Buka konten ini
Hampir sebulan, program andalan Presiden Prabowo Subianto, Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan di Kota Batam. Uji coba pelaksanaan program MBG baru dilaksanakan di Kecamatan Bengkong. Itupun belum seluruh sekolah. Lalu, apa saja kendala dalam pelaksanaan progam MBG di Batam?
Pemerintah Kota (Pemko) Batam terus berupaya memperluas akses makanan bergizi bagi siswa melalui pembangunan dapur umum atau Satuan Pelayanan MG (SPMG). Saat ini, baru satu dapur umum yang beroperasi di Batam, karena hanya satu yang memenuhi persyaratan dari Badan Gizi Nasional (BGN).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Tri Wahyu Rubianto, menjelaskan bahwa dapur yang beroperasi sepenuhnya dikendalikan oleh BGN melalui Satuan Pelayanan Pengelola Gizi (SPPG). Hingga kini, di Batam hanya terdapat dua kepala SPPG, yaitu di SPPG Makodim yang dimiliki oleh BGN dan SPPG di Bengkong Laut yang dikelola oleh mitra BGN.
“Untuk saat ini, memang baru satu dapur yang beroperasi karena hanya satu yang memenuhi persyaratan BGN, yakni SPPG di Bengkong Laut. Namun, kami telah mengusulkan sembilan titik lahan ke BGN melalui Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, yang nantinya akan diverifikasi sebelum dapat dibangun menjadi dapur umum,” ujar Tri Wahyu, Rabu (5/2).
Ia menjelaskan, setiap titik lahan yang diusulkan diharapkan dapat menampung dua unit dapur. Namun, jumlah tersebut masih perlu disesuaikan dengan kebutuhan, karena kapasitas satu dapur maksimal hanya dapat melayani 3.500 siswa.
“Jadi, tidak bisa langsung dua unit per titik. Harus disesuaikan dengan jumlah penerima manfaat dan ketentuan yang berlaku,” jelasnya.
Pemko Batam menargetkan minimal 20 dapur umum dapat beroperasi pada tahun 2025. Target ini dihitung berdasarkan kebutuhan untuk melayani sekitar 57 ribu siswa atau 19 persen dari total penerima manfaat program yang mencapai 213.700 siswa dari 959 sekolah negeri dan swasta di Kota Batam.
“Untuk mendukung percepatan pembangunan dapur umum, kami juga mengusulkan agar UMKM dapat diberdayakan sebagai mitra. Dengan begitu, program ini tidak hanya mendukung pemenuhan gizi siswa, tetapi juga membantu perekonomian masya-rakat,” kata Tri Wahyu.
Meski Pemko Batam berperan dalam menyiapkan lahan dan koordinasi, operasional dapur sepenuhnya merupakan kewenangan BGN, termasuk pendanaannya yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Operasional dapur dikelola langsung oleh BGN, sedangkan pemerintah daerah hanya menyiapkan dana pendamping. Kami telah mengalokasikan Rp68 miliar dalam APBD 2025 sebagai dana pendamping, tetapi penggunaannya tetap menunggu arahan dari BGN,” jelasnya.
Tri Wahyu menambahkan bahwa untuk mempercepat realisasi dapur umum, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan kepala satuan SPPG di Batam. Sebab, pembangunan dapur harus memenuhi berbagai persyaratan teknis yang ditetapkan oleh BGN.
Keberadaan dapur ini diharapkan dapat meningkatkan asupan gizi bagi siswa, sekaligus mendukung program ketahanan pangan di daerah.
Program MBG sendiri di Batam telah dimulai Senin (13/1) lalu. Sebanyak 3.294 siswa dari empat sekolah di Kecamatan Bengkong, yaitu SDN 003, SDN 006, SDN 010 Bengkong, dan SMPN 30 Batam di Bengkong Sadai telah menerima makanan bergizi yang didistribusikan melalui tiga trip sesuai jadwal di masing-masing sekolah.
Program ini direncanakan berlangsung lima kali dalam seminggu, dari Senin hingga Jumat. Saat ini, terdapat lima dapur yang telah siap beroperasi, terdiri dari satu dapur milik BGN dan empat dapur milik mitra swasta.
”Dari lima dapur tersebut, baru satu dapur di Bengkong menjadi lokasi utama untuk distribusi perdana ini, mengingat fasilitasnya telah memenuhi standar operasional yang ditetapkan,” tuturnya.
Tahapan berikutnya adalah memastikan dapur-dapur lainnya dapat segera memenuhi standar BGN agar program ini dapat diperluas ke sekolah-sekolah terdekat.
Tri Wahyu berharap program ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek berupa pemenuhan kebutuhan gizi harian, tetapi juga membantu perkembangan fisik dan mental siswa dalam jangka panjang.
”Program ini menjadi salah satu bentuk komitmen kami untuk mendukung generasi penerus yang lebih sehat dan cerdas,” tutupnya.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kodim 0316/Batam, Widia Aprilia, sebelumnya menyatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait pelaksanaan program ini. Namun, untuk informasi lebih lanjut, Widia meminta untuk menghubungi Biro Komunikasi Kepresidenan atau Biro Komunikasi BGN Pusat.
”Untuk wawancara silahkan hubungi biro Komunikasi Kepresidenan atau biro komunikasi di BGN Pusat terlebih dahulu, terimakasih,” ujar Widia.
Kepala SDN 010 Bengkong Laut, Ahmad Sudianto, menyampaikan bahwa program MBG sangat membantu siswa. Sejak uji coba Januari 2025, jadwal makan tetap berjalan lancar, dan sebagian besar siswa menghabiskan makanan mereka.
”Menu yang disajikan cukup disukai siswa. Namun, sempat ada laporan mengenai aroma makanan yang kurang sedap. Setelah ditelusuri, itu bukan karena basi, melainkan karena makanan masih panas saat ditutup. Guru juga sudah mencicipi dan memastikan makanan tetap dalam kondisi fresh,” jelasnya.
Di SDN 010 Bengkong Laut, pembagian makan dilakukan dalam tiga sesi. Kelas 1: pukul 09.15 Kelas 4, 5, dan 6: pukul 10.40 , Kelas 2 dan 3: pukul 12.30, sebelum sesi belajar siang pukul 13.00.
Kehadiran MBG juga berdampak pada kantin sekolah. Karena siswa sudah kenyang, mereka cenderung mengurangi jajan. Namun, kantin tetap beroperasi dengan menyediakan jajanan ringan sebagai pelengkap.
Salah satu siswa kelas 6, Letius, mengatakan bahwa menu yang disajikan cukup bervariasi setiap harinya. ”Kadang nasi, ayam, telur dan yang lainnya. Tapi susu nggak setiap hari. Maunya ayamnya lebih enak, dagingnya lebih empuk,” ujarnya.
Meski sudah mendapat makanan bergizi dari sekolah, Letius dan temannya, Joshua, mengaku tetap jajan, meskipun dalam jumlah yang lebih sedikit. Menu yang disajikan meliputi nasi dengan lauk berprotein, sayuran, serta buah-buahan segar. Dapur umum ini memiliki kapasitas produksi maksimal hingga 3.500 porsi per hari.
Proses memasak diawasi secara ketat untuk memastikan setiap porsi memenuhi standar gizi yang ditetapkan. Selain itu, distribusi makanan ke sekolah-sekolah dilakukan dengan kendaraan khusus yang menjaga suhu dan kebersihan makanan hingga sampai ke tangan siswa.
Para siswa penerima manfaat program ini mengaku senang dan antusias dengan menu yang disajikan. Mereka merasa terbantu dengan program ini, terutama bagi yang sebelumnya tidak sempat sarapan di rumah.
Orangtua siswa juga menyambut baik inisiatif ini karena membantu memastikan anak-anak mereka mendapatkan asupan gizi yang baik selama di sekolah. Dengan kapasitas dan fasilitas yang memadai, dapur umum MBG dapat terus mendukung peningkatan gizi dan kesehatan siswa di Batam.
Ketua DPRD Kota Batam, Kamaluddin, menyatakan optimisme dan dukungannya terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa di Kota Batam. Program yang digagas oleh Presiden RI, Prabowo Subianto, ini diharapkan dapat mencetak generasi tangguh melalui asupan makanan bergizi yang terencana dengan baik.
“Kami meyakini bahwa tujuan dari program ini adalah untuk memastikan para pelajar di Batam mendapatkan nutrisi yang cukup sehingga mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat dan tangguh,” ujar Kamaluddin.
Ia menambahkan bahwa program ini merupakan inisiatif baru yang membutuhkan persiapan matang dan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, daerah, dan instansi terkait. “Kami dari DPRD Batam akan mendukung sepenuhnya pelaksanaan program ini. Pemerintah Kota Batam, khususnya Dinas Pendidikan, harus memastikan semua rencana berjalan sesuai target,” katanya.
Saat ini, Kamaluddin menyebutkan bahwa dapur umum untuk pelaksanaan program MBG baru tersedia di Kecamatan Bengkong. Namun, ia meyakini bahwa perencanaan telah dirancang untuk menjangkau semua kecamatan di Kota Batam.
“Untuk tahap awal, memang baru ada di Bengkong. Tapi ke depannya, program ini akan diperluas ke seluruh kecamatan. Kami meminta masyarakat bersabar hingga program ini benar-benar siap diterapkan secara merata,” jelas Kamaluddin.
DPRD Batam, lanjutnya, memiliki tanggung jawab untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program MBG. Ia memastikan pihaknya akan terus mengawal jalannya program ini agar berjalan sesuai harapan dan memberikan dampak positif bagi para siswa di Batam.
“Kami akan terus memantau dan mengevaluasi perkembangan program ini. Harapannya, program ini benar-benar memberikan manfaat bagi siswa, baik dari sisi kesehatan maupun pendidikan,” ujarnya.
Menerapkan Sistem Prasmanan
Di lain pihak, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Batam tengah melakukan pendataan jumlah siswa di madrasah dan pesantren sebagai calon penerima program MBG.
Kepala Kemenag Kota Batam, Zulkarnain Umar, mengatakan bahwa pendataan ini dilakukan agar program dapat berjalan tepat sasaran dan merata di seluruh lembaga pendidikan di bawah naungan Kemenag. ”Saat ini kami masih melakukan pendataan jumlah pelajar di setiap madrasah dan pesantren agar program MBG ini tepat sasaran dan merata,” ujar Zulkarnain.
Pendataan ini merujuk pada Surat Edaran (SE) Nomor 10 Tahun 2024 dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kemenag. SE tersebut memberikan panduan pelaksanaan MBG, termasuk mekanisme distribusi makanan dan tujuan pembentukan karakter siswa.
”Program ini tidak hanya memastikan pemenuhan gizi bagi siswa, tetapi juga melatih kedisiplinan mereka, seperti kebiasaan berdoa sebelum makan dan mengantre dengan tertib,” tambahnya.
Program MBG akan menerapkan sistem prasmanan dimana siswa diajarkan untuk mengambil makanan secukupnya, mengantre dengan tertib, dan menghormati sesama. Mereka juga diwajibkan membawa peralatan makan sendiri serta mencucinya setelah digunakan.
”Dalam pelaksanaan program ini, dapur umum juga akan melibatkan BGN (Badan Gizi Nasional),” jelas Zulkarnain.
Selain memenuhi kebutuhan gizi, program ini diharapkan dapat menjadi sarana edukasi bagi siswa mengenai pentingnya pola makan sehat dan bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan sekitar. Kemenag berharap program MBG dapat memberikan manfaat besar bagi siswa di pesantren dan madrasah, baik dalam aspek kesehatan maupun pembentukan karakter.
”Kami berharap program ini bisa membantu siswa mendapatkan asupan gizi yang baik, sekaligus melatih mereka untuk hidup disiplin, mandiri, dan peduli terhadap kebersihan,” kata Zulkarnain. Ke depan, Kemenag Kota Batam bersama pihak madrasah dan pesantren akan terus memantau pelaksanaan MBG agar manfaatnya dapat dirasakan secara optimal oleh seluruh siswa.
Sejumlah sekolah dasar di Kota Batam yang belum mendapatkan MBG ini menyambut baik rencana penerapan program tersebut. Kepala SDN 08 Sagulung, Sarino, mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada arahan resmi terkait program tersebut. Namun, pihak sekolah menyambut positif inisiatif ini demi peningkatan gizi anak-anak.
”Untuk sementara belum ada arahan, tapi kita sambut baik untuk kebaikan anak-anak. Kita sangat mendukung. Kita sudah siapkan tempat transitnya jika program ini diterapkan di sekolah kita ini,” ujar Sarino.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala SDN 013 Sekupang di Marina, Musarman. Ia menyebut bahwa pihak sekolah menantikan penerapan program ini dan telah melakukan persiapan awal agar program bisa berjalan dengan baik.
Secara umum, masyarakat di Batuaji dan Sagulung menyambut program ini dengan antusias. Banyak keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah yang berharap program ini dapat segera terealisasi karena asupan gizi bagi anak-anak sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Antusiasme juga datang dari para orangtua siswa. Marta, salah satu wali murid di Sagulung, mengatakan bahwa program ini sangat membantu terutama bagi keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi. Ia berharap agar program ini segera direalisasikan sehingga anak-anak bisa mendapatkan makanan bergizi secara rutin. (***)
Reporter : Rengga Yuliandra – Eusebius Sara – Arjuna – Azis Maulana
Editor : RYAN AGUNG