Buka konten ini
Sebanyak 19 Kepala Keluarga (KK) yang menempati 18 rumah di Blok S Perumahan Tiban Koperasi, Sekupang, telah diungsikan akibat kondisi rumah yang tidak lagi layak huni. Proses evakuasi dilakukan secara cepat dengan melibatkan berbagai pihak, seperti Tagana, TNI, dan Polri, serta didukung penuh oleh masyarakat setempat.
Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Rajawali Republik Indonesia (RRI), Egi Harnanta Sembiring, menyampaikan bahwa proses evakuasi ini didukung penuh masyarakat setempat yang bahu-membahu membantu aparat kepolisian, TNI, dan tim Tagana.
”Warga sangat antusias membantu kami. Mereka bahkan menyediakan makanan dan kopi untuk mendukung proses evakuasi. Para korban juga menerima bantuan ini dengan baik dan siap diungsikan ke tempat yang lebih aman,” ungkap Egi, Selasa (14/1).
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa kondisi rumah-rumah di Blok S sudah kosong sepenuhnya. Barang-barang pribadi milik warga yang masih bisa diselamatkan telah dibawa ke lokasi pengungsian. Namun, beberapa barang yang rusak dan dipenuhi lumpur dibiarkan tergeletak di luar rumah.
”Barang yang tidak bisa diselamatkan, terutama yang sudah hancur atau penuh lumpur, terpaksa ditinggalkan oleh pemiliknya,” jelas Egi.
Beberapa korban mengalami trauma. Tim Tagana sedang berkoordinasi untuk memberikan pendampingan kepada korban yang membutuhkan.
”Kami memastikan semua kebutuhan korban, baik logistik maupun dukungan emosional, terpenuhi,” tambahnya.
Selain membantu warga yang mengungsi, upaya pemulihan lingkungan di Blok S juga terus dilakukan. Tim relawan dan aparat bekerja membersihkan area yang terdampak, termasuk rumah-rumah yang dipenuhi lumpur. Satu alat berat milik Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam serta belasan unit truk dikerahkan untuk mengangkut material tanah dan lumpur.
”Kami akan terus memantau perkembangan situasi dan memastikan bahwa semua warga terdampak mendapatkan perhatian yang layak,” tukas Egi.
Sementara itu, Pemerintah Kota Batam akan menyalurkan bantuan kepada warga yang terdampak bencana alam di sejumlah wilayah. Bantuan ini akan diberikan melalui anggaran Bantuan Tak Terduga (BTT) sesuai dengan tingkat kerusakan yang dialami warga akibat bencana alam, termasuk banjir dan longsor.
”Sesuai arahan pimpinan, semua bencana di Kota Batam harus segera ditangani, terutama untuk rumah yang me-ngalami kerusakan berat,” ujar Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin, Selasa (14/1).
Sejumlah rumah warga me-ngalami kerusakan akibat tanah longsor. Longsor tidak hanya menyebabkan kerusakan berat dan ringan pada rumah, tetapi juga memutus akses jalan di beberapa lokasi.
“Sementara itu, banjir yang melanda sejumlah titik bersifat sementara karena air surut setelah hujan reda,” katanya.
Untuk warga terdampak banjir, pihak kelurahan telah me-ngungsikan mereka ke lokasi yang lebih aman. Pemerintah Kota Batam memastikan bahwa bantuan akan disesuaikan dengan tingkat kerusakan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Wali Kota (Perwako).
”Tim akan turun langsung ke lapangan untuk memverifikasi tingkat kerusakan. Bantuan akan disalurkan, termasuk santunan bagi keluarga korban yang meninggal dunia akibat bencana,” jelas Sekda.
Selain bantuan langsung, akses jalan yang terdampak longsor juga menjadi prioritas perbaikan. Contohnya, longsor di Tiban Koperasi telah mengakibatkan beberapa warga di Blok S mengungsi untuk menghindari potensi longsor susulan.
Dinas terkait diminta segera menangani perbaikan jalan dan memastikan warga mendapat perlindungan yang memadai. ”Saya instruksikan agar seluruh syarat administrasi yang diatur dalam Perwako segera disiapkan sehingga bantuan dapat diberikan tanpa hambatan kepada warga terdampak,” tambah Sekda.
Dengan langkah-langkah ini, Pemerintah Kota Batam berkomitmen menangani dampak bencana alam secara cepat dan efektif. Pemko Batam juga memastikan warga yang terdampak mendapatkan bantuan serta dukungan yang mereka butuhkan.
Lurah Tanjungriau Surati 10 Perusahaan
Sementara itu, Lurah Tanjungriau, Syamsudin, meminta berbagai perusahaan pengembang perumahan lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Hal ini menyusul permasalahan banjir dan kerusakan jalan yang kian memprihatinkan, khususnya di wilayah Marina, yang dinilai tidak lepas dari dampak kegiatan proyek pengembangan perumahan.
Kerusakan jalan di wilayah Marina, terutama di depan Perumahan Edelweis, disebabkan oleh lalu lintas kendaraan proyek yang hilir-mudik. ”Kegiatan ini merusak jalan, sehingga perlu perhatian serius dari pengembang untuk berkontribusi memperbaikinya,” ujar Syamsudin dalam keterangannya.
Sebanyak 10 perusahaan pengembang telah disurati dan diundang untuk membahas solusi terhadap permasalahan ini. Syamsudin meminta mereka turut serta dalam perbaikan jalan maupun normalisasi drainase yang terdampak oleh proyek mereka. ”Kita minta pengembang untuk mendukung proyek perbaikan jalan dan drainase agar masalah ini cepat teratasi,” tambahnya.
Untuk wilayah Marina, terdapat dua prioritas utama yang harus segera diselesaikan. Prioritas pertama adalah perbaikan jalan rusak di depan Perumahan Edelweis sepanjang 300 meter. Jalan tersebut telah diajukan untuk disemenisasi melalui program Pembangunan Sarana dan Prasarana Kelurahan (PSPK).
Prioritas kedua adalah normalisasi drainase di sekitar Kaveling Plus dan Seitemiang. Lurah Syamsudin menjelaskan bahwa alur sungai di wilayah tersebut telah menyempit akibat proyek pengembangan perumahan.
”Drainase yang tertutup dan alur sungai yang dipersempit harus segera dibersihkan oleh pengembang,” tegasnya.
Syamsudin menegaskan bahwa jika pengembang tidak menjalankan tanggung jawabnya, pihak kelurahan akan melibatkan dinas terkait untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. ”Kita akan tindak lanjuti masalah ini ke dinas yang berwenang agar dampaknya terhadap lingkungan dapat diminimalkan,” kata Syamsudin.
Program perbaikan jalan dan normalisasi drainase ini mendapatkan dukungan dari warga Marina. Hendrik, warga setempat, berharap permasalahan banjir dan kerusakan jalan segera ditangani, mengingat musim hujan yang berkepanjangan belakangan ini.
”Banjir dan jalan rusak ini sangat mengganggu aktivitas kami. Kami berharap pemerintah bersama pengembang dapat segera menyelesaikan masalah ini,” ungkap Hendrik.
Lurah Tanjungriau juga mengajak seluruh elemen masyarakat ikut memantau dan mendukung pelaksanaan program tersebut. ”Kita butuh kerja sama semua pihak agar lingkungan kita menjadi lebih baik dan aman dari banjir maupun kerusakan jalan,” pungkasnya.
Dengan komitmen pengembang dan pemerintah, diharapkan permasalahan infrastruktur di wilayah Marina dapat segera teratasi. Terutama dalam menciptakan lingkungan yang nyaman bagi warga.
Batu Miring Longsor dan Timpa Lori
Sementara itu, curah hujan yang tinggi membuat batu miring di Jalan Yos Sudarso, Baloi, longsor. Reruntuhan batu miring ini turun hingga ke badan jalan.
Kapolsek Lubuk Baja, Kompol Rangga Primazada, mengatakan, runtuhan bangunan lokasi hiburan Thrive tersebut sempat menimpa lori yang parkir. “Kemarin ada lori parkir (di tepi jalan) terkena runtuhan, dan sudah dievakuasi. Tidak ada korban jiwa,” ujarnya.
Ia menambahkan, runtuhan tersebut saat ini sedang diperbaiki menggunakan satu unit alat berat. “Yang perbaiki dari BP Batam,” katanya.
Dengan kejadian ini, Rangga mengimbau para pengendara untuk tetap waspada. Sebab, hukan deras dan angin kencang berpotensi besar terjadinya longsor dan pohon tumbang. “Tetap waspada dan hati-hati di jalan saat hujan,” ucapnya.
Sementara Febri, pengendara motor, mengaku lebih waspada saat melintas di Jalan Yos Sudarso. “Kalau hujan memang rawan. Banyak tebing dan pohon,” katanya.
Ia mengatakan bahwa di jalan ini juga pernah memakan korban jiwa saat hujan deras dan angin kencang. Saat itu, satu unit mobil tertimpa pohon.
“Beberapa tahun lalu ada pohon tumbang, dan orang di dalam mobil meninggal dunia,” ungkapnya. (***)
Reporter : RENGGA YULIANDRA, AZIS MAULANA, EUSEBIUS SARAa, YOFI YUHENDRI
Editor : RYAN AGUNG