sehari sebelumnya (21/1).
Dampak ke Transportasi
Sementara itu, pada hari kedua luapan air akibat banjir pada Km 32+5/7 antara Stasiun Gubug–Karangjati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, kemarin, upaya perbaikan masih terus dilakukan. Manajer Humas KAI Daop 4 Semarang Franoto Wibowo menyampaikan, saat ini jalur pada lokasi terdampak belum dapat dilalui kereta api. Sebab, terdapat gogosan imbas luapan yang terjadi sepanjang 100 meter dengan kedalaman 3 meter pada kedua jalur.
”Proses perbaikan ini melibatkan puluhan petugas prasarana KAI Daop 4 Semarang yang didukung oleh tenaga bantuan eksternal agar pemulihan dapat dilakukan lebih cepat,” terangnya.
Sementara itu, naiknya debit air Bengawan Solo di wilayah hulu tak mampu dibendung dan meluber di Kabupaten Bojonegoro. Hingga Rabu (22/1), 13 desa di lima kecamatan mulai terdampak air kiriman. Tak hanya menggenangi jalan persawahan, air juga mulai masuk area permukiman. Diperkirakan, sawah seluas 205 hektare terendam banjir.
”Dampak banjir luapan Sungai Bengawan Solo dengan TMA (tinggi muka air) 14,34 meter atau status siaga 3,” ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Laela Nor Aeny kepada Jawa Pos Radar Bojonegoro kemarin. (***)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO