Buka konten ini
BATAM KOTA (BP) – Kenaikan harga santan yang terjadi di Kota Batam dalam beberapa pekan terakhir, yang kini menyentuh angka Rp35.000 hingga Rp40.000 per kilogram, menarik perhatian Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Batam, Mardanis. Menurutnya, lonjakan harga ini disebabkan oleh tingginya tarif pengiriman kelapa, bahan baku utama santan, dari luar daerah.
“Kelapa kita di Batam sebagian besar dikirim dari Tembilahan menggunakan kapal. Kenaikan tarif angkutan ini tentu berdampak pada harga kelapa, yang pada gilirannya memengaruhi harga santan,” ungkap Mardanis, Rabu (15/1).
Selain faktor pengiriman, Mardanis juga menyebutkan bahwa musim hujan yang terus mengguyur menyebabkan petani kelapa kesulitan untuk panen, sehingga pasokan kelapa menjadi terbatas.
“Tadi saya juga sudah menghubungi rekan-rekan yang beraktivitas di distribusi kelapa, ternyata penyebabnya memang tarif angkutannya yang naik. Kelapa kita di Batam dikirim dari Tembilahan menggunakan kapal,” tambahnya.
Untuk mengatasi kenaikan tersebut, Mardanis menyatakan bahwa pemerintah Kota Batam akan segera melakukan operasi pasar guna menstabilkan harga santan.
“Karena Batam tidak memproduksi kelapa, kami akan segera lakukan operasi pasar, apalagi menjelang Ramadan, di mana harga komoditas biasanya naik,” lanjut Mardanis.
Selain santan, Mardanis juga memastikan bahwa ketersediaan komoditas strategis lainnya seperti beras, gula, dan minyak goreng di Batam aman, meskipun harga cabai masih menjadi tantangan besar bagi pasar.
“Untuk komoditas ini masih aman, karena sudah memiliki Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah. Tapi untuk cabai memang sudah menjadi isu nasional karena banyaknya gagal panen akibat cuaca, dan itu terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, Rizky, seorang pedagang santan di Sekupang, mengungkapkan bahwa kenaikan harga ini disebabkan oleh tingginya harga kelapa bulat. “Memang harga kelapanya naik, jadi harga santan ikut naik. Saat ini saya menjual santan murni seharga Rp35.000 hingga Rp40.000 per kilogram, jauh di atas harga normal yang sebelumnya berkisar Rp22.000 hingga Rp25.000 per kilogram,” katanya, Selasa (14/1).
Senada dengan itu, Simon, pedagang lainnya, menyebutkan bahwa kenaikan harga kelapa bulat memaksanya untuk menjual santan di kisaran Rp35.000 per kilogram.
”Banyak warga yang mengeluh karena harga naik, tapi kalau dijual di bawah itu kami rugi,” ungkapnya. (*)
Reporter : Rengga Yuliandra
Editor : RATNA IRTATIK