Buka konten ini
Momen tahun baru Imlek, selalu dirayakan dengan meriah bagi warga Tionghoa yang ada di dunia. Salah satunya, tradisi makan bersama keluarga di saat pergantian tahun baru Imlek. Menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya, terutama keluarga yang berada dirantau untuk kumpul bersama keluarga. Tradisi makan bersama saat tahun baru Imlek, selalu dinanti-nanti oleh warga Tionghoa. Tradisi ini sebagai ucapan syukur. Dimana, tradisi makan bersama keluarga tersebut memiliki makna khusus oleh warga Tionghoa yang selama ini dilaksanakan menjelang pergantian tahun baru imlek.
Agustyawarman salah satu tokoh warga Tionghoa Karimun menuturkan, bahwa keluarganya memiliki keluarga besar yang cukup ramai dan memiliki saudara-saudara yang berada di luar Karimun. Sehingga, momen makan bersama tersebut selalu dinanti disaat malam tahun baru Imlek, dimana makna kumpul makan bersama saat pergantian tahun baru imlek.
Makna tersebut dalam budaya Tionghoa, bukan hanya sekedar makan bersama, dengan menikmati hidangan. Akan tetapi, momen untuk mempererat hubungan keluarga, teman dan orang terdekat.
”Makan bersama ini, memang sudah menjadi tradisi kita, agar bisa menjadi contoh bagi generasi muda. Bahwa, apapun jabatan anak muda yang sudah berkarir, baik itu menjadi pengusaha sukses, mempunyai jabatan di perusahaan dan sebagainya wajib harus menghargai yang lebih tua,’’ kata Awan panggilan akrabnya, Jumat (31/1).
Dalam makan bersama dengan keluarga besar tersebut, selain memberikan contoh kepada generasi muda juga sebagai lambang kebersamaan, keberuntungan dan kesejahteraan. Sambil menikmati makanan yang telah dihidangkan oleh keluarga, seperti ikan, hot pot dan sebagainya.
Selain itu juga ada kue keranjang yang selalu wajib dihidangkan di meja makan, maupun meja tamu tidak kalah pentingnya. Dimana kue keranjang tersebut juga memiliki makna simbolis, seperti harapan untuk kelimpahan, kemakmuran dan kehidupan yang panjang.
”Nah, kue keranjang juga sebagai tradisi yang mencerminkan rasa syukur dan harapan baik untuk tahun yang akan datang,’’ tuturnya.
Di tahun baru Imlek 2025 ini, yaitu shio Ular dengan elemen kayu yang membawa pesan cukup mendalam tentang transformasi, kreativitas dan kebijaksanaan. Dalam budaya Tionghoa, ular melambangkan kecerdikan dan intuisi.
Sedangkan, elemen Kayu sendiri untuk melengkapi dengan kekuatan pertumbuhan dan harmoni. Sehingga, kombinasi shio ular kayu dipercaya atau melambangkan peluang baru dan sekaligus tantangan yang membutuhkan ketenangan dalam mengambil keputusan.
Dengan demikian, perayaan tahun baru Imlek ini bisa disebut sebagai momen untuk merefleksikan perjalanan hidup, menggali kebijaksanaan dari pengalaman masa lalu dan membuka diri terhadap kemungkinan baru.
”Melalui energi ular kayu yang mengedepankan kebijaksanaan, pertumbuhan dan keharmonisan untuk membawa harapan baru bagi setiap individu dan masyarakat. Saya ucapkan Gong Xi Fa Cai,’’ tutupnya. (***)
Reporter : TRI HARYONO
Editor : IMAN WACHYUDI