Buka konten ini
Kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang memangkas anggaran perjalanan dinas pemerintah melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD 2025 mulai memicu kekhawatiran di Kota Batam. Sejumlah pelaku industri perhotelan di daerah memperkirakan dampak domino yang berpotensi mengurangi pendapatan, tenaga kerja, serta Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kepri, Yeyen Heryawan, mengatakan bahwa dampak kebijakan ini kemungkinan besar akan mulai terasa pada bulan Maret, ketika biasanya banyak acara pemerintah berlangsung. “Sedikit berdampak sekarang, tetapi biasanya kegiatan pemerintah dimulai bulan Maret. Itu pun hanya akan berpengaruh pada hotel yang memang mengandalkan segmen pasar pemerintahan,” kata dia, Selasa (4/2).
Meski begitu, ia menyebut potensi efek domino tetap nyata. Jika anggaran acara dan perjalanan dinas dipangkas hingga 50 persen, pendapatan hotel akan menurun drastis.
”Kondisi ini berpotensi memicu pengurangan tenaga kerja harian di sektor perhotelan serta penurunan kontribusi PAD dari sektor pariwisata,” ujar Yeyen.
Sementara itu, Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani, turut mengkritik kebijakan pemangkasan anggaran tersebut. Menurutnya, selama ini kegiatan pemerintah di hotel dan restoran menjadi salah satu penggerak utama ekonomi daerah, termasuk di kota-kota pariwisata seperti Batam.
”Harapan kita kebijakan ini bisa ditinjau lagi karena kegiatan pemerintah di hotel dan restoran menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya.
Kebijakan efisiensi anggaran yang dirancang untuk menghemat hingga Rp306,69 triliun, termasuk pemangkasan Rp256,1 triliun dari belanja kementerian dan lembaga, telah menuai berbagai respons dari pelaku ekonomi.
Presiden Prabowo sebelumnya menyatakan bahwa penghematan ini bertujuan untuk memprioritaskan program strategis, seperti perbaikan gedung-gedung sekolah yang rusak.
Terkait kunjungan wisatawan, Kota Batam terus menunjukkan pertumbuhan sektor pariwisata dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, sebanyak 1.326.831 wisman tercatat berkunjung ke Batam, meningkat dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 1.193.931 wisatawan.
Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin, menyebutkan peningkatan signifikan terjadi pada akhir tahun. “Dari data BPS, kunjungan wisman mengalami lonjakan pada bulan Desember sebanyak 159.982 orang dibandingkan November yang hanya 112.641 orang,” ujarnya, Selasa (4/2).
Melihat tren positif ini, Pemerintah Kota Batam menargetkan 1,7 juta kunjungan wisman pada tahun 2025. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan memperkuat promosi pariwisata dengan meluncurkan kalender wisata 2025 serta menyelenggarakan berbagai event menarik.
Selain itu, peningkatan jumlah wisatawan juga berkontribusi terhadap PAD. Badan Pendapatan Daerah Kota Batam menargetkan pendapatan dari pajak perhotelan sebesar Rp163 miliar pada 2025, meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp157 miliar.
Dengan berbagai langkah strategis ini, Batam optimistis dapat mencapai target 1,7 juta kunjungan wisman pada 2025 serta memperkuat posisinya sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia.
Melintasi Garis Khatulistiwa di Nongsa Neptune Regatta 12
Sempat tertunda akibat pandemi Covid-19 dan pemilihan presiden, ajang balap yacht internasional Nongsa Neptune Regatta sukses digelar, beberapa waktu lalu.
“Kompetisi yang sudah memasuki edisi ke-12 ini diselenggarakan oleh Nongsa Resorts di bawah kendali Nongsa Point Marina & Resort, Batam,” kata Manajer Marina Nongsa Point Marina, Prakash, Selasa (4/2).
Sebanyak 10 kapal yacht dari berbagai negara ikut serta dalam perlombaan ini, termasuk kapal Four Friend, Salty, dan Sea Dreamer. Mereka akan menempuh rute menantang yang melintasi sejumlah wilayah di Kepulauan Riau, mulai dari Nongsa Point Marina & Resort, Batam, menuju kawasan Pulau Riau di Bintan, hingga ke Pulau Sikeling, Desa Batu Belubang, Kabupaten Lingga.
Ia menuturkan bahwa ajang ini memiliki keunikan tersendiri karena menjadi satu-satunya perlombaan regatta di dunia yang melintasi garis khatulistiwa. ”Ini adalah daya tarik utama kami. Para peserta harus melewati garis khatulistiwa dalam rute perlombaan. Bahkan, ada tradisi unik bagi pelaut yang pertama kali melintasi garis ini,” ujarnya.
Ia menambahkan, selain tantangan navigasi, peserta juga menikmati pengalaman berlayar ke berbagai pulau di Kepulauan Riau. ”Cuaca sangat mendukung tahun ini. Kami mengunjungi pulau-pulau dan juga mengadakan bakti sosial di Desa Batu Belubang,” tambahnya.
Selain berkompetisi, para peserta regatta juga melakukan kegiatan sosial di Pulau Batu Belubang. Mereka mendonasikan tas sekolah, buku, alat tulis untuk pelajar, serta kacamata bagi lansia.
Direktur Nongsa Resorts, Gerald A. Hendrick, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen menjaga kualitas ajang ini agar terus menjadi daya tarik wisata bahari bagi Kepulauan Riau dan Indonesia. ”Kami adalah satu-satunya marina yang menyelenggarakan ajang bahari yang melintasi lintas kabupaten dan kota,” ujarnya.
Menurutnya, penyelenggaraan Nongsa Neptune Regatta membutuhkan dukungan dari banyak pihak, mulai dari pemerintah pusat, daerah, provinsi, kabupaten, hingga tingkat desa. Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau, Guntur Sakti, mengapresiasi konsistensi Nongsa Resorts dalam mengembangkan wisata bahari melalui ajang ini.
”Pemerintah akan berkoordinasi dengan kabupaten dan kota agar bisa bersinergi dalam pengembangan wisata bahari,” ujarnya.
Dengan dukungan berbagai pihak, Nongsa Neptune Regatta diharapkan terus berkembang dan menjadi ajang bergengsi yang memperkenalkan Kepulauan Riau sebagai destinasi wisata bahari kelas dunia. (***)
Reporter : Azis Maulana – Arjuna
Editor : RYAN AGUNG