Buka konten ini
Tidak dipungkiri bahwa teknologi pendidikan telah menjadi salah satu inovasi paling signifikan dalam dunia pendidikan modern. Dengan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi, berbagai alat dan platform kini tersedia untuk mendukung proses pembelajaran.
Teknologi pendidikan sudah seharusnya menjadi solusi menghadapi tantangan pembelajaran di era digital. Apakah kemudian keberadaan seorang guru menjadi tidak diperlukan lagi? Dalam bukunya yang berjudul Modern Teaching: Essential Practices for Personalized Learning, Terry Heick (2020) menyatakan teknologi tidak dimaksudkan untuk menggantikan guru, tetapi untuk memperluas jangkauan mereka dan membuka peluang baru yang sebelumnya tidak mungkin.
Ditambahkan juga bahwa guru modern bukan hanya pengajar, tetapi juga fasilitator, mentor, dan desainer pembelajaran. Karenanya teknologi hanyalah sekedar alat sementara peran guru tetap menjadi inti pembelajaran dan tidak akan tergantikan.
Teknologi pendidikan mencakup berbagai perangkat, aplikasi, dan sistem yang dirancang untuk memfasilitasi proses pembelajaran. Teknologi pendidikan berperan untuk menyediakan akses informasi yang luas.
Melalui ketersediaan fasilitas internet, guru dan siswa dapat mengakses berbagai referensi dan sumber belajar dari seluruh belahan dunia. Buku elektronik, artikel jurnal ilmiah, dan video pembelajaran yang dibutuhkan dapat diakses secara cepat. Pun, proses pembelajaran menjadi semakin interaktif.
Teknologi pendidikan memungkinkan proses pembelajaran menjadi lebih mena-rik melalui penyediaan alat dan media pembelajaran seperti simulasi, game edukasi, dan video animasi. Dalam bukunya E-Learning and the Science of Instruction: Proven Guidelines for Consumers and Designers of Multimedia Learning (4th ed.), Ruth C. Clark dan Richard E. Mayer (2016) mengatakan, “People learn better from words and pictures than from words alone, as long as the pictures are directly relevant to the learning objectives”.
Teknologi pendidikan juga bisa dimaksimalkan perannya sebagai personalisasi pembelajaran yaitu proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan, kompetensi dan kecepatan daya pikir siswa.
Melalui platform daring, pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa, memungkinkan mereka belajar sesuai dengan kemampuan dan kompetensinya.
Terry Heick (2020) menyatakan, pemanfaatan perangkat digital seperti platform pembelajaran daring, aplikasi analitik, dan Artificial Intelligence dapat mendukung proses personalisasi pembelajaran.
Sementara pada konteks kolaborasi, teknologi pendidikan juga memungkinkan siswa dan guru dari berbagai belahan dunia untuk berkomunikasi dan bekerja sama melalui berbagai platform seperti forum, video konferensi, dan proyek kolaboratif daring secara nasional, regional dan global.
Meski demikian, implementasi teknologi pendidikan juga menghadapi beberapa tantangan dan permasalahan. Kesenjangan digital menjadi tantangan yang sangat serius dan perlu percepatan solusinya.
Tidak banyak siswa yang memiliki perangkat pembelajaran kekinian dan akses internet yang kuat melimpah di wilayah mereka. Tantangan krusial berikutnya adalah kurangnya pelatihan teknologi pembelajaran bagi guru. Guru perlu dilatih menggunakan teknologi secara efektif dalam proses pembelajaran.
Meski beberapa tahun terakhir ini sudah banyak dilakukan, namun jumlah guru yang dilatih masih belum sepadan dan proporsional jika dibandingkan dengan jumlah guru seluruhnya. Tantangan berikutnya, mitigasi dan antisipasi ketergantungan pada teknologi pendidikan.
Penggunaan teknologi pendidikan yang berlebihan dan tidak sesuai kebutuhan akan mengurangi kemampuan guru menyiapkan materi pembelajaran secara manual dan kemampuan siswa belajar secara konvensional.
Yang penting dan mendesak dilakukan adalah mengoptimalkan teknologi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Beberapa langkah yang dapat disiapkan antara lain: Pertama, peningkatan infrastruktur. Pemerintah beserta pemangku kepentingan pendidikan setempat perlu menyiapkan perangkat teknologi dan akses internet yang memadai untuk semua siswa di wilayah tersebut.
Kedua, pelatihan guru. Program pelatihan berkelanjutan bagi guru terkait pemanfaatan teknologi pendidikan perlu diselenggarakan lebih efektif, menyeluruh, dan berkesinambungan. Ketiga, pemilihan jenis teknologi yang tepat, relevan dan sesuai kebutuhan pembelajaran terbarukan. Ke-empat, dukungan regulasi kebijakan yang jelas untuk mengatur penggunaan teknologi dalam pendidikan, termasuk aspek privasi dan keamanan data.
Pemanfaatan teknologi pendidikan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, baik di dalam maupun luar kelas. Sebagaimana success story lainnya, implementasi yang sukses senantiasa memerlukan perencanaan yang matang, dukungan berbagai pihak, serta penanganan terhadap tantangan dan permasalahan yang ada.
Dengan pendekatan yang tepat dan terukur, teknologi pendidikan akan menjadi tools yang sangat efektif tidak hanya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tetapi juga menciptakan pembelajaran yang lebih inklusif, interaktif, dan bermakna. Pada akhirnya, peningkatan kualitas pembelajaran akan memberikan kontribusi optimal bagi Pendidikan Bermutu Untuk Semua sebagaimana tagline Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. (*)