Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Kegiatan makan bersama di pondok pesantren sudah lama berjalan. Meski begitu, pemerintah mene-gaskan bahwa program makan bergizi gratis (MBG) tetap dilaksanakan di pesantren.
Kepastian tersebut disampaikan Wakil Menteri Agama Romo HR Muhammad Syafi’i. Bahkan, Kemenag sudah mengeluarkan jadwal pemberian MBG. Perinciannya, MBG untuk jenjang PAUD Al-qur’an (PAUD-Qu) dan siswa kelas I–II satuan pendidikan muadalah (SPM), pendidikan diniyah formal (PDF), atau pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah (PKPPS) jenjang ula (setara SD/MI) diberikan pukul 08.00 waktu setempat.
Untuk peserta didik kelas III–VI SPM/PDF/PKPPS jenjang ula, paket MBG dibagikan pukul 09.30 waktu setempat. Terakhir, bagi peserta didik SPM/PDF/PKPPS jenjang wustha (setara SMP/MTS) dan ulya (setara SMA/MA), MBG dibagikan pukul 12.00 waktu setempat. Dengan pengaturan tersebut, diharapkan dapur MBG pesantren mempunyai waktu yang cukup untuk persiapan, pengolahan, penyajian, hingga distribusi.
Romo mengatakan, program MBG di pesantren bertujuan memberikan asupan gizi bagi santri dan masyarakat sekitar. “Saya bersama direktur jenderal Pendidikan Islam Kemenag sudah bertemu dengan kepala Badan Gizi Nasional,” jelas Romo, Sabtu (11/1). Kedua lembaga membuat kesepakatan untuk program MBG bagi siswa di pesantren. Mulai PAUD, sekolah dasar, sekolah menengah, ibu hamil, hingga ibu menyusui.
“Kami mencanangkan ada 1.500 dapur (untuk MBG di pesantren),” tuturnya. Satu dapur bisa menyediakan paket makanan untuk 3.000 orang. Dapur itu nanti dipusatkan di sejumlah pesantren di Indonesia.
Romo membuat ilustrasi, misalnya santri di sebuah pesantren 1.000 orang, yang dimasak tetap 3.000 porsi. Sisanya yang berjumlah 2.000 porsi akan didistribusikan kepada yang berhak meneri-manya di radius 3 km dari pesantren tempat dapur MBG.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag telah menerbitkan Surat Edaran (SE) 10/2024 tentang panduan makan bergizi gratis di lingkungan pesantren. Pimpinan pesantren diimbau melaksana-kan program MBG sebagai langkah strategis meningkatkan kualitas pendidikan. Baik dari segi kesehatan maupun moral peserta didik.
Sementara itu, Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh menyambut baik pelaksanaan MBG sebagai realisasi janji kampanye Prabowo-Gibran. Dia mengatakan, meski membutuhkan anggaran besar, kecepatan realisasi program itu menunjukkan keseriusan Prabowo dalam mewujudkan janji kampanyenya.
Niam menegaskan, salah satu tugas utama negara adalah menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi masyarakat secara merata. ’’Program MBG ini bagian dari kepastian bahwa negara hadir menjalankan fungsinya secara optimal,’’ ujarnya. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO